33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:21 PM WIB

BMKG: Gempa Buleleng Gempa Bumi Dangkal Akibat Aktivitas Sesar

DENPASAR – 9 kali gempa yang terjadi secara beruntun sejauh 21 km arah barat Kota Buleleng, Bali, Kamis (14/11) petang kemarin membuat panik warga Seririt, Buleleng.

Episentrum gempa yang begitu dekat dengan perkampungan warga membuat mereka berbondong-bondong menyelamatkan diri.

Apalagi, isu tak bertanggungjawab berseliweran menambah kepanikan warga. Beruntung, aparat segera bertindak dan memastikan kondisi kembali tenang seperti semula.

“Kami tidak pernah mengaktifkan sirene karena memang rilis BMKG gempa tidak berpotensi tsunami. Jadi, kami tegaskan tidak ada bunyi sirene tsunami,” ujar Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin.

Karena itu, BPBD Bali mengimbau masyarakat tetap tenang dan hanya percaya informasi resmi yang bersumber dari BMKG.

“Kami juga tegaskan, tower sirene tsunami milik BPBD berada di Desa Sulanyah, bukan di Desa Pengastulan,” tandasnya.

Sementara itu, berdasar data yang dirilis BMKG dengan melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar naik belakang busur (back arc thrust).

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik oblik (oblique thrust),” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.

Yang jelas, gempa yang menimbulkan guncangan cukup keras ini membuat warga berhamburan keluar dari rumah.

Kepanikan juga dialami pasien dan pengunjung pasien di rumah sakit keluar ruangan menjauh dari bangunan.

“Tidak sampai ada evakuasi, hanya pasien yang bisa lari langsung keluar ruangan,” kata Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Oka Parwata.

Kepala pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan, pasca terjadi gempabumi,

tim reaksi cepat dan relawan pengurangan risiko bencana di setiap desa seluruh Jembrana sudah turun melakukan pemantauan wilayah.

“Tim kami dan relawan masih melakukan pemantauan,” ujarnya.Hingga berita ini diturunkan tim reaksi cepat dan relawan sudah melaporkan kondisi dan situasi masing-masing wilayahnya.

Dipastikan dari sebagian besar relawan melaporkan tidak ada kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi ini.

Pemantauan yang dilakukan oleh tim reaksi cepat dan relawan akan dilakukan hingga dipastikan setiap wilayah di Jembrana tidak menimbulkan kerusakan.

“Kami akan terus koordinasi dengan tim untuk mematikan situasi dan kondisi wilayah masing-masing,” tandasnya. 

DENPASAR – 9 kali gempa yang terjadi secara beruntun sejauh 21 km arah barat Kota Buleleng, Bali, Kamis (14/11) petang kemarin membuat panik warga Seririt, Buleleng.

Episentrum gempa yang begitu dekat dengan perkampungan warga membuat mereka berbondong-bondong menyelamatkan diri.

Apalagi, isu tak bertanggungjawab berseliweran menambah kepanikan warga. Beruntung, aparat segera bertindak dan memastikan kondisi kembali tenang seperti semula.

“Kami tidak pernah mengaktifkan sirene karena memang rilis BMKG gempa tidak berpotensi tsunami. Jadi, kami tegaskan tidak ada bunyi sirene tsunami,” ujar Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin.

Karena itu, BPBD Bali mengimbau masyarakat tetap tenang dan hanya percaya informasi resmi yang bersumber dari BMKG.

“Kami juga tegaskan, tower sirene tsunami milik BPBD berada di Desa Sulanyah, bukan di Desa Pengastulan,” tandasnya.

Sementara itu, berdasar data yang dirilis BMKG dengan melihat lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar naik belakang busur (back arc thrust).

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik oblik (oblique thrust),” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.

Yang jelas, gempa yang menimbulkan guncangan cukup keras ini membuat warga berhamburan keluar dari rumah.

Kepanikan juga dialami pasien dan pengunjung pasien di rumah sakit keluar ruangan menjauh dari bangunan.

“Tidak sampai ada evakuasi, hanya pasien yang bisa lari langsung keluar ruangan,” kata Direktur RSU Negara I Gusti Bagus Oka Parwata.

Kepala pelaksana BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana mengatakan, pasca terjadi gempabumi,

tim reaksi cepat dan relawan pengurangan risiko bencana di setiap desa seluruh Jembrana sudah turun melakukan pemantauan wilayah.

“Tim kami dan relawan masih melakukan pemantauan,” ujarnya.Hingga berita ini diturunkan tim reaksi cepat dan relawan sudah melaporkan kondisi dan situasi masing-masing wilayahnya.

Dipastikan dari sebagian besar relawan melaporkan tidak ada kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi ini.

Pemantauan yang dilakukan oleh tim reaksi cepat dan relawan akan dilakukan hingga dipastikan setiap wilayah di Jembrana tidak menimbulkan kerusakan.

“Kami akan terus koordinasi dengan tim untuk mematikan situasi dan kondisi wilayah masing-masing,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/