26.5 C
Jakarta
13 Desember 2024, 7:20 AM WIB

Runway Diperpanjang, Desa Adat Tuban Tawarkan Solusi Tiang Pancang

RadarBali.com – Rencanan perluasan Bandara I Gusti Ngurah Rai sejatinya disambut positif sejumlah kalangan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.

Asalkan, perluasan bandara tersebut tidak mereklamasi pantai dan mencaplok tanah desa adat. Pasalnya, ada desas desus bandara akan mereklamasi pantai barat.

Bendesa Adat Tuban, Wayan Mendra mengatakan, dampak dari reklamasi sangat berbahaya. Selain mematikan biota laut juga menimbulkan abrasi.  

Maka, disarankan untuk menggunakan tiang pancang, sehingga biota laut dapat tumbuh dan berkembang.

“Kami tidak menginginkan reklamasi, 87 persen masyarakat kami menolak reklamasi. Kalau  bisa gunakan tiang pancang, ” terangnya.

Selanjunya, tempat melasti desa adat yang berada di selatan Hotel Patra Jasa, luasnya 1 hektare pada perluasan bandara juga tidak boleh ada menyentuh tempat tersebut.

Karena kalau pengembangan ditarik lurus ke barat  tanah desa adat sebagai tempat melasti itu  kena dampaknya.

“Nah, jangan sampai kena tanah tempat untuk melasti. Karena itu bagian tidak terpisah dari desa adat kami. Intinya, kami mendukung asal tidak mereklamasi , tidak mencaplok tanah desa adat, dan tempat melasti, ” terangnya.

Seperti  diketahui bersama bahwa dalam rangka mempersiapkan gelaran IMF & World Bank Annual Meeting 2018 di Bali, pemerintah meminta Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk meningkatkan kapasitasnya.

Sejalan dengan master plan, saat ini plan Bandara I Gusti Ngurah Rai tengah memulai persiapan pengembangan beberapa fasilitas utamanya, antara lain landas pacu (runway), parkir pesawat dan terminal penumpang.

Penambahan fasilitas-fasilitas ini diharapkan dapat rampung sebelum Oktober 2018. Pelaksanaan pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa tahap.

Yang pertama adalah penambahan area parkir pesawat atau apron di bagian Barat bandara dengan merelokasi gedung VVIP 1 dan VVIP 2.

Gedung VVIP ini akan dipindah ke sebelah Timur. Dilokasi tersebut juga akan ada perluasan apron Timur.

Totalnya bertambah 10 titik parkir pesawat.  Selain pengembangan apron, pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai juga akan membangun pararel runway di sebelah selatan runway eksisting dengan luasan 3.000 m x 45 m.

RadarBali.com – Rencanan perluasan Bandara I Gusti Ngurah Rai sejatinya disambut positif sejumlah kalangan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.

Asalkan, perluasan bandara tersebut tidak mereklamasi pantai dan mencaplok tanah desa adat. Pasalnya, ada desas desus bandara akan mereklamasi pantai barat.

Bendesa Adat Tuban, Wayan Mendra mengatakan, dampak dari reklamasi sangat berbahaya. Selain mematikan biota laut juga menimbulkan abrasi.  

Maka, disarankan untuk menggunakan tiang pancang, sehingga biota laut dapat tumbuh dan berkembang.

“Kami tidak menginginkan reklamasi, 87 persen masyarakat kami menolak reklamasi. Kalau  bisa gunakan tiang pancang, ” terangnya.

Selanjunya, tempat melasti desa adat yang berada di selatan Hotel Patra Jasa, luasnya 1 hektare pada perluasan bandara juga tidak boleh ada menyentuh tempat tersebut.

Karena kalau pengembangan ditarik lurus ke barat  tanah desa adat sebagai tempat melasti itu  kena dampaknya.

“Nah, jangan sampai kena tanah tempat untuk melasti. Karena itu bagian tidak terpisah dari desa adat kami. Intinya, kami mendukung asal tidak mereklamasi , tidak mencaplok tanah desa adat, dan tempat melasti, ” terangnya.

Seperti  diketahui bersama bahwa dalam rangka mempersiapkan gelaran IMF & World Bank Annual Meeting 2018 di Bali, pemerintah meminta Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk meningkatkan kapasitasnya.

Sejalan dengan master plan, saat ini plan Bandara I Gusti Ngurah Rai tengah memulai persiapan pengembangan beberapa fasilitas utamanya, antara lain landas pacu (runway), parkir pesawat dan terminal penumpang.

Penambahan fasilitas-fasilitas ini diharapkan dapat rampung sebelum Oktober 2018. Pelaksanaan pekerjaan ini dibagi menjadi beberapa tahap.

Yang pertama adalah penambahan area parkir pesawat atau apron di bagian Barat bandara dengan merelokasi gedung VVIP 1 dan VVIP 2.

Gedung VVIP ini akan dipindah ke sebelah Timur. Dilokasi tersebut juga akan ada perluasan apron Timur.

Totalnya bertambah 10 titik parkir pesawat.  Selain pengembangan apron, pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai juga akan membangun pararel runway di sebelah selatan runway eksisting dengan luasan 3.000 m x 45 m.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/