26.5 C
Jakarta
13 Desember 2024, 6:25 AM WIB

Sebulan Enam Orang di Jembrana Positif HIV, Rata-rata Usia Produktif

NEGARA – Kasus human immunodeficiency virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Jembrana semakin mengkhawatirkan.

Selain orang dengan HIV AIDS didominasi usia produktif, kasus ibu hamil terjangkit virus mematikan tersebut juga masih ditemukan. Sejak enam bulan terakhir sudah ada tujuh orang ibu hamil positif.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, tren kasus HIV/AIDS di Jembrana memang mengalami peningkatan setiap tahun.

Sejak terdata tahun 2005 sudah ada 1.102 orang terjangkit virus, setiap tahun ada penambahan kasus positif baru.

Tahun ini, dari Januari hingga Juni sudah ada 35 kasus baru, sehingga rata-rata setiap bulan sebanyak enam kasus baru.

Selain kasus baru bertambah, orang dengan HIV/AIDS yang meninggal juga meningkat setiap tahun. Dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 13 orang meninggal pada tahun 2018, setahun kemudian 16 orang dan tahun ini sudah terdata sebanyak 4 orang.

“Orang dengan HIV AIDS ini, rata-rata adalah usia produktif,” terangnya. Kasus ibu hamil yang positif juga masih ada.

Hingga bulan Juni tahun ini sudah ada tujuh orang positif dari hasil pemeriksaan pos kesehatan di Jembrana.

Karena itu, setiap puskesmas diintensifkan untuk melakukan voluntary counselling and testing (VCT) pada ibu hamil agar bisa diketahui lebih dulu dan cepat mendapat penanganan.

“Setiap ibu hamil harus menjalani VCT agar penanganan cepat,” ungkapnya. Menurutnya, penularan virus di Jembrana tidak hanya terjadi karena pasangan lain jenis, beberapa kasus terjadi pada pasangan sesama jenis.

“Kami menyebut pasangan seks, tidak menyebut pasangan suami istri. Karena ada kasus yang terjadi karena hubungan sesama jenis,” ujarnya.

Karena penularan virus ini spesifik, yakni melalui hubungan seks dengan pasangan wilayah dengan risiko atau populasi tertentu yang tidak mau mendatangi puskesmas atau fasilitas layanan CVT menjadi sasaran VCT mobile.

Petugas mendatangi kelompok tertentu yang berpotensi menjadi penular virus untuk dilakukan VCT. “Dalam setahun kami lakukan 48 kali VCT mobile,” ujarnya. 

NEGARA – Kasus human immunodeficiency virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Jembrana semakin mengkhawatirkan.

Selain orang dengan HIV AIDS didominasi usia produktif, kasus ibu hamil terjangkit virus mematikan tersebut juga masih ditemukan. Sejak enam bulan terakhir sudah ada tujuh orang ibu hamil positif.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha mengatakan, tren kasus HIV/AIDS di Jembrana memang mengalami peningkatan setiap tahun.

Sejak terdata tahun 2005 sudah ada 1.102 orang terjangkit virus, setiap tahun ada penambahan kasus positif baru.

Tahun ini, dari Januari hingga Juni sudah ada 35 kasus baru, sehingga rata-rata setiap bulan sebanyak enam kasus baru.

Selain kasus baru bertambah, orang dengan HIV/AIDS yang meninggal juga meningkat setiap tahun. Dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 13 orang meninggal pada tahun 2018, setahun kemudian 16 orang dan tahun ini sudah terdata sebanyak 4 orang.

“Orang dengan HIV AIDS ini, rata-rata adalah usia produktif,” terangnya. Kasus ibu hamil yang positif juga masih ada.

Hingga bulan Juni tahun ini sudah ada tujuh orang positif dari hasil pemeriksaan pos kesehatan di Jembrana.

Karena itu, setiap puskesmas diintensifkan untuk melakukan voluntary counselling and testing (VCT) pada ibu hamil agar bisa diketahui lebih dulu dan cepat mendapat penanganan.

“Setiap ibu hamil harus menjalani VCT agar penanganan cepat,” ungkapnya. Menurutnya, penularan virus di Jembrana tidak hanya terjadi karena pasangan lain jenis, beberapa kasus terjadi pada pasangan sesama jenis.

“Kami menyebut pasangan seks, tidak menyebut pasangan suami istri. Karena ada kasus yang terjadi karena hubungan sesama jenis,” ujarnya.

Karena penularan virus ini spesifik, yakni melalui hubungan seks dengan pasangan wilayah dengan risiko atau populasi tertentu yang tidak mau mendatangi puskesmas atau fasilitas layanan CVT menjadi sasaran VCT mobile.

Petugas mendatangi kelompok tertentu yang berpotensi menjadi penular virus untuk dilakukan VCT. “Dalam setahun kami lakukan 48 kali VCT mobile,” ujarnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/