NEGARA – Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) untuk tingkat SMA dan sederajat, diharapkan hanya satu gelombang.
Karena, apabila dibuka dua gelombang seperti tahun-tahun sebelumnya, akan menambah sekolah yang tutup karena tidak ada murid baru.
Hal tersebut diungkapkan ketua badan musyawarah perguruan swasta (BMPS) Jembrana I Ketut Udara Narayana.
Menurutnya, berdasar jumlah lulusan SMP dan daya tampung SMA dan SMK di Jembrana, terdapat lulusan SMP sebanyak 3913 siswa dan daya tampung SMA dan SMK 4858 siswa, untuk negeri 3204 dan swasta 1654.
Sehingga, untuk sekolah swasta di Jembrana masih ada sisa sekitar 702 siswa. Jadi, siswa yang tidak lulus seleksi di negeri, diharapkan masuk sekolah swasta yang jumlahnya 12 sekolah di Jembrana.
“Sisa dari pendaftar negeri ini, nantinya didistribusikan ke swasta,” jelasnya. Meski ada harapan mendapat siswa baru, masih ada kekhawatiran
dari swasta jika nantinya ada PPDB gelombang kedua SMA dan sederajat karena sekolah swasta bisa tidak ada murid baru.
“Seandainya ada gelombang kedua, hancurlah sekolah swasta,” tegasnya. Karena itu, sekolah swasta berharap tidak ada lagi PPDB gelombang kedua untuk SMA dan SMK di Jembrana.
Pihaknya akan tetap mengawal janji dari provinsi Bali yang sudah menyatakan tidak akan membuka gelombang kedua. Karena itu, swasta selanjutnya mengatur bagaimana 702 siswa tersebut masuk swasta di Jembrana.
Dampak dari aturan yang tidak memperhatikan swasta, di Jembrana sudah memakan korban satu SMK swasta tidak menerima lagi siswa baru sejak dua tahun lalu.
Saat ini hanya meluluskan satu angkatan lagi. “Kami harapkan tidak ada lagi sekolah swasta yang tutup,” terangnya.
Pihaknya berharap bantuan bos daerah yang dijanjikan pemerintah provinsi terealisasi sebesar Rp 900 ribu setiap anak per tahun, sehingga bisa mengurangi biaya sekolah yang dibebankan pada siswa.
Jadi, nantinya tidak ada lagi perbedaan antara sekolah swasta dan negeri.