29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:56 AM WIB

Anggota DPRD Minta Koster Perhatikan Ahli Soal Lockdown dan Tes PCR

DENPASAR – Meningkatnya kasus Covid 19 di Bali memang menjadi perhatian publik. Tak terkecuali para ahli dan akademisi. Selain saran agar pemerintah memperbanyak test PCR, juga ada masukan agar Bali di-lockdown atau melakukan karantina wilayah.

Nah, pandangan para ahli ini diminta oleh anggota DPRD Bali agar diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Bali di bawah kendali Gubernur Wayan Koster. Sebagaimana yang disampaikan oleh anggota DPRD Bali AA Ngurah Adhi Ardhana.

“Pandangan para ahli tentu harus menjadi perhatian oleh Pemprov Bali, fakta secara angka pun terlihat demikian dan kalau dilihat lebih dalam akibat utamanya adalah ketidakdisiplinan kita semua,” ujar Gung Adhi panggilan akrabnya Senin (14/9).

Politikus PDIP ini menegaskan soal bagaimana kedisiplinan dalam penggunaan masker, jaga jarak hingga kebiasaan hidup bersih. “Kalau dalam pandangan saya peningkatan disiplin masyarakat lah yang terpenting untuk di Bali,” katanya.

Lalu bagaimana bila Bali ditutup sementara (lockdown)? “Kalau kita lihat penanganan di China di mana diselaraskan antara militer dan penutupan daerah, Bali mungkin bisa kembali diketatkan. Namun yang terpenting adalah mendisiplinkan kita semua dan benar-benar menempatkan kesehatan diri dan keluarga di rumah sebagai prioritas,” jawabnya.

Begitu juga dengan saran agar diperbanyak test PCR dilakukan kepada masyarakat. Bagi Gung Adhi, hal ini juga penting untuk mengetahui peta situasi yang sebenarnya atau minimal mendekati dengan perhitungan statistik yang nantinya akan bisa membuat permodelan perhitungan situasi sebenarnya dan memastikan cara menghadapinya.

Menurut Gung Adhi, Bali sebenarnya sudah mendapatkan porsi reagen (bahan baku untuk pengujian PCR) yang lebih dari pada daerah lainnya. Anggaran Bali pun cukup, namun hal ini kembali pada sistem import yang mungkin masih menjadi kendala.

“Apapun itu, Pemprov harus berupaya lebih keras sehingga kita bisa mendapat porsi reagen yang cukup sehingga perhitungan permodelan penyebaran dan peta situasi dapat lebih akurat,” pungkasnya.

DENPASAR – Meningkatnya kasus Covid 19 di Bali memang menjadi perhatian publik. Tak terkecuali para ahli dan akademisi. Selain saran agar pemerintah memperbanyak test PCR, juga ada masukan agar Bali di-lockdown atau melakukan karantina wilayah.

Nah, pandangan para ahli ini diminta oleh anggota DPRD Bali agar diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi Bali di bawah kendali Gubernur Wayan Koster. Sebagaimana yang disampaikan oleh anggota DPRD Bali AA Ngurah Adhi Ardhana.

“Pandangan para ahli tentu harus menjadi perhatian oleh Pemprov Bali, fakta secara angka pun terlihat demikian dan kalau dilihat lebih dalam akibat utamanya adalah ketidakdisiplinan kita semua,” ujar Gung Adhi panggilan akrabnya Senin (14/9).

Politikus PDIP ini menegaskan soal bagaimana kedisiplinan dalam penggunaan masker, jaga jarak hingga kebiasaan hidup bersih. “Kalau dalam pandangan saya peningkatan disiplin masyarakat lah yang terpenting untuk di Bali,” katanya.

Lalu bagaimana bila Bali ditutup sementara (lockdown)? “Kalau kita lihat penanganan di China di mana diselaraskan antara militer dan penutupan daerah, Bali mungkin bisa kembali diketatkan. Namun yang terpenting adalah mendisiplinkan kita semua dan benar-benar menempatkan kesehatan diri dan keluarga di rumah sebagai prioritas,” jawabnya.

Begitu juga dengan saran agar diperbanyak test PCR dilakukan kepada masyarakat. Bagi Gung Adhi, hal ini juga penting untuk mengetahui peta situasi yang sebenarnya atau minimal mendekati dengan perhitungan statistik yang nantinya akan bisa membuat permodelan perhitungan situasi sebenarnya dan memastikan cara menghadapinya.

Menurut Gung Adhi, Bali sebenarnya sudah mendapatkan porsi reagen (bahan baku untuk pengujian PCR) yang lebih dari pada daerah lainnya. Anggaran Bali pun cukup, namun hal ini kembali pada sistem import yang mungkin masih menjadi kendala.

“Apapun itu, Pemprov harus berupaya lebih keras sehingga kita bisa mendapat porsi reagen yang cukup sehingga perhitungan permodelan penyebaran dan peta situasi dapat lebih akurat,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/