27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:17 AM WIB

PPDB SMA di Badung Jalur Miskin Punya Mobil, Jalur Prestasi Modal NEM

MANGUPURA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA/SMK Negeri di Kabupaten Badung memicu polemik.

Salah satunya di SMAN1 Kuta Utara atau Sakura. PPDB di Sakura dikeluhkan oleh orang tua siswa.

Pasalnya, siswa yang menggunakan jalur prestasi tidak dilihat prestasinya, melainkan NEM atau Nilai Ujian Nasional menjadi tolak ukurnya .

Sementara jalur miskin, berkasnya berisi foto rumah dan mobil. Hal ini pun dinilai timpang.

Salah satu orang tua siswa asal Dalung yang enggan namanya disebut mengaku kecewa dengan PPDB di Sakura. Pasalnya, yang menggunakan jalur miskin 104 orang.

Tetapi mereka membawa data-data foto rumah dan mobil yang diterima jalur miskin. “Banyak yang protes, termasuk saya.

Masak mereka bawa data-data foto mobil dan rumah diterima di jalur miskin. Saya heran, kenapa bisa begitu, ” jelasnya.

Di bagian lain, salah satu orang siswa yang mendaftar di Sakura melalui Jalur Prestasi pun mengeluh.  Ia mendaftarkan anaknya menggunakan jalur prestasi tetapi tidak diterima.

Alasannya karena nilai NEM kecil. “Kami jadi bingung selaku orang tua. Mendaftar menggunakan jalur prestasi harusnya dilihat dari bobot prestasinya, bukan dari NEM, ” katanya mewanti-wanti Namanya tak disebut jelas.

Kata dia, jalur prestasi di luar zonasi dan dalam zonasi itu seharusnya diterima dengan menerima prestasi akademik dan non akademik.

Misalnya, mereka harus melampirkan piagam atau sertifikat juara, begitu juga non akademik melampirkan yang sama.

Jadi untuk prestasi itu dilihat dari bobotnya. Sesuai dengan aturan untuk juara  1 tingkat internasional langsung diterima, juara 1 tingkat nasional masih verifikasi dengan pembobotan.

Juara tingkat provinsi , kabupaten juga sama. Karena yang menentukan itu pada pembobotannya.  Kepala Sekolah SMAN 1 Kuta Utara Made Murdia belum bisa dikonfirmasi.

MANGUPURA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA/SMK Negeri di Kabupaten Badung memicu polemik.

Salah satunya di SMAN1 Kuta Utara atau Sakura. PPDB di Sakura dikeluhkan oleh orang tua siswa.

Pasalnya, siswa yang menggunakan jalur prestasi tidak dilihat prestasinya, melainkan NEM atau Nilai Ujian Nasional menjadi tolak ukurnya .

Sementara jalur miskin, berkasnya berisi foto rumah dan mobil. Hal ini pun dinilai timpang.

Salah satu orang tua siswa asal Dalung yang enggan namanya disebut mengaku kecewa dengan PPDB di Sakura. Pasalnya, yang menggunakan jalur miskin 104 orang.

Tetapi mereka membawa data-data foto rumah dan mobil yang diterima jalur miskin. “Banyak yang protes, termasuk saya.

Masak mereka bawa data-data foto mobil dan rumah diterima di jalur miskin. Saya heran, kenapa bisa begitu, ” jelasnya.

Di bagian lain, salah satu orang siswa yang mendaftar di Sakura melalui Jalur Prestasi pun mengeluh.  Ia mendaftarkan anaknya menggunakan jalur prestasi tetapi tidak diterima.

Alasannya karena nilai NEM kecil. “Kami jadi bingung selaku orang tua. Mendaftar menggunakan jalur prestasi harusnya dilihat dari bobot prestasinya, bukan dari NEM, ” katanya mewanti-wanti Namanya tak disebut jelas.

Kata dia, jalur prestasi di luar zonasi dan dalam zonasi itu seharusnya diterima dengan menerima prestasi akademik dan non akademik.

Misalnya, mereka harus melampirkan piagam atau sertifikat juara, begitu juga non akademik melampirkan yang sama.

Jadi untuk prestasi itu dilihat dari bobotnya. Sesuai dengan aturan untuk juara  1 tingkat internasional langsung diterima, juara 1 tingkat nasional masih verifikasi dengan pembobotan.

Juara tingkat provinsi , kabupaten juga sama. Karena yang menentukan itu pada pembobotannya.  Kepala Sekolah SMAN 1 Kuta Utara Made Murdia belum bisa dikonfirmasi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/