DENPASAR – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kalimantan dan Sumatra menjadi perhatian berbagai kalangan. Terlebih bencana asap tersebut juga menimpa negara tetangga.
Tak kurang Presiden Joko Widodo harus turun ke lapangan memantau proses pemadaman hutan dan memerintahkan menangkap pelaku pembakar hutan.
Pulau Bali, sebagai tempat destinasi wisata dunia dapat diselamatkan oleh terpaan asap akibat kebakaran hutan dan lahan tersebut. Hal ini dikarenakan arah angina dan jarak yang cukup jauh.
“Riau dan Bali sangat jauh, lebih dari 1700 Km,” ujar Imam Fatchurochman, Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Minggu (22/9).
Terlebih, dengan posisi arah mata angin yang tidak mengarah ke pulau Dewata. Jika hal ini terjadi, tentu akan mengkhawatirkan pariwisata di Bali.
“Dengan konsisi arah angin dari selatan dan tenggara, Bali tidak terdampak dengan kebakaran hutan yang terjadi di sana,” sambungnya.
Diketahui, hingga saat ini kebakaran hutan dan lahan masih terus terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatra.
Berbagai upaya telah dilakukan, namun masih belum dapat hasil yang optimal meski telah dilakukan secara maksimal.