33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:05 PM WIB

2017, Buleleng Surplus Beras

SINGARAJA – Pemerintah Kabupaten Buleleng mengklaim mengalami surplus produksi beras pada tahun 2018 ini. Tak tanggung-tanggung, angka surplus beras itu mencapai 3.679 ton.

Itu pun baru berdasarkan data panen hingga bulan Oktober. Diprediksi hingga bulan Desember, surplus beras akan lebih tinggi lagi.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Nyoman Swatantra. Swatantra mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir, Buleleng memang menunjukkan trend surplus beras.

Meski luas lahan pertanian sawah setiap tahun mengalami penurunan. “Itu belum termasuk data bulan November-Desember, karena belum selesai musimnya.

Surplus ini menunjukkan ada peningkatan mutu dan kualitas produksi, serta pemeliharaan di tingkat petani,” kata Swatantra.

Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, hingga kini luas areal tanam padi di Buleleng mencapai 19.945 hektare.

Luas lahan itu menghasilkan 103.784 ton gabah kering giling. Setelah melalui pemrosesan, produksi beras mencapai 65.073 ton.

Sementara kebutuhan beras masyarakat Buleleng per tahunnya mencapai 61.394 ton. Dengan produksi hingga 65.073 ton pada kurun waktu Januari hingga Oktober 2017, artinya surplus beras mencapai 3.679 ton.

Lebih lanjut Swatantra mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan petani yang mengalami gagal panen.

Sejauh ini kondisi cuaca relatif baik. Sehingga produksi beras pun diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Bahkan tak menutup kemungkinan, surplus beras di tahun 2017 ini, lebih dari 14ribu ton.

Kini pemerintah terus menggenjot produksi beras, di tengah-tengah masifnya alih fungsi lahan. Salah satunya dengan menggunakan sistem penanaman jajar legowo 2:1.

Sistem tanam ini diyakini bisa meningkatkan hasil panen hingga enam kali lipat. 

SINGARAJA – Pemerintah Kabupaten Buleleng mengklaim mengalami surplus produksi beras pada tahun 2018 ini. Tak tanggung-tanggung, angka surplus beras itu mencapai 3.679 ton.

Itu pun baru berdasarkan data panen hingga bulan Oktober. Diprediksi hingga bulan Desember, surplus beras akan lebih tinggi lagi.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Nyoman Swatantra. Swatantra mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir, Buleleng memang menunjukkan trend surplus beras.

Meski luas lahan pertanian sawah setiap tahun mengalami penurunan. “Itu belum termasuk data bulan November-Desember, karena belum selesai musimnya.

Surplus ini menunjukkan ada peningkatan mutu dan kualitas produksi, serta pemeliharaan di tingkat petani,” kata Swatantra.

Data di Dinas Pertanian Buleleng menunjukkan, hingga kini luas areal tanam padi di Buleleng mencapai 19.945 hektare.

Luas lahan itu menghasilkan 103.784 ton gabah kering giling. Setelah melalui pemrosesan, produksi beras mencapai 65.073 ton.

Sementara kebutuhan beras masyarakat Buleleng per tahunnya mencapai 61.394 ton. Dengan produksi hingga 65.073 ton pada kurun waktu Januari hingga Oktober 2017, artinya surplus beras mencapai 3.679 ton.

Lebih lanjut Swatantra mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan petani yang mengalami gagal panen.

Sejauh ini kondisi cuaca relatif baik. Sehingga produksi beras pun diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Bahkan tak menutup kemungkinan, surplus beras di tahun 2017 ini, lebih dari 14ribu ton.

Kini pemerintah terus menggenjot produksi beras, di tengah-tengah masifnya alih fungsi lahan. Salah satunya dengan menggunakan sistem penanaman jajar legowo 2:1.

Sistem tanam ini diyakini bisa meningkatkan hasil panen hingga enam kali lipat. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/