DENPASAR – Masyarakat Bali diminta untuk bersabar untuk dapat memilikin energi bersih. Hal tersebut diungkapkan pasca Gubenur Bali Wayan Koster menerbitkan Peraturan Gubernur Bali No.45/2019 tentang Bali Energi Bersih.
Gubernur Koster menyebut, saat ini Bali mendapatkan pasokan listrik dengan jumlah yang cukup besar dari pembangkit listrik di Jawa dan juga di Celukan Bawang, Buleleng.
Yakni 380 MW dari Celukan Bawang dan 350 dari Jawa. Hanya saja, pasokan listrik ini berasal dari bahan bakar batubara.
Batubara sendiri merupakan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan dan berbenturan dengan Pergub yang baru-baru ini diluncurkan oleh orang nomor 1 di Bali ini.
“Kalau ini distop, darimana Bali dapat listrik? Nyetopnya bertahap,” ujar Gubernur Koster. Untuk itu, Koster menegaskan tahun depan energi berbahan batubara ini akan digantikan dengan yang lebih ramah lingkungan.
Yakni berbahan bakar gas. “Kami akan bangun dulu pembangkit yang berbahan bakar gas, kalau sudah dibangun dan sudah cukup, baru di dialihkan. Kalau sekarang dialihkan, gelap Bali,” sebutnya.
Lalu kapan akan mulai dibangun? “Bahan bakar pembangkitnya sudah gas. Nanti tahun 2020 mulai pembangunan, mungkin selesai 2022,” jawabnya.