GIANYAR – Keberadaan komunitas sampah Melangge di Desa Siangan, Kecamatan Gianyar, membuat masyarakatnya akrab memilah sampah organik maupun anorganik.
Sampah semacam botol ditampung di bank sampah Melangge. Aktivitas itu membuat Desa Siangan akan disupport dana ratusan juta untuk pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Reduce, Reuse, Reycle (TPS3R).
Konsultan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar, Ketut Suarnaya, menyatakan, produksi sampah di Desa Siangan mencapai 5,5 ton per hari.
“Dulu pengelolaan sampah dengan model kumpul, angkut, buang. Sekarang, metode itu sangat salah.
Kita harus kelola sampah di sumber,” ujar Suarnaya saat sosialisasi pengelolaan sampah 3R di Wantilan Desa Siangan.
Sampah anorganik yang terdiri dari botol bekas bisa dijual kembali. Tentunya masyarakatnya mendapat timbal balik.
“Sehingga yang nantinya dibawa ke landfill di TPA (Tempat Pembuangan Akhir, red) hanyalah residu,” jelasnya.
Uletnya masyarakat Siangan memilah sampah dilirik oleh Yayasan Bumi Sasmaya yang bekerja sama dengan DLH Gianyar.
Pihak Yayasan, Adiel Chrissetia, mengaku siap mewujudkan pembangunan fasilitas pengelolaan sampah.
“Tapi harus didukung masyarakat. Tanpa dukungan masyarakat di sini, tentu kami tak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala DLH Gianyar, Wayan Kujus Pawitra, menyatakan Yayasan siap membantu melakukan pendampingan dan pembiayaan pembangunan TPS3R sebesar Rp 500 juta.
“Dana ini untuk biaya bangunan, peralatan, kecuali pengadaan tanah,” jelasnya. Kata dia, konsep yang sudah dilakukan di Desa Siangan tinggal disempurnakan.
“Kami siap menguatkan semangat komunitas untuk mewujudkan Siangan bersih. Sesuai arahan pusat, untuk pengelolaan sampah skala desa,” pungkasnya.