26.1 C
Jakarta
11 November 2024, 2:35 AM WIB

MDA Ungkap Ada Persepsi Buruk di ANDAL Proyek Pusat Kebudayaan Bali

DENPASAR – Rencana Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung sudah masuk dalam pembahasan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan). Sejumlah pembahasan dan juga masukan pun dilakukan oleh sejumlah lembaga terkait.

I Made Bakti Wiyasa selaku Pengurus MDA Bali Bidang Tempat Suci dan Kawasan Suci memberikan masukan terhadap mega proyek infrastruktur di Bali ini. Salah satunya terkait soal tempat dan kawasan suci.

Menurutnya, mengingat luasnya kawasan yang digunakan dari pinggir laut ke hulu melewati jembatan Tukad Unda maka ada banyak tempat suci dan kawasan suci.

Mewakili Ida Bendesa Agung MDA, ia memberikan saran dan masukan agar melibatkan pula Baga Subak (bidang subak yang banyak lahan dan pura nya juga menjadi ada dalam kawasan Pusat Kebudayaan Bali serta ada beberapa titik mata air agar tetap lestari dijaga tak di tutup.

“Saya tadi sampaikan dalam tertulis. Tapi saya juga bacakan,” ujarnya usai pertemuan pembahasan ANDAL di Kantor Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Bali, pada Kamis (3/12).

Selain itu, Bakti juga meminta mempertahankan siku-siku, petitis, bantang sepat siku-siku (merupakan prinsip dasar dalam pembangunan tempat suci) Pura agar diutamakan sehingga tak merusak tatanan leluhur yang ada sebagai dampak dari pembangunan Pusat Kebudayaan Bali.

Disinggung mengenai pembangunan nega proyek ini, baginya pembangunan ini justru menguatkan, bukan melemahkan kebudayaan di Bali. Lalu apakah tetap dibangun saat pandemi seperti ini?

“Saya belum memiliki kajian ke arah sana. Apakah pembangunan mega proyek ini bisa menjawab persoalan Covid-19 atau tidak. Namun, proyek ini dapat menjadi aset kebudayaan di Bali. Saya melihat ada semangat itu,” katanya.

Namun, Bakti sendiri tak menyangkal memang muncul persepsi buruk publik yang tertuang di dalam ANDAL yang dibuat tersebut.

“Iya, memang muncul opini buruk di masyarakat sebagaimana yang saya baca di ANDAL, tetapi antisipasi dari itu adalah soal sosialisasi,” pungkasnya.

Opini buruk memang selalu ada dalam sebuah pembangunan. Namun hal ini juga perlu diantisipasi dengan lebih banyak dengan melakukan sosialisasi di masyarakat terhadap pembangunan.

DENPASAR – Rencana Pembangunan Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung sudah masuk dalam pembahasan ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan). Sejumlah pembahasan dan juga masukan pun dilakukan oleh sejumlah lembaga terkait.

I Made Bakti Wiyasa selaku Pengurus MDA Bali Bidang Tempat Suci dan Kawasan Suci memberikan masukan terhadap mega proyek infrastruktur di Bali ini. Salah satunya terkait soal tempat dan kawasan suci.

Menurutnya, mengingat luasnya kawasan yang digunakan dari pinggir laut ke hulu melewati jembatan Tukad Unda maka ada banyak tempat suci dan kawasan suci.

Mewakili Ida Bendesa Agung MDA, ia memberikan saran dan masukan agar melibatkan pula Baga Subak (bidang subak yang banyak lahan dan pura nya juga menjadi ada dalam kawasan Pusat Kebudayaan Bali serta ada beberapa titik mata air agar tetap lestari dijaga tak di tutup.

“Saya tadi sampaikan dalam tertulis. Tapi saya juga bacakan,” ujarnya usai pertemuan pembahasan ANDAL di Kantor Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Bali, pada Kamis (3/12).

Selain itu, Bakti juga meminta mempertahankan siku-siku, petitis, bantang sepat siku-siku (merupakan prinsip dasar dalam pembangunan tempat suci) Pura agar diutamakan sehingga tak merusak tatanan leluhur yang ada sebagai dampak dari pembangunan Pusat Kebudayaan Bali.

Disinggung mengenai pembangunan nega proyek ini, baginya pembangunan ini justru menguatkan, bukan melemahkan kebudayaan di Bali. Lalu apakah tetap dibangun saat pandemi seperti ini?

“Saya belum memiliki kajian ke arah sana. Apakah pembangunan mega proyek ini bisa menjawab persoalan Covid-19 atau tidak. Namun, proyek ini dapat menjadi aset kebudayaan di Bali. Saya melihat ada semangat itu,” katanya.

Namun, Bakti sendiri tak menyangkal memang muncul persepsi buruk publik yang tertuang di dalam ANDAL yang dibuat tersebut.

“Iya, memang muncul opini buruk di masyarakat sebagaimana yang saya baca di ANDAL, tetapi antisipasi dari itu adalah soal sosialisasi,” pungkasnya.

Opini buruk memang selalu ada dalam sebuah pembangunan. Namun hal ini juga perlu diantisipasi dengan lebih banyak dengan melakukan sosialisasi di masyarakat terhadap pembangunan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/