RadarBali.com – Logistik terutama beras untuk kebutuhan para pengungsi mulai cekak. Di Posko Induk Tanah Ampo Manggis kemarin, stok beras tinggal 1 ton.
Jumlah itu tergolong sangat minim. Karena per hari kebutuhan beras untuk para pengungsi mencapai 20 ton.
“Kita sudah kirim ke desa-desa sebesar 11 ton,” ujar Kadis Sosial Karangasem Ketut Puspa Kumari kemarin.
Sekalipun stok atau cadangan sedikit, namun pihaknya optimis tidak akan kehabisan logistik. Ini karena stok yang ada di masing-masing posko di desa masih ada.
Daerah luar Karangasem yang sudah sempat mengambil logistik di Posko Induk Tanah Ampo adalah Singaraja untuk pengungsi disana.
“Untuk daerah lain belum ada,” katanya. Diakui Ketut Puspa Kumari, untuk cadangan beras provinsi sebesar 200 ton sudah habis.
Karena itu pihaknya berupaya mengamprah cadangan beras nasional dari Kementerian Sosial. Amprah dilakukan melalui Provinsi Bali.
Hanya saja, amprah tersebut belum diteruskan gubernur ke kementerian karena gubernur minta data pengungsi by name by address.
Selama data itu belum keluar, gubernur belum bisa melakukan amprah ke kementerian. “Gubernur minta nama – nama pengungsi sehingga bisa dilakukan amprah,” ujarnya.
Data pengusngi sendiri sekarang ini tengah dikerjakan Dinas Capil Karangasem. Selain beras, sayur-sayuran dan bumbu masak stoknya mulai menipis.
“Telur, mie, dan gula, juga mulai berkurang,” beber Kadis Sosial Karangasem Ketut Puspa Kumari.