33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 14:27 PM WIB

Duh, Bali Rentan Disapu Bencana, Sirene Tsunami Jauh dari Kata Ideal

DENPASAR – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin menyebut Pemprov Bali

telah melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan ketangguhan serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. 

Secara rutin, dikatakan BPBD Provinsi Bali bekerja sama dengan stakeholder terkait melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana seperti gempa bumi dan tsunami.

Namun yang menarik, sirene Tsunami d Pulau Dewata ternyata jauh dari kata Ideal. “Kalau di Bali, sirine di Bali itu baru ada sembilan saja.

Kalau secara ideal, sirena tsunami di Bali itu ada tiga puluh empat jumlahnya yang tersebar diseluruh pantai di Bali,” ungkapnya saat dikonfirmasi Jumat (10/5).

Lebih lanjut dijelaskan, 9 sirine tersebut merupakan sumbangan dari pihak BMKG pusat. Yang telah terpasang, yakni di Seririt, Tanah Lot, Seminyak, Kuta, Kedonganan, Serangan, BTDC Nusa Dua, Sanur dan Tanjung Benoa.

“Semua sirine berfungsi dengan baik. Setiap bulan kami uji coba. Tepatnya setiap tanggal 26,” aku I Made Rentin.

Lalu bagaimana untuk mencapai kata ideal? Rentin mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan untuk 10 sirine tambahan tahun ini ke pihak BNPB pusat.

Namun, gayung tak disambut alias pihak BNPB Pusat tak mampu memenuhi. Untuk itu, Gubernur Bali, Wayan Koster meminta Rentin untuk membuat kajian agar dapat anggaran dari APBD Provinsi.

“Kajian sudah kami buat. Kami sudah petakan dengan pakar bencana dan BMKG. Jadi tahun depan bisa dibangun sepuluh sirine lagi dengan menggunakan APBD induk 2020,” sebutnya.

Untuk sisanya, total 34 sirine tsunami ditargetkan tercapai pada tahun 2022. “Kami lakukan bertahap. Pak Gub atensi biar bertahap.

Sirine tsunami ini prioritas tapi bertahap. Harganya juga lumayan, capai harga lebih satu milliar per satu sirine,” terangnya.

Rentin juga mengupayakan cara lain. Yakni dengan bekerjasama dengan para pengusaha. “Kami upayakan ke tiap hotel dan pengusaha lainnya

dapat merespon penanggulangan bencana ini. Sejauh ini, respons baik muncul di kalangan pegiat pariwisata terutama hotel,” ungkapnya.

“Kedepan kami akan terus meningkatkan kualitas kesiapsiagaan , diantaranya dengan menambah sirine peringatan dini tsunami, peningkatan kualitas para anggota dan relawan,

serta yang terpenting membangun ketangguhan yang lebih kuat akan kebencanaan di tengah masyarakat,

kami ingin mewujudkan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) baik di Desa Adat maupun Desa Dinas seluruh Bali,“ tuturnya. 

DENPASAR – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin menyebut Pemprov Bali

telah melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan ketangguhan serta kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. 

Secara rutin, dikatakan BPBD Provinsi Bali bekerja sama dengan stakeholder terkait melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana seperti gempa bumi dan tsunami.

Namun yang menarik, sirene Tsunami d Pulau Dewata ternyata jauh dari kata Ideal. “Kalau di Bali, sirine di Bali itu baru ada sembilan saja.

Kalau secara ideal, sirena tsunami di Bali itu ada tiga puluh empat jumlahnya yang tersebar diseluruh pantai di Bali,” ungkapnya saat dikonfirmasi Jumat (10/5).

Lebih lanjut dijelaskan, 9 sirine tersebut merupakan sumbangan dari pihak BMKG pusat. Yang telah terpasang, yakni di Seririt, Tanah Lot, Seminyak, Kuta, Kedonganan, Serangan, BTDC Nusa Dua, Sanur dan Tanjung Benoa.

“Semua sirine berfungsi dengan baik. Setiap bulan kami uji coba. Tepatnya setiap tanggal 26,” aku I Made Rentin.

Lalu bagaimana untuk mencapai kata ideal? Rentin mengatakan, pihaknya sudah meminta bantuan untuk 10 sirine tambahan tahun ini ke pihak BNPB pusat.

Namun, gayung tak disambut alias pihak BNPB Pusat tak mampu memenuhi. Untuk itu, Gubernur Bali, Wayan Koster meminta Rentin untuk membuat kajian agar dapat anggaran dari APBD Provinsi.

“Kajian sudah kami buat. Kami sudah petakan dengan pakar bencana dan BMKG. Jadi tahun depan bisa dibangun sepuluh sirine lagi dengan menggunakan APBD induk 2020,” sebutnya.

Untuk sisanya, total 34 sirine tsunami ditargetkan tercapai pada tahun 2022. “Kami lakukan bertahap. Pak Gub atensi biar bertahap.

Sirine tsunami ini prioritas tapi bertahap. Harganya juga lumayan, capai harga lebih satu milliar per satu sirine,” terangnya.

Rentin juga mengupayakan cara lain. Yakni dengan bekerjasama dengan para pengusaha. “Kami upayakan ke tiap hotel dan pengusaha lainnya

dapat merespon penanggulangan bencana ini. Sejauh ini, respons baik muncul di kalangan pegiat pariwisata terutama hotel,” ungkapnya.

“Kedepan kami akan terus meningkatkan kualitas kesiapsiagaan , diantaranya dengan menambah sirine peringatan dini tsunami, peningkatan kualitas para anggota dan relawan,

serta yang terpenting membangun ketangguhan yang lebih kuat akan kebencanaan di tengah masyarakat,

kami ingin mewujudkan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) baik di Desa Adat maupun Desa Dinas seluruh Bali,“ tuturnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/