31.9 C
Jakarta
26 April 2024, 18:20 PM WIB

Badan Promosi Wisata Badung Usul Beli Pesawat, Ini Jawaban Sekda…

RadarBali.com – Belum lama ini ada usulan dari Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, I Gusti Ngurah Ray Suryawijaya agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung membeli pesawat terbang komersil.

Hal ini bertujuan untuk menunjang pariwisata. Namun, usulan tersebut ditolak Pemkab Badung karena masih fokus ke peningkatan infrastruktur.

Sebelumnya, Ketua BPPD Badung, I Gusti Ngurah Ray Suryawijaya sempat melontarkan usulan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung mengadakan pesawat terbang komersil guna menunjang pariwisata di Badung.

Ia menilai untuk memfasilitasi kunjungan wisatawan, Badung yang memiliki peluang Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga 10 triliun, bisa saja mengadakan pesawat komersil.

Apalagi pihaknya menarget kunjungan wisatawan India hingga 2,5 juta. Sementara jadwal penerbangan saat ini sudah padat di Bandara Ngurah Rai karena membludaknya penumpang.

“Kami kira ini (pengadaan pesawat komersial) ide bagus,” jelasnya. Namun, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa tak berani berbicara banyak masalah itu.

Karena banyak hal yang disiapkan. Sehingga perlu pemikiran dan kajian yang betul-betul matang sehingga tepat guna.

“Saya belum berani bicara menyangkut masalah itu (beli pesawat komersial). Karena itu menyangkut investasi yang besar dan memerlukan manajemen yang kuat,” terang Adi Arnawa.

Menurutnya,  pengadaan pesawat memerlukan modal finansial dan manajemen yang handal. Modal berupa finansial saja tidak cukup untuk pengadaan pesawat.

Mengingat keberlangsungan operasional pesawat tersebut, diperlukan manajemen dan sumber daya manusia yang mumpuni sehingga pesawat tersebut tidak mubazir nantinya.

“Tidak hanya ujug-ujug punya uang. Kalau tidak dimanajemen dengan kuat, itu mubazir,” tegas Adi Arnawa.

Pejabat asal Pecatu ini lebih sepaham untuk cenderung menyiapkan infrastruktur bandara  untuk menunjang penerbangan, sehingga para penumpang khususnya wisatawan merasa nyaman.

“Kami lebih cenderung menyiapkan infrastruktur untuk di bandara seperti perluasan landasan pacunya serta jalan keluar dari bandara biar tidak macet. Itu penting agar menjaga image Bali tidak macet,” ungkapnya.

Ia menilai landasan pacu Bandara Ngurah Rai saat ini sudah tergolong agak kurang atau sempit.

Lebih-lebih jika berbicara quality tourism, peningkatan infrastruktur harus dibuat, di samping harus membenahi infrastruktur yang lain.

“Kami juga berharap kepada pihak bandara, harus berpikir sekarang. Agar ketika orang datang, keluar bandara biar tidak macet. Kita juga akan punya underpass di Tuban. Apakah nantinya akan disiapkan jalur Mass Rapid Transit  (MRT) menuju underpass, kan bisa saja. Selain itu harus bersinergi dengan pemerintah pusat, karena infrastruktur kewenangan pemerintah pusat,” pungkasnya.

RadarBali.com – Belum lama ini ada usulan dari Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, I Gusti Ngurah Ray Suryawijaya agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung membeli pesawat terbang komersil.

Hal ini bertujuan untuk menunjang pariwisata. Namun, usulan tersebut ditolak Pemkab Badung karena masih fokus ke peningkatan infrastruktur.

Sebelumnya, Ketua BPPD Badung, I Gusti Ngurah Ray Suryawijaya sempat melontarkan usulan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung mengadakan pesawat terbang komersil guna menunjang pariwisata di Badung.

Ia menilai untuk memfasilitasi kunjungan wisatawan, Badung yang memiliki peluang Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga 10 triliun, bisa saja mengadakan pesawat komersil.

Apalagi pihaknya menarget kunjungan wisatawan India hingga 2,5 juta. Sementara jadwal penerbangan saat ini sudah padat di Bandara Ngurah Rai karena membludaknya penumpang.

“Kami kira ini (pengadaan pesawat komersial) ide bagus,” jelasnya. Namun, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa tak berani berbicara banyak masalah itu.

Karena banyak hal yang disiapkan. Sehingga perlu pemikiran dan kajian yang betul-betul matang sehingga tepat guna.

“Saya belum berani bicara menyangkut masalah itu (beli pesawat komersial). Karena itu menyangkut investasi yang besar dan memerlukan manajemen yang kuat,” terang Adi Arnawa.

Menurutnya,  pengadaan pesawat memerlukan modal finansial dan manajemen yang handal. Modal berupa finansial saja tidak cukup untuk pengadaan pesawat.

Mengingat keberlangsungan operasional pesawat tersebut, diperlukan manajemen dan sumber daya manusia yang mumpuni sehingga pesawat tersebut tidak mubazir nantinya.

“Tidak hanya ujug-ujug punya uang. Kalau tidak dimanajemen dengan kuat, itu mubazir,” tegas Adi Arnawa.

Pejabat asal Pecatu ini lebih sepaham untuk cenderung menyiapkan infrastruktur bandara  untuk menunjang penerbangan, sehingga para penumpang khususnya wisatawan merasa nyaman.

“Kami lebih cenderung menyiapkan infrastruktur untuk di bandara seperti perluasan landasan pacunya serta jalan keluar dari bandara biar tidak macet. Itu penting agar menjaga image Bali tidak macet,” ungkapnya.

Ia menilai landasan pacu Bandara Ngurah Rai saat ini sudah tergolong agak kurang atau sempit.

Lebih-lebih jika berbicara quality tourism, peningkatan infrastruktur harus dibuat, di samping harus membenahi infrastruktur yang lain.

“Kami juga berharap kepada pihak bandara, harus berpikir sekarang. Agar ketika orang datang, keluar bandara biar tidak macet. Kita juga akan punya underpass di Tuban. Apakah nantinya akan disiapkan jalur Mass Rapid Transit  (MRT) menuju underpass, kan bisa saja. Selain itu harus bersinergi dengan pemerintah pusat, karena infrastruktur kewenangan pemerintah pusat,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/