25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:59 AM WIB

Asap Pekat TPS Kapal Terus Mengepul, Proses Pemadaman Tak Berhasil

MANGUPURA – Sudah berhari-hari tempat pembuangan sampah (TPS) di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, terbakar.

Bahkan, hingga kemarin, asap cukup pekat masih terus mengepul di TPS Kapal. Asap berasal dari gas metan yang diduga berada di bagian bawah tumpukan sampah.

Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung I Wayan Wirya tak menampik bahwa tempat pembuangan sampah tersebut masih mengalami kebakaran.

Bahkan, pihak Kelurahan Kapal serta desa adat setempat sebetulnya telah menutup tumpukan sampah di tepian jurang dengan tanah urug.

Sekitar 14 truk tanah urug sudah ditumpahkan. Namun, asap tak kunjung berhenti. Malah sesekali waktu asap membubung dengan cukup pekat.

“Iya, masih mengeluarkan asap. Padahal, sudah diurug dengan tanah. Kemarin (Rabu), malah lebih parah lagi, kami hingga petang melakukan penanganan,” terang Wirya.

Kata dia, penanganan asap dilanjutkan pada Kamis pagi. Petugas dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan menangani asap dari dasar jurang sekitar 20 meter, tempat tumpukan sampah berasal.

“Sekarang penyiraman kami lakukan dari bawah untuk penyemprotan langsung ke titik kepulan asap. Kalau kami siram dari atas tidak efektif,” jelas mantan Camat Kuta Selatan ini.

Wirya menduga asap itu berasal dari gas metan yang timbul dari tumpukan sampah. Karena tumpukan sampah bertahun-tahun itu tergolong membahayakan dan berpotensi mengeluarkan gas metan.

 “Memang bahaya tumpukan sampah yang sudah bertahun-tahun, karena bisa mengeluarkan gas metana. Mudah-mudahan dalam minggu ini kepulan asap sudah bisa kami tangani,” pungkasnya.

 

MANGUPURA – Sudah berhari-hari tempat pembuangan sampah (TPS) di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, terbakar.

Bahkan, hingga kemarin, asap cukup pekat masih terus mengepul di TPS Kapal. Asap berasal dari gas metan yang diduga berada di bagian bawah tumpukan sampah.

Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung I Wayan Wirya tak menampik bahwa tempat pembuangan sampah tersebut masih mengalami kebakaran.

Bahkan, pihak Kelurahan Kapal serta desa adat setempat sebetulnya telah menutup tumpukan sampah di tepian jurang dengan tanah urug.

Sekitar 14 truk tanah urug sudah ditumpahkan. Namun, asap tak kunjung berhenti. Malah sesekali waktu asap membubung dengan cukup pekat.

“Iya, masih mengeluarkan asap. Padahal, sudah diurug dengan tanah. Kemarin (Rabu), malah lebih parah lagi, kami hingga petang melakukan penanganan,” terang Wirya.

Kata dia, penanganan asap dilanjutkan pada Kamis pagi. Petugas dari Dinas Kebakaran dan Penyelamatan menangani asap dari dasar jurang sekitar 20 meter, tempat tumpukan sampah berasal.

“Sekarang penyiraman kami lakukan dari bawah untuk penyemprotan langsung ke titik kepulan asap. Kalau kami siram dari atas tidak efektif,” jelas mantan Camat Kuta Selatan ini.

Wirya menduga asap itu berasal dari gas metan yang timbul dari tumpukan sampah. Karena tumpukan sampah bertahun-tahun itu tergolong membahayakan dan berpotensi mengeluarkan gas metan.

 “Memang bahaya tumpukan sampah yang sudah bertahun-tahun, karena bisa mengeluarkan gas metana. Mudah-mudahan dalam minggu ini kepulan asap sudah bisa kami tangani,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/