DENPASAR – Direktur Utama RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, dr. I Wayan Sudana M.Kes angkat bicara terkait pro-kontra yang berkembang di masyarakat mengenai pergantian nama RSUP. Sanglah menjadi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah.
Sudana menuturkan, perubahan nama menjadi RSUP Ngoerah ini memang dikarenakan usia rumah sakit ini sudah cukup tua dan dibutuhkan sesuatu yang baru, yakni sebuah nama. “Perlu nama baru, untuk memberikan energi baru, spirit baru bagi kita dan juga menjadi daya tarik bagi customer kita,” ujar dr. Sudana.
Meski rumah sakit ini milik pemerintah pusat, tetapi sebagai tuan rumah di Bali, pergantian nama ini juga dikatakan mendapatkan dukungan penuh dari stakeholder di Bali.
Seperti mendapatkan dukungan dari DPRD Bali pada tanggal 20 Januari 2020 dan juga mendapat dukungan dari Gubernur Bali Wayan Koster pada 11 Januari 2020, termasuk Anggota DPD RI, Arya Wedakarna yang memberikan rekomendasi.
Setelah mendapatkan dukungan dari para pejabat, nama tersebut akhirnya disetujui oleh kementerian kesehatan pada 28 Maret 2022 dan kemudian pada 7 Juli 2022 ini sudah keluar dengan nama baru. “Rencananya, secara resmi nama RSUP Prof. Ngoerah ini akan di-launching pada 30 Desember 2022 nanti sekaligus merayakan ulang tahun rumah sakit,” ujarnya.
Diketahui, setelah lama menjadi wacana, akhirnya nama Rumah Sakit (RS) pertama di Bali yang didirikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno yaitu RS Sanglah berubah nama menjadi RS. Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah yang merupakan tokoh dokter di Bali.
Perubahan nama tersebut berlaku pada tanggal 7 Juli 2022 berdasarkan Surat Perizinan Berusaha Berbasis Riziko ditandatangani oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Reporter: I Wayan Widyantara
DENPASAR – Direktur Utama RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, dr. I Wayan Sudana M.Kes angkat bicara terkait pro-kontra yang berkembang di masyarakat mengenai pergantian nama RSUP. Sanglah menjadi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah.
Sudana menuturkan, perubahan nama menjadi RSUP Ngoerah ini memang dikarenakan usia rumah sakit ini sudah cukup tua dan dibutuhkan sesuatu yang baru, yakni sebuah nama. “Perlu nama baru, untuk memberikan energi baru, spirit baru bagi kita dan juga menjadi daya tarik bagi customer kita,” ujar dr. Sudana.
Meski rumah sakit ini milik pemerintah pusat, tetapi sebagai tuan rumah di Bali, pergantian nama ini juga dikatakan mendapatkan dukungan penuh dari stakeholder di Bali.
Seperti mendapatkan dukungan dari DPRD Bali pada tanggal 20 Januari 2020 dan juga mendapat dukungan dari Gubernur Bali Wayan Koster pada 11 Januari 2020, termasuk Anggota DPD RI, Arya Wedakarna yang memberikan rekomendasi.
Setelah mendapatkan dukungan dari para pejabat, nama tersebut akhirnya disetujui oleh kementerian kesehatan pada 28 Maret 2022 dan kemudian pada 7 Juli 2022 ini sudah keluar dengan nama baru. “Rencananya, secara resmi nama RSUP Prof. Ngoerah ini akan di-launching pada 30 Desember 2022 nanti sekaligus merayakan ulang tahun rumah sakit,” ujarnya.
Diketahui, setelah lama menjadi wacana, akhirnya nama Rumah Sakit (RS) pertama di Bali yang didirikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno yaitu RS Sanglah berubah nama menjadi RS. Prof dr I Goesti Ngoerah Gde Ngoerah yang merupakan tokoh dokter di Bali.
Perubahan nama tersebut berlaku pada tanggal 7 Juli 2022 berdasarkan Surat Perizinan Berusaha Berbasis Riziko ditandatangani oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Reporter: I Wayan Widyantara