31.4 C
Jakarta
24 November 2024, 20:01 PM WIB

Sedih, Setiap Bulan Muncul 30 – 40 Penderita HIV/AIDS Baru di Badung

MANGUPURA – Penyakit HIV/AIDS menjadi endemi di masyarakat. Namun, kasus penyakit yang mematikan tersebut masih meningkat di Kabupaten Badung.

Bahkan, dari bulan Januari hingga Juli 2019 tercatat ditemukan 258 kasus HIV/AIDS, dengan rata-rata 30 sampai 40 kasus disetiap bulannya.

Koordinator Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Badung, Ni Putu Ayu Cempaka Rani Putri mengatakan,  kasus kumulatif  dari tahun 1987 sampai  bulan juli 2019 adalah 2.457.

Jumlah ini terus mengalami peningkatan. Pada di tahun 2018 lalu KPA Badung telah mencatat mencapai  2.199 kasus. 

“Ya,  setiap bulan kami temukan puluhan kasus HIV/AIDS. Temuan kasus dari bulan  Januari sampai Juli itu sebanyak 258 kasus,” jelasnya. 

Kata dia,  rata rata temuan mencapai 30 sampai 40 kasus setiap bulan. Pihaknya gencar melaksanakan sosialisasi dan pencegahan serta penanggulangan HIV/AIDS tersebut.

Bahkan, dalam rangka memperingati hari AIDS se Dunia 2019, telah  menyelenggarakan kegiatan pencegahan dengan tema  Aku Tahu, Aku Cegah. “Pencegahan rutin kami laksanakan, ” jelasnya. 

Lebih lanjut, sasaran KPA Badung dalam pencegahan HIV/AIDS tersebut, akan menyasar seluruh sekolah SMP dan SMA/SMK yang ada di Kabupaten Badung.

Adapun jumlah yang di sasar sebanyak 94 sekolah dengan jumlah kelas 1.384, dengan rata-rata sasarannya kurang lebih 45.000 siswa SMP dan SMA/SMK. 

“Kegiatan ini diselenggarakan selama 3 bulan di mulai dari bulan September hingga Nopember 2019. Dalam kegiatan ini pengetahuan siswa juga diukur melalui penyebaran kuisioner pre dan post test,” jelasnya. 

Sementara itu, Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa selaku Ketua Pelaksana KPA Kabupaten Badung mengatakan pencegahan HIV/ AIDS melalui jalur pendidikan dengan menyasar siswa sangatlah tepat.

Pasalnya usia tertinggi yang terinfeksi HIV AIDS adalah merupakan usia produktif.  “Ini adalah wujud pencegahan yang nyata,

setelah kita tahu informasinya kita patut mencegahnya pada  diri sendiri,” ujarnya wabup asal Pecatu, Kuta Selatan ini. 

Sementara ia berharap informasi yang didapat nantinya oleh siswa agar digetok tularkan pada teman terdekat, keluarga,

maupun masyarakat di sekitarnya. “Semoga informasi ini bisa diterima lebih meluas lagi dalam upaya Ending AIDS 2030,” pungkasnya.

MANGUPURA – Penyakit HIV/AIDS menjadi endemi di masyarakat. Namun, kasus penyakit yang mematikan tersebut masih meningkat di Kabupaten Badung.

Bahkan, dari bulan Januari hingga Juli 2019 tercatat ditemukan 258 kasus HIV/AIDS, dengan rata-rata 30 sampai 40 kasus disetiap bulannya.

Koordinator Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Badung, Ni Putu Ayu Cempaka Rani Putri mengatakan,  kasus kumulatif  dari tahun 1987 sampai  bulan juli 2019 adalah 2.457.

Jumlah ini terus mengalami peningkatan. Pada di tahun 2018 lalu KPA Badung telah mencatat mencapai  2.199 kasus. 

“Ya,  setiap bulan kami temukan puluhan kasus HIV/AIDS. Temuan kasus dari bulan  Januari sampai Juli itu sebanyak 258 kasus,” jelasnya. 

Kata dia,  rata rata temuan mencapai 30 sampai 40 kasus setiap bulan. Pihaknya gencar melaksanakan sosialisasi dan pencegahan serta penanggulangan HIV/AIDS tersebut.

Bahkan, dalam rangka memperingati hari AIDS se Dunia 2019, telah  menyelenggarakan kegiatan pencegahan dengan tema  Aku Tahu, Aku Cegah. “Pencegahan rutin kami laksanakan, ” jelasnya. 

Lebih lanjut, sasaran KPA Badung dalam pencegahan HIV/AIDS tersebut, akan menyasar seluruh sekolah SMP dan SMA/SMK yang ada di Kabupaten Badung.

Adapun jumlah yang di sasar sebanyak 94 sekolah dengan jumlah kelas 1.384, dengan rata-rata sasarannya kurang lebih 45.000 siswa SMP dan SMA/SMK. 

“Kegiatan ini diselenggarakan selama 3 bulan di mulai dari bulan September hingga Nopember 2019. Dalam kegiatan ini pengetahuan siswa juga diukur melalui penyebaran kuisioner pre dan post test,” jelasnya. 

Sementara itu, Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa selaku Ketua Pelaksana KPA Kabupaten Badung mengatakan pencegahan HIV/ AIDS melalui jalur pendidikan dengan menyasar siswa sangatlah tepat.

Pasalnya usia tertinggi yang terinfeksi HIV AIDS adalah merupakan usia produktif.  “Ini adalah wujud pencegahan yang nyata,

setelah kita tahu informasinya kita patut mencegahnya pada  diri sendiri,” ujarnya wabup asal Pecatu, Kuta Selatan ini. 

Sementara ia berharap informasi yang didapat nantinya oleh siswa agar digetok tularkan pada teman terdekat, keluarga,

maupun masyarakat di sekitarnya. “Semoga informasi ini bisa diterima lebih meluas lagi dalam upaya Ending AIDS 2030,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/