29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:02 AM WIB

29 Tahun Berdiri, Desa Sayan Kumpulkan Mantan Kades, Ini Rencananya

GIANYAR – Desa Sayan, di Kecamatan Ubud, sudah berdiri sejak 29 tahun silam. Desa itu melakukan pemekaran dengan Desa Kedewatan.

Saat perayaan pemekaran, mantan perbekel atau kepala desa (kades) berkumpul di Kantor Desa Sayan kemarin.

Perbekel Sayan I Made Andika menyatakan, Desa Sayan mekar tepat hari Sumpah Pemuda, yakni 28 Oktober 1991.

Kali ini, perayaan di tengah pandemi tetap digelar. “Kemarin bertepatan juga dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda kami merayakan hari jadi Desa Sayan

penuh makna dan sederhana. Karena sudah 29 tahun sejak pemekaran (definitif) dari Desa Kedewatan,” ujar I Made Andika kemarin.

Andika menyampaikan, usia desa tergolong muda. Ke depan, desa diharapkan punya arah dan tujuan pembangunan yang jelas.

“Bukan hanya visi dan misi para pemimpinnya, tetapi peran serta masyarakat dan seluruh lapisan pendukung desa akan bisa mengarahkan Desa Sayan menuju masa keemasan.

Dumogi rahayu lan ngancan-ngancan rumaket (semoga selamat, dan semakin bisa bersatu satu sama lain, red),” pintanya.

Dalam perayaan tahun ini pihaknya sengaja menggelar potong tumpeng dan kue di halaman kantor desa. Lantaran pandemi, sehingga dirasa tepat digelar di luar ruangan.

Selain itu juga pelaksanaan dilakukan di ruang lingkup pengurus kantor desa saja, dan mengundang tiga perbekel yang menjabat terdahulu sebagai bahan pertimbangan maupun menerima masukan pada kepemimpinannya. 

“Kami sengaja undang lelingsir kami atau perbekel yang terdahulu menjabat di sini membangun pondasi Desa Sayan.

Tujuannya menerima saran maupun masukan dalam kegiatan yang ada sekarang ini, apanya yang kurang dan apanya yang harus diperbaiki.

Perbekel pertama paska pemekaran Desa Sayan dipimpin oleh Dewa Ngakan Nyoman Rauh, selanjutnya digantikan oleh Cokorda Gede Oka,

kemudian I Dewa Gede Agung dan baru saat ini saya sendiri I Made Andika dapat kesempatan  ngayah di desa,” tandasnya. 

Ditambahkannya, langkah itu sebagai menghormati para sesepuh terdahulu. “Yang jauh didekatkan, minta masukan,

Saran – saran supaya bisa mempelajari apa yang sudah dilakukan. Intinya mereka membuat pondasi Desa Sayan,” pungkasnya. 

GIANYAR – Desa Sayan, di Kecamatan Ubud, sudah berdiri sejak 29 tahun silam. Desa itu melakukan pemekaran dengan Desa Kedewatan.

Saat perayaan pemekaran, mantan perbekel atau kepala desa (kades) berkumpul di Kantor Desa Sayan kemarin.

Perbekel Sayan I Made Andika menyatakan, Desa Sayan mekar tepat hari Sumpah Pemuda, yakni 28 Oktober 1991.

Kali ini, perayaan di tengah pandemi tetap digelar. “Kemarin bertepatan juga dengan Peringatan Hari Sumpah Pemuda kami merayakan hari jadi Desa Sayan

penuh makna dan sederhana. Karena sudah 29 tahun sejak pemekaran (definitif) dari Desa Kedewatan,” ujar I Made Andika kemarin.

Andika menyampaikan, usia desa tergolong muda. Ke depan, desa diharapkan punya arah dan tujuan pembangunan yang jelas.

“Bukan hanya visi dan misi para pemimpinnya, tetapi peran serta masyarakat dan seluruh lapisan pendukung desa akan bisa mengarahkan Desa Sayan menuju masa keemasan.

Dumogi rahayu lan ngancan-ngancan rumaket (semoga selamat, dan semakin bisa bersatu satu sama lain, red),” pintanya.

Dalam perayaan tahun ini pihaknya sengaja menggelar potong tumpeng dan kue di halaman kantor desa. Lantaran pandemi, sehingga dirasa tepat digelar di luar ruangan.

Selain itu juga pelaksanaan dilakukan di ruang lingkup pengurus kantor desa saja, dan mengundang tiga perbekel yang menjabat terdahulu sebagai bahan pertimbangan maupun menerima masukan pada kepemimpinannya. 

“Kami sengaja undang lelingsir kami atau perbekel yang terdahulu menjabat di sini membangun pondasi Desa Sayan.

Tujuannya menerima saran maupun masukan dalam kegiatan yang ada sekarang ini, apanya yang kurang dan apanya yang harus diperbaiki.

Perbekel pertama paska pemekaran Desa Sayan dipimpin oleh Dewa Ngakan Nyoman Rauh, selanjutnya digantikan oleh Cokorda Gede Oka,

kemudian I Dewa Gede Agung dan baru saat ini saya sendiri I Made Andika dapat kesempatan  ngayah di desa,” tandasnya. 

Ditambahkannya, langkah itu sebagai menghormati para sesepuh terdahulu. “Yang jauh didekatkan, minta masukan,

Saran – saran supaya bisa mempelajari apa yang sudah dilakukan. Intinya mereka membuat pondasi Desa Sayan,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/