28.6 C
Jakarta
16 September 2024, 0:08 AM WIB

Mau Cek Antibodi usai Divaksin Covid di Bali? Ini Tempat dan Biayanya

DENPASAR – Vaksinasi Covid-19 di Bali memang telah berjalan. Tujuan vaksinasi adalah untuk menambah antibodi dalam tubuh agar dapat menurunkan risiko terinfeksi Covid-19.

 

Bila antibodi dalam tubuh sudah meningkat, maka dapat membantu melindungi tubuh dari serangan antigen seperti virus, bakteri dan zat asing lainnya.

 

Bagi yang sudah vaksin covid-19, mungkin juga ingin mengetahui seberapa banyak kadar antibodi yang terdapat dalam tubuhnya. Apakah cukup atau tidak untuk melawan virus SARS-CoV-2? Tentu perlu dilakukan cek antibodi.

 

Nah, di Bali sendiri tidak banyak tempat untuk mengetahui antibody yang terbentuk dari vaksinasi atau penyintas Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan pelayanan cek antibodi hanya ada di Laboratorium Prodia. “Untuk cek antibodi, Lab Prodia bisa melayani,” kata Suarjaya, Selasa (6/4).

 

Dalam penelusuran radarbali.id, laboratorium prodia sudah tersebar di sejumlah kabupaten di Bali. Di antaranya di Kabupaten Badung, Gianyar, Buleleng, Negara, Tabanan, dan Kota Denpasar. Total ada 10 Lab Prodia di seluruh Bali.

 

Lalu bagaimana dengan biayanya? Salah satu Lab Prodia di Denpasar, atau tepatnya berada di Jalan Raya Puputan Nomor 56 Renon, Kecamatan Denpasar Timur mematok harga cek antibodi dengan harga Rp382.000.

 

Disebutkan, Tes antibodi kuantitatif (S-RBD) ini bertujuan untuk memeriksa antibodi di dalam tubuh penyintas COVID-19 (untuk mengetahui apakah mereka siap beraktivitas kembali), calon penerima atau yang sudah menerima vaksin COVID-19, dan kandidat donor plasma konvalesen.

 

Metode yang dilakukannya dengan tes antibodi kuantitatif (S-RBD), di mana sampel yang dikumpulkan adalah darah vena. Proses dilakukan sekitar 30 -60 menit dengan penerbitan hasil test selama 1 hari setelah prosedur.

 

Test ini memang tidak wajib, namun bila perlu dapat dilakukan setelah mendapatkan vaksin corona. Namun tentu tak perlu buru-buru, sebab antibodi yang terbentuk dalam tubuh setelah divaksin setidaknya akan muncul dalam rentang waktu satu bulan setelah menerima vaksin.

 

Maka, jika berminat, disarankan melakukan cek antibodi dengan kurun waktu 28-35 hari setelah mendapatkan vaksinasi kedua kalinya agar mendapatkan hasil yang optimal.

 

Sebagai asumsi, seseorang divaksin untuk pertama kali tanggal 1 April. Maka, dia akan disuntik dosis kedua pada tanggal 15 sampai 28 April. Bila dia disuntik dosis kedua pada tanggal 15 April, maka waktu yang tepat untuk cek antibodi pada tanggal 12 sampai 19 Mei.

 

Bagaimana dengan di RS pemerintah? Ternyata sampai saat ini tak ada satupun yang menyediakan pelayanan ini. Termasuk di rumah sakit terbesar di Bali, yakni RSUP Sanglah.

 

“Belum ada (layanan cek antibodi),” ujar Kasubag Humas RSUP Sanglah, I Dewa Ketut Kresna.

DENPASAR – Vaksinasi Covid-19 di Bali memang telah berjalan. Tujuan vaksinasi adalah untuk menambah antibodi dalam tubuh agar dapat menurunkan risiko terinfeksi Covid-19.

 

Bila antibodi dalam tubuh sudah meningkat, maka dapat membantu melindungi tubuh dari serangan antigen seperti virus, bakteri dan zat asing lainnya.

 

Bagi yang sudah vaksin covid-19, mungkin juga ingin mengetahui seberapa banyak kadar antibodi yang terdapat dalam tubuhnya. Apakah cukup atau tidak untuk melawan virus SARS-CoV-2? Tentu perlu dilakukan cek antibodi.

 

Nah, di Bali sendiri tidak banyak tempat untuk mengetahui antibody yang terbentuk dari vaksinasi atau penyintas Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengatakan pelayanan cek antibodi hanya ada di Laboratorium Prodia. “Untuk cek antibodi, Lab Prodia bisa melayani,” kata Suarjaya, Selasa (6/4).

 

Dalam penelusuran radarbali.id, laboratorium prodia sudah tersebar di sejumlah kabupaten di Bali. Di antaranya di Kabupaten Badung, Gianyar, Buleleng, Negara, Tabanan, dan Kota Denpasar. Total ada 10 Lab Prodia di seluruh Bali.

 

Lalu bagaimana dengan biayanya? Salah satu Lab Prodia di Denpasar, atau tepatnya berada di Jalan Raya Puputan Nomor 56 Renon, Kecamatan Denpasar Timur mematok harga cek antibodi dengan harga Rp382.000.

 

Disebutkan, Tes antibodi kuantitatif (S-RBD) ini bertujuan untuk memeriksa antibodi di dalam tubuh penyintas COVID-19 (untuk mengetahui apakah mereka siap beraktivitas kembali), calon penerima atau yang sudah menerima vaksin COVID-19, dan kandidat donor plasma konvalesen.

 

Metode yang dilakukannya dengan tes antibodi kuantitatif (S-RBD), di mana sampel yang dikumpulkan adalah darah vena. Proses dilakukan sekitar 30 -60 menit dengan penerbitan hasil test selama 1 hari setelah prosedur.

 

Test ini memang tidak wajib, namun bila perlu dapat dilakukan setelah mendapatkan vaksin corona. Namun tentu tak perlu buru-buru, sebab antibodi yang terbentuk dalam tubuh setelah divaksin setidaknya akan muncul dalam rentang waktu satu bulan setelah menerima vaksin.

 

Maka, jika berminat, disarankan melakukan cek antibodi dengan kurun waktu 28-35 hari setelah mendapatkan vaksinasi kedua kalinya agar mendapatkan hasil yang optimal.

 

Sebagai asumsi, seseorang divaksin untuk pertama kali tanggal 1 April. Maka, dia akan disuntik dosis kedua pada tanggal 15 sampai 28 April. Bila dia disuntik dosis kedua pada tanggal 15 April, maka waktu yang tepat untuk cek antibodi pada tanggal 12 sampai 19 Mei.

 

Bagaimana dengan di RS pemerintah? Ternyata sampai saat ini tak ada satupun yang menyediakan pelayanan ini. Termasuk di rumah sakit terbesar di Bali, yakni RSUP Sanglah.

 

“Belum ada (layanan cek antibodi),” ujar Kasubag Humas RSUP Sanglah, I Dewa Ketut Kresna.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/