RadarBali.com – Penyeberangan yang ada di Sanur selalu ramai digunakan oleh masyarakat atau wisatawan untuk menyeberang ke Nusa Lembongan dan Nusa Penida.
Namun, sayangnya para penumpang setiap turun dari boat selalu basah karena melewati air. Hal itu dikarenakan tidak disediakan dermaga yang memfasilitasi kapal dan penumpang, sehingga diharapkan pemerintah bisa membangun sebuah dermaga atau jeti di Penyeberangan Sanur.
Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira, mengatakan dalam menunjang pendapatan asli daerah (PAD) memang dibutuhkan fasilitas yang memadai untuk pariwisata di Kota Denpasar.
Sehingga sudah seharusnya ada dermaga seperti jeti untuk memudahkan para pelaku kapal atau boat untuk menaik turunkan penumpang.
Politisi Golkar ini pun meminta jangan sampai penyebrangan itu nantinya dikelola pihak swasta. “Dermaga itu harus ada untuk penyeberangan Sanur. Hal itu untuk menarik wisatawan,” tuturnya.
Wandhira menyebut katanya ada rencana pembangunan semacam dermaga di Pantai Mertasari tanpa izin pemkot dan dewan.
Apalagi pembuatan dermaganya menggunakan beton dan besi, yang notabene akan cepat mengkarat (korosi). Sehingga hanya bisa bertahan 5 sampai 10 tahun.
“Pembangunan dermaga itu harus melalui prosedur perizinan dan juga pembuatannya melalu standar operasional prosedur (SOP). Kepekaan Pemkot harus dilihat untuk pariwisata. Sehingga tidak memunculkan yang dikelola oleh kelompok dan perorangan,” ujarnya.
Wandhira mengusulkan dermaga yang dibangun ada unsur Styrofoam, agar bisa mengikuti tinggi rendahnya air laut.
Sebab, jika menggunakan beton takutnya membahayakan penumpang. Tidak hanya Wandhira, hal senada juga disampaikan oleh Anggota dewan, IB Kiana mengungkapkan sangat dibutuhkan pembangunan dermaga mini seperti jet atau jembatan terapung seperti yang ada di Nusa Penida.
Namun, sayangnya katanya, biaya untuk membuat itu sangat mahal berkisar Rp 15 miliar. “Sempat dibahas saat musyawarah desa, maupun rapat-rapat Desa Adat Sanur. Pada prinsipnya semua mendukung,” imbuhnya.