DENPASAR – Konsulat Jenderal Australia di Bali, bersama perwakilan dari Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta, menyelenggarakan upacara di waktu fajar pagi ini untuk memperingati Hari ANZAC.
Pada tanggal 25 April warga Australia dan Selandia Baru mengenang pengorbanan para prajurit Australia dan Selandia Baru yang menjadi bagian dari ekspedisi sekutu untuk merebut Semenanjung Gallipoli di tahun 1915.
Para prajurit ini dikenal sebagai ANZAC, dan meskipun kampanye Gallipoli gagal dalam tujuan militernya, pengorbanan ANZAC dalam kampanye militer tersebut meninggalkan warisan yang kuat bagi Australia dan Selandia Baru.
Kini, Hari ANZAC diperingati untuk menghormati dan mengenang semua warga Australia dan Selandia Baru yang telah mengabdikan diri bagi negara mereka dalam berbagai perang, konflik dan misi perdamaian.
Bunga Rosemary secara tradisional dikenakan di Hari ANZAC sebagai tanda mengenang karena bunga ini dapat ditemukan tumbuh di Semenanjung Gallipoli.
“Hari ANZAC adalah waktu yang khusus bagi warga Australia dan Selandia Baru. Kita mengambil waktu untuk mengenang dan memperingati mereka-mereka yang di masa lalu dan
sekarang telah mengabdikan diri bagi negara mereka dengan pengorbanan dan kehormatan. Kita juga mengenang para korban perang dan
kita bercermin pada perlunya keharmonisan, toleransi dan perdamaian bagi semua orang,” kata Konsul-Jenderal Australia, Dr Helena Studdert.
Counsellor Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta, Barbara Welton, hadir dalam upacara ini dan membaca ‘In Flanders Field’,
sebuah puisi yang menyebutkan tentang bunga-bunga poppy merah yang tumbuh di atas makam para prajurit yang gugur.
Upacara Hari Anzac di Konsulat-Jenderal Australia juga dihadiri oleh perwakilan Departemen Pertahanan Australia, awak kapal dari HMAS Broome, perwakilan Pemerintah Provinsi Bali,
Kodam IX Udayana, Lanud Ngurah Rai, Dan Lanal Banyuwangi, Polda Bali, Pemerintah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar beserta lebih dari 200 orang warga Australia dan Selandia Baru di Bali.