25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:24 AM WIB

Saat Persiapan Menguburkan Sang Ibu, Putranya Bertanya: Kok Ramai?

Putu Kevin Rumansa sungguh beruntung. Bocah 9 tahun itu selamat dari kecelakaan sepeda motor. Ibu dan neneknya meninggal. Sang nenek jasadnya ditemukan di lokasi kejadian saat peristiwa terjadi. Jasad ibunya sempat hilang. Dan ditemukan tinggal potongan tubuh tanpa kepala sebulan kemudian.

 

IB INDRA PRASETIA, Tabanan

 

USIA Kevin memang masih sangat muda. Belum waktunya pula mengetahui banyak hal. Termasuk kematian, dan misteri yang menyelubunginya.

 

Saat potongan tubuh di Apit Beji Banjar Dukuh Griya, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Rabu (28/4) sekitar pukul 13.20 ditemukan, ia tetap biasa saja. Padahal, itu diyakini banyak anggota keluarganya sebagai potongan tubuh Komang Ayu Ardani. Ibundanya. Namun tanpa kepala.

 

Setelah dievakuasi, potongan tubuh yang sudah tidak lengkap yakni tanpa kepala dan telapak tangan serta kaki itu langsung dibawa ke RS Ari Canti. Pihak keluarga pun langsung melakukan upacara Pengulapan dan Ngaturang Pejati di lokasi penemuan.

 

Dan pada Kamis (29/4), keluarga menggelar proses penguburan. Untuk sampai pada penguburan, ada banyak persiapan. Terutama banten. Sehingga, rumah menjadi ramai.

 

Saat di rumah sibuk menyiapkan sarana upacara, Putu Kevin seperti pada anak sebayanya. Ingin tahu segala hal. Ia sempat bertanya kepada ayahnya.

 

“Anaknya kemarin bertanya. ‘Kok banyak buat banten dan ramai di rumah, Pak?’ Tapi jawaban dari keluarga Nak sing ngudiang (tidak ngapa-ngapain, Red),” ujar kakak ipar korban, I Wayan Rata, yang juga paman Kevin.

 

Putu Kevin yang selamat dari maut sempat bercerita kepada Rata. Saat kejadian, Kevin sempat mendengar suara yang meminta dia agar memegang pohon dengan erat. Sehingga tidak dihanyutkan arus sungai.

 

“Kevin bilang dia dengar suara Kevin, Kevin, tekekang ngisi punyan kayune, de bareng nugtug mai (Kevin pegang pohon itu dengan kuat, jangan ikut ke sini, Red). Dan syukur Kevin selamat, tapi nenek dan ibunya tidak selamat,” jelasnya.

 

 

Terkait musibah yang menimpa satu keluarga itu, pihak keluarga belum sempat nunasin ke “orang pintar” (paranormal). Yang terpenting saat ini, kata dia, pihak keluarga tengah fokus melakukan upacara terhadap kerangka tubuh korban.

 

Lebih lanjut dirinya mengatakan jika kondisi psikologis suami korban I Kadek Sumansa dan sang anak yang ikut dalam kecelakaan lalu lintas itu, Putu Kevin, kini dalam kondisi baik.

 

“Mungkin anaknya sudah tahu (ibunya meninggal dunia, red), tapi saya tidak mempertanyakan itu kepada keponakan saya, agar dia tidak syok,” imbuh Sumirat.

 

Sebagaimana berita sebelumnya, cerita ini bermula saat Komang Ayu Ardani, yang merupakan warga Desa Siangan, Kecamatan Gianyar mengendarai Honda Vario pada 18 Maret lalu. Dia membonceng putranya, Putu Kevin Rumansa dan mertuanya, Ni Ketut Rindit.

 

Komang Ayu Ardani, usai menjemput Rindit melewati Jalan Gunung Sari, Desa Petulu, Kecamatan Ubud. Tiba di jembatan Laplapan, Desa Petulu, kondisi jalan menurun dan gelap.

 

Motor dan tiga korban nyelonong ke bawah jembatan. Saat kejadian, Putu Kevin ditemukan selamat karena pegangan di akar pohon. Sedangkan, Rindit ditemukan meninggal dunia. Sedangkan, Komang Ayu tidak ditemukan hingga sebulan.

 

Akhirnya, suami korban bersama relawan yang melakukan pencarian menemukan kerangka tubuh korban di apit Beji Banjar Dukuh Griya, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Rabu (28/4) sekitar pukul 13.20.

 

Setelah dievakuasi kerangka tubuh yang sudah tidak lengkap yakni tanpa kepala dan telapak tangan serta kaki itu langsung dibawa ke RS Ari Canti. Pihak keluarga pun langsung melakukan upacara Pengulapan dan Ngaturang Pejati di lokasi penemuan.

 

Putu Kevin Rumansa sungguh beruntung. Bocah 9 tahun itu selamat dari kecelakaan sepeda motor. Ibu dan neneknya meninggal. Sang nenek jasadnya ditemukan di lokasi kejadian saat peristiwa terjadi. Jasad ibunya sempat hilang. Dan ditemukan tinggal potongan tubuh tanpa kepala sebulan kemudian.

 

IB INDRA PRASETIA, Tabanan

 

USIA Kevin memang masih sangat muda. Belum waktunya pula mengetahui banyak hal. Termasuk kematian, dan misteri yang menyelubunginya.

 

Saat potongan tubuh di Apit Beji Banjar Dukuh Griya, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Rabu (28/4) sekitar pukul 13.20 ditemukan, ia tetap biasa saja. Padahal, itu diyakini banyak anggota keluarganya sebagai potongan tubuh Komang Ayu Ardani. Ibundanya. Namun tanpa kepala.

 

Setelah dievakuasi, potongan tubuh yang sudah tidak lengkap yakni tanpa kepala dan telapak tangan serta kaki itu langsung dibawa ke RS Ari Canti. Pihak keluarga pun langsung melakukan upacara Pengulapan dan Ngaturang Pejati di lokasi penemuan.

 

Dan pada Kamis (29/4), keluarga menggelar proses penguburan. Untuk sampai pada penguburan, ada banyak persiapan. Terutama banten. Sehingga, rumah menjadi ramai.

 

Saat di rumah sibuk menyiapkan sarana upacara, Putu Kevin seperti pada anak sebayanya. Ingin tahu segala hal. Ia sempat bertanya kepada ayahnya.

 

“Anaknya kemarin bertanya. ‘Kok banyak buat banten dan ramai di rumah, Pak?’ Tapi jawaban dari keluarga Nak sing ngudiang (tidak ngapa-ngapain, Red),” ujar kakak ipar korban, I Wayan Rata, yang juga paman Kevin.

 

Putu Kevin yang selamat dari maut sempat bercerita kepada Rata. Saat kejadian, Kevin sempat mendengar suara yang meminta dia agar memegang pohon dengan erat. Sehingga tidak dihanyutkan arus sungai.

 

“Kevin bilang dia dengar suara Kevin, Kevin, tekekang ngisi punyan kayune, de bareng nugtug mai (Kevin pegang pohon itu dengan kuat, jangan ikut ke sini, Red). Dan syukur Kevin selamat, tapi nenek dan ibunya tidak selamat,” jelasnya.

 

 

Terkait musibah yang menimpa satu keluarga itu, pihak keluarga belum sempat nunasin ke “orang pintar” (paranormal). Yang terpenting saat ini, kata dia, pihak keluarga tengah fokus melakukan upacara terhadap kerangka tubuh korban.

 

Lebih lanjut dirinya mengatakan jika kondisi psikologis suami korban I Kadek Sumansa dan sang anak yang ikut dalam kecelakaan lalu lintas itu, Putu Kevin, kini dalam kondisi baik.

 

“Mungkin anaknya sudah tahu (ibunya meninggal dunia, red), tapi saya tidak mempertanyakan itu kepada keponakan saya, agar dia tidak syok,” imbuh Sumirat.

 

Sebagaimana berita sebelumnya, cerita ini bermula saat Komang Ayu Ardani, yang merupakan warga Desa Siangan, Kecamatan Gianyar mengendarai Honda Vario pada 18 Maret lalu. Dia membonceng putranya, Putu Kevin Rumansa dan mertuanya, Ni Ketut Rindit.

 

Komang Ayu Ardani, usai menjemput Rindit melewati Jalan Gunung Sari, Desa Petulu, Kecamatan Ubud. Tiba di jembatan Laplapan, Desa Petulu, kondisi jalan menurun dan gelap.

 

Motor dan tiga korban nyelonong ke bawah jembatan. Saat kejadian, Putu Kevin ditemukan selamat karena pegangan di akar pohon. Sedangkan, Rindit ditemukan meninggal dunia. Sedangkan, Komang Ayu tidak ditemukan hingga sebulan.

 

Akhirnya, suami korban bersama relawan yang melakukan pencarian menemukan kerangka tubuh korban di apit Beji Banjar Dukuh Griya, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Rabu (28/4) sekitar pukul 13.20.

 

Setelah dievakuasi kerangka tubuh yang sudah tidak lengkap yakni tanpa kepala dan telapak tangan serta kaki itu langsung dibawa ke RS Ari Canti. Pihak keluarga pun langsung melakukan upacara Pengulapan dan Ngaturang Pejati di lokasi penemuan.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/