DENPASAR – Proyek reklamasi Bandara Ngurah Rai untuk perluasan apron jelang perhelatan IMF-World Bank Meeting kini telah mencapai 90 persen pengerjaan.
Di mana proyek dengan anggaran Rp 2,2 triliun tersebut, pihak bandara telah melakukan pengurukan seluas 8 hektare dari total luas lahan 35,75 hektare.
Untuk proyek yang dikerjakan oleh PT PP (persero) itu menghabiskan 2,6 juta meter kubik pasir laut yang didapat dari Pantai Sawangan, serta membutuhkan 8.000 meter kubik limestone (batu kapur) untuk pemadatan.
GM Infrastruktur PT. PP (Persero) Pande Ketut Gede Karmawan mengatakan, pengerjaan proyek reklamasi tersebut dilakukan hanya dalam waktu enam bulan.
Padahal idealnya, kata dia, proses pengerjaan dengan luas tersebut minimal membutuhkan waktu 2,5 tahun.
Namun lantaran dari segi pekerja yang dilibatkan mencapai 600 orang saat masa puncak, sehingga waktu bisa diminimalisasi. “Ini soal SDM saja. Kalau mau cepat ya harus banyak pekerja,” kata Pande.
Disinggung mengenai kualitas proyek, dia memastikan sesuai standar karena melalui tahap cek dan lain sebagainya seperti proyek infrastruktur pada umumnya.
“Kami jamin kalau kualitas, jangan diragukan,” tegasnya. Sistem pengerjaan reklamasi yang dilakukan hampir sama seperti yang dilakukan di beberapa negara-negara lain dan proyek lain yang dikerjakan oleh PT PP.
“Sudah selesai, tinggal pasang pagar dan rumput. Paling dua hari ini sudah rampung. Tanggal 23 September ini akan dipublish,” imbuhnya.
Mengenai kendala, dia mengakui pada proyek apapun selalu ada. Namun kendala ditemui bersifat teknis, seperti gangguan gelombang dan hujan.