29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:39 AM WIB

Kacau! Bangunan SMPN 14 Denpasar Banyak Rusak juga Tak Ber-IMB

DENPASAR – Pembangunan SMPN 14 Denpasar ternyata masih kacau. Padahal, proyek tahap I baru selesai pada Desember 2020 lalu dan dipelaspas ( upacarai) serta diserahterimakan pada 21 Desember 2020. Namun gedung sekolah baru yang beralamat di eks Balitex milik Pemprov Bali di Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur itu sudah ada yang rusak.

Temuan kerusakan pada bangunan di atas tanah seluas 50 are ini terungkap saat sidak yang dilakukan Komisi III dan IV DPRD Kota Denpasar, Selasa 16 Februari 2021 lalu. Mulai dari tembok terkelupas, plafon bocor, tembok retak, hingga finishing yang masih kasar. Juga ditemukan ukuran anak tangga yang tak sama.

 

Yang paling keras melakukan kritik adalah Anggota Komisi III, Anak Agung Ngurah Susruta. Dia mengatakan jalan di luar SMPN 14 Denpasar tak sesuai peruntukan. “Yang sangat menonjol adalah jalan masuk menuju sekolah yang kemiringannya sangat curam. Di samping kondisi bangunan banyak yang kurang baik, termasuk kebocoran-kebocoran,” ucap politikus Partai Demokrat ini kepada radarbali.id, Jumat (19/2).

 

Dia mengatakan, jalan masuk sangat berbahaya bagi siswa, apalagi berhadapan dengan jalan utama yang padat. Bahkan, kata Susruta, SMPN 14 Denpasar belum mengantongi IMB (Izin Mendirikan Bangunan).

 

“Bagaimana masyarakat mau patuh kalau pemerintah sendiri melanggar. Misalnya kalau ada yang ditegur tak buat IMB, terus bilang SMPN 14 Denpasar saja tidak ada IMB bagaimana,” tanyanya.

 
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, Eko Supriadi mengatakan buruknya kualitas bangunan ini dikarenakan kurangnya pengawasan dari PUPR Denpasar. Padahal bangunan ini akan digunakan dalam jangka waktu yang lama.
 
“Batanya ini baru beberapa bulan sudah jamuran, sangat kurang ini, bisa sampai kapan ini bertahan, belum apa-apa sudah jamuran. Saya juga temukan tembok yang retak-retak. Dari awal pengawasannya ini sudah kurang,” katanya.
 
Ia pun menduga beberapa ruangan baru dilakukan pemolesan saat akan ada sidak.“Di sini banyak retakan-retakan dan baru dipoles saat kami mau sidak. Walaupun saya jarang ke sini, tapi banyak saya dapat laporan,” kata politikus PDIP ini.

DENPASAR – Pembangunan SMPN 14 Denpasar ternyata masih kacau. Padahal, proyek tahap I baru selesai pada Desember 2020 lalu dan dipelaspas ( upacarai) serta diserahterimakan pada 21 Desember 2020. Namun gedung sekolah baru yang beralamat di eks Balitex milik Pemprov Bali di Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur itu sudah ada yang rusak.

Temuan kerusakan pada bangunan di atas tanah seluas 50 are ini terungkap saat sidak yang dilakukan Komisi III dan IV DPRD Kota Denpasar, Selasa 16 Februari 2021 lalu. Mulai dari tembok terkelupas, plafon bocor, tembok retak, hingga finishing yang masih kasar. Juga ditemukan ukuran anak tangga yang tak sama.

 

Yang paling keras melakukan kritik adalah Anggota Komisi III, Anak Agung Ngurah Susruta. Dia mengatakan jalan di luar SMPN 14 Denpasar tak sesuai peruntukan. “Yang sangat menonjol adalah jalan masuk menuju sekolah yang kemiringannya sangat curam. Di samping kondisi bangunan banyak yang kurang baik, termasuk kebocoran-kebocoran,” ucap politikus Partai Demokrat ini kepada radarbali.id, Jumat (19/2).

 

Dia mengatakan, jalan masuk sangat berbahaya bagi siswa, apalagi berhadapan dengan jalan utama yang padat. Bahkan, kata Susruta, SMPN 14 Denpasar belum mengantongi IMB (Izin Mendirikan Bangunan).

 

“Bagaimana masyarakat mau patuh kalau pemerintah sendiri melanggar. Misalnya kalau ada yang ditegur tak buat IMB, terus bilang SMPN 14 Denpasar saja tidak ada IMB bagaimana,” tanyanya.

 
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, Eko Supriadi mengatakan buruknya kualitas bangunan ini dikarenakan kurangnya pengawasan dari PUPR Denpasar. Padahal bangunan ini akan digunakan dalam jangka waktu yang lama.
 
“Batanya ini baru beberapa bulan sudah jamuran, sangat kurang ini, bisa sampai kapan ini bertahan, belum apa-apa sudah jamuran. Saya juga temukan tembok yang retak-retak. Dari awal pengawasannya ini sudah kurang,” katanya.
 
Ia pun menduga beberapa ruangan baru dilakukan pemolesan saat akan ada sidak.“Di sini banyak retakan-retakan dan baru dipoles saat kami mau sidak. Walaupun saya jarang ke sini, tapi banyak saya dapat laporan,” kata politikus PDIP ini.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/