27.2 C
Jakarta
1 Mei 2024, 4:24 AM WIB

Mimih! Anggaran Covid Denpasar Cuma Rp35 M, Itu 2 Persen dari APBD

DENPASAR – Anggaran untuk penanganan Covid-19 di Denpasar sangat kecil. Tahun 2021 ini, Pemkot Denpasar hanya menganggarkan Rp35 miliar. Itu setara dengan 2 persen APBD Denpasar Tahun 2021 yang sebesar Rp1,5 triliun.

Bahkan, dibandingkan anggaran Covid-19 Kota Denpasar pada tahun 2020 lalu, anggaran ini jauh lebih kecil. Tahun 2020 lalu, Kota Denpasar menganggarkan sekitar Rp150 miliar.
 

Jumlah anggaran tersebut dibagikan ke dalam tiga pos atau sektor yakni kesehatan, bantuan sosial (Bansos) dan pemulihan ekonomi.

Pengelolaan dana ini berada di bawah Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, dan Dinas Perikanan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai. Dia mengatakan dana tersebut diambil dari APBD Kota Denpasar dan juga dari anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).

Adapun alokasi di masing-masing sektor yakni, untuk kesehatan sebesar Rp 8 miliar.

Dana ini nantinya digunakan untuk pembelian alat kesehatan termasuk alat pelindung diri (APD). Kemudian, akan dikelola oleh Dinas Kesehatan sebagai leading sektor pelaksanaan kesehatan di Denpasar.

Sementara untuk bantuan sosial sebesar Rp 13 miliar lebih yang pengelolaannya dilakukan Dinas Sosial.

Dana ini difungsikan untuk pemberian bantuan langsung tunai (BLT), pemberian sembako, serta biaya isolasi bagi yang keluarganya positif Covid-19.

Dan untuk pemulihan pemulihan ekonomi sebesar Rp 13,7 miliar, yang nantinya akan direalisasikan untuk berbagai kegiatan baik dibidang pariwisata, pemberdayaan masyarakat, UMKM, koperasi, pertanian, hingga perikanan.

“Misalnya untuk pengadaan bibit kepada masyarakat terdampak, ada juga di perikanan misalnya pengadaan bibit lele,” kata Dewa Rai.
 

Dana untuk pemulihan ekonomi ini alokasinya lebih tinggi dikarenakan mencakup banyak sektor.

Selain itu, menurut Dewa Rai peningkatan ekonomi juga akan sangat berpengaruh dengan kesehatan masyarakat.

“Jika ekonomi naik maka taraf kesehatan masyarakat juga akan naik. Sehingga ekonomi harus pulih dan masyarakat memiliki pegangan hidup,” katanya.

Selain dana yang telah dialokasikan ini, nantinya juga akan ada bantuan dari pemerintah Provinsi Bali maupun dari pemerintah pusat baik dalam bentuk vaksin, alat kesehatan hingga alat tes.

DENPASAR – Anggaran untuk penanganan Covid-19 di Denpasar sangat kecil. Tahun 2021 ini, Pemkot Denpasar hanya menganggarkan Rp35 miliar. Itu setara dengan 2 persen APBD Denpasar Tahun 2021 yang sebesar Rp1,5 triliun.

Bahkan, dibandingkan anggaran Covid-19 Kota Denpasar pada tahun 2020 lalu, anggaran ini jauh lebih kecil. Tahun 2020 lalu, Kota Denpasar menganggarkan sekitar Rp150 miliar.
 

Jumlah anggaran tersebut dibagikan ke dalam tiga pos atau sektor yakni kesehatan, bantuan sosial (Bansos) dan pemulihan ekonomi.

Pengelolaan dana ini berada di bawah Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian, dan Dinas Perikanan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai. Dia mengatakan dana tersebut diambil dari APBD Kota Denpasar dan juga dari anggaran Belanja Tak Terduga (BTT).

Adapun alokasi di masing-masing sektor yakni, untuk kesehatan sebesar Rp 8 miliar.

Dana ini nantinya digunakan untuk pembelian alat kesehatan termasuk alat pelindung diri (APD). Kemudian, akan dikelola oleh Dinas Kesehatan sebagai leading sektor pelaksanaan kesehatan di Denpasar.

Sementara untuk bantuan sosial sebesar Rp 13 miliar lebih yang pengelolaannya dilakukan Dinas Sosial.

Dana ini difungsikan untuk pemberian bantuan langsung tunai (BLT), pemberian sembako, serta biaya isolasi bagi yang keluarganya positif Covid-19.

Dan untuk pemulihan pemulihan ekonomi sebesar Rp 13,7 miliar, yang nantinya akan direalisasikan untuk berbagai kegiatan baik dibidang pariwisata, pemberdayaan masyarakat, UMKM, koperasi, pertanian, hingga perikanan.

“Misalnya untuk pengadaan bibit kepada masyarakat terdampak, ada juga di perikanan misalnya pengadaan bibit lele,” kata Dewa Rai.
 

Dana untuk pemulihan ekonomi ini alokasinya lebih tinggi dikarenakan mencakup banyak sektor.

Selain itu, menurut Dewa Rai peningkatan ekonomi juga akan sangat berpengaruh dengan kesehatan masyarakat.

“Jika ekonomi naik maka taraf kesehatan masyarakat juga akan naik. Sehingga ekonomi harus pulih dan masyarakat memiliki pegangan hidup,” katanya.

Selain dana yang telah dialokasikan ini, nantinya juga akan ada bantuan dari pemerintah Provinsi Bali maupun dari pemerintah pusat baik dalam bentuk vaksin, alat kesehatan hingga alat tes.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/