28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:09 AM WIB

Rentan Terpapar, Dipasok Vitamin, Tinggal di Hotel dan Terima Insentif

DENPASAR – Tim medis adalah kelompok paling rentan terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Di Bali sudah ada beberapa dokter dan perawat yang terjangkit virus dari Wuhan, Tiongkok, ini.

Karena itu, manajemen RSUP Sanglah memproteksi tenaga medis mereka agar tidak mudah terpapar Covid-19 saat menangani pasien.

Di luar melengkapi tenaga medis dengan APD, RSUP Sanglah juga membagi zona perawatan pasien. Mulai zona merah, kuning, dan hijau.

Selain itu, mereka juga rutin mengikuti rapid test dan swab test. Biasanya waktu dua minggu mereka harus menjalani rutinitas test itu.

Tak lupa, bagi para petugas yang bekerja di zona merah itu juga diberikan tambahan untuk menjaga stamina petugasnya. Seperti vitamin dan lainnya.

Yang juga menarik, petugas yang berisiko juga diberikan tempat menginap di hotel dengan kapasitas 150 kamar. Mereka juga di antar jemput dari tempat kerja menuju hotel.

Semua sesuai protokoler kesehatan. Pihaknya juga mendapat dukungan insentif dari pemerintah pusat dan daerah.

Di pusat, mereka yang mendapatksn insentif atau bonus tambahan hanya tenaga medis, seperti dokter dan perawat yang langsung terkait pelayanan Covid 19.

Sedangkan untuk para cleaning service yang membersihkan ruangan pasien itu tidak masuk tanggung pusat.

“Nah ini yang kami laporkan ke Provinsi Bali dan sudah disetujui untuk mendapatkan insentif. Ada juga dukungan perbaikan fasilitas dan peralatan,” tutur Direktur RSUP Sanglah, dr I Wayan Sudana M.Kes.

Disinggung mengenai pola penanganan para pasien positif Covid 19 dan non Covid 19, RSUP Sanglah sendiri sudah menerapkan kebijakan yang berbeda.

Hal ini untuk menyambut new normal atau Bali Era baru. Dikatakan, untuk pasien corona berada di ruangan isolasi dengan satu kawasan lokasi.

Penanganan sesuai protokoler standar Covid-19. Sedangkan pasien non Covid-19 berada di lokasi berbeda dan suasananya tidak seperti ruang isolasi atau lebih longgar.

Untuk pasien non Covid-19, APD-nya menggunakan level 2 atau level 1. “Kontaknya lebih sedikit dengan pasien. Sehingga kami mengeluarkan kebijakan dengan mengimbau terkait soal pendaftaran dengan online,” ujarnya.

Kepada masyarakat, jika ingin ke RSUP Sanglah, cukup menggunakan sistem online dari rumah dan tidak perlu menunggu lama untuk mendaftar di RSUP Sanglah.

“Juga ada janjian online dengan dokter. Sehingga bisa disetting jam dengan dokternya. Begitu datang bisa langsung dilayani,” ujarnya.

Data menyebut, saat Covid-19 ini, kunjungan pasien di RSUP Sanglah itu rata-rata 1250 pasien dan yang menggunakan registrasi online sebanyak 320 orang. 

Sedangkan untuk rapat-rapat, pihaknya sudah lakukan dengan virtual. Termasuk disposisi surat juga menggunakan teknologi. Sehingga mengurangi sentuhan melalui kertas.

DENPASAR – Tim medis adalah kelompok paling rentan terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Di Bali sudah ada beberapa dokter dan perawat yang terjangkit virus dari Wuhan, Tiongkok, ini.

Karena itu, manajemen RSUP Sanglah memproteksi tenaga medis mereka agar tidak mudah terpapar Covid-19 saat menangani pasien.

Di luar melengkapi tenaga medis dengan APD, RSUP Sanglah juga membagi zona perawatan pasien. Mulai zona merah, kuning, dan hijau.

Selain itu, mereka juga rutin mengikuti rapid test dan swab test. Biasanya waktu dua minggu mereka harus menjalani rutinitas test itu.

Tak lupa, bagi para petugas yang bekerja di zona merah itu juga diberikan tambahan untuk menjaga stamina petugasnya. Seperti vitamin dan lainnya.

Yang juga menarik, petugas yang berisiko juga diberikan tempat menginap di hotel dengan kapasitas 150 kamar. Mereka juga di antar jemput dari tempat kerja menuju hotel.

Semua sesuai protokoler kesehatan. Pihaknya juga mendapat dukungan insentif dari pemerintah pusat dan daerah.

Di pusat, mereka yang mendapatksn insentif atau bonus tambahan hanya tenaga medis, seperti dokter dan perawat yang langsung terkait pelayanan Covid 19.

Sedangkan untuk para cleaning service yang membersihkan ruangan pasien itu tidak masuk tanggung pusat.

“Nah ini yang kami laporkan ke Provinsi Bali dan sudah disetujui untuk mendapatkan insentif. Ada juga dukungan perbaikan fasilitas dan peralatan,” tutur Direktur RSUP Sanglah, dr I Wayan Sudana M.Kes.

Disinggung mengenai pola penanganan para pasien positif Covid 19 dan non Covid 19, RSUP Sanglah sendiri sudah menerapkan kebijakan yang berbeda.

Hal ini untuk menyambut new normal atau Bali Era baru. Dikatakan, untuk pasien corona berada di ruangan isolasi dengan satu kawasan lokasi.

Penanganan sesuai protokoler standar Covid-19. Sedangkan pasien non Covid-19 berada di lokasi berbeda dan suasananya tidak seperti ruang isolasi atau lebih longgar.

Untuk pasien non Covid-19, APD-nya menggunakan level 2 atau level 1. “Kontaknya lebih sedikit dengan pasien. Sehingga kami mengeluarkan kebijakan dengan mengimbau terkait soal pendaftaran dengan online,” ujarnya.

Kepada masyarakat, jika ingin ke RSUP Sanglah, cukup menggunakan sistem online dari rumah dan tidak perlu menunggu lama untuk mendaftar di RSUP Sanglah.

“Juga ada janjian online dengan dokter. Sehingga bisa disetting jam dengan dokternya. Begitu datang bisa langsung dilayani,” ujarnya.

Data menyebut, saat Covid-19 ini, kunjungan pasien di RSUP Sanglah itu rata-rata 1250 pasien dan yang menggunakan registrasi online sebanyak 320 orang. 

Sedangkan untuk rapat-rapat, pihaknya sudah lakukan dengan virtual. Termasuk disposisi surat juga menggunakan teknologi. Sehingga mengurangi sentuhan melalui kertas.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/