31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 11:43 AM WIB

Gamblang! Ini Pernyataan Yayasan Soal Kisruh Kampus Dwijendra..

DENPASAR – Heboh pelarangan ratusan mahasiswa Universitas Dwijendra yang terjadi,  Senin petang (26/11) terungkap.

 

Pihak yayasan pun akhirnya buka suara terkait kasus yang sempat membuat suasana tegang itu.

 

Seperti dikatakan Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan. Ditemui di lokasi, Wirawan yang juga sempat ikut tertahan di luar pintu gerbang kampus itu akhirnya membeber persoalan yang terjadi.

 

 “Saya sebenarnya hari ini diundang oleh dosen-dosen untuk bersembahyang di Pura Dwijendra jam 5 sore,” tuturnya.

 

Nah, tepat jam 5 sore hadir ke kampus, ternyata dikunci. Hal tersebut ditanyakan ke pihak keamanan, kata pihak keamanan, ia hanya menjalankan perintah untuk mengunci kampus tersebut.

 

Tak lama kemudian, datangnya mahasiswa yang ingin kuliah. Namun juga tidak diizinkan untuk masuk.

 

“Saya tawarkan ke dia (keamanan), sudahlah kasik saja mahasiswa dan dosen-dosen masuk, kalau saya tidak jadi masuk, biarlah saya tidak jadi masuk,” ujarnya.

 

Namun ternyata tetap tidak dikasik masuk. Semakin lama, semakin banyak mahasiswa yang hadir. Karena semakin ramai, polisi juga hadir.

 

“Saya bilang ke pak polisi, tolong dimediasi agar mahasiswa ketemu dengan orang yang melarang mereka masuk,” ujarnya.

 

Nyatanya orang yang melarang untuk masuk tersebut pun tetap tidak mau keluar kampus untuk memberikan penjelasan. Akhirnya, mahasiswa pun semakin ramai.

 

Siapa yang di dalam?

 

Ditanya demikian, dari sepengetahuan Wirawan,  di dalam ada ketua yayasan lama. “Pak Candra. Dia ketua yayasan yang sudah habis masa jabatannya. Tapi dia tidak mau keluar. Jadi masa jabatannya dia (Candra) sudah habis 20 September 2018,” jawabnya.

 

Dosen-dosen sebelumnya lanjutnya kata Wirawan juga sempat protes, dan kemudian mengundang Ketut Wirawan untuk hadir ke kampus selaku Ketua Yayasan yang baru untuk bersembahyang.

 

Ketua Yayasan yang lama, yakni Chandra Jaya tersebut disebutkan keberatan karena menganggap Ketut Wirawan tidak sah, kemudian Candra masih berpekara atas sejumlah gugatan dengan beberapa pembina.

 

“Jadi begini, dia (Chandra) ada berdasarkan akta notaris Nomor 24, tanggal 20 September 2018.

 

Dalam Undang-Undang Yayasan ataupun anggaran dasar yayasan menyebutkan bahwa Ketua Pengurus diangkat oleh Pembina untuk masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali,” ujarnya.

 

Menurutnya, saat rapat Pembina ada enam orang, tetapi saat rapat Pembina hadir lima. Dari lima tersebut, satu tidak setuju dan empat sepakat mengganti Chandra. Namun demikian, hasil tersebut tetap dibawa ke notaris yang sama yang diketahui bernama Indra Bangsawan.

 

“Jadi jabatan dia (Chandra) sudah 5 tahun dan tidak dipilih kembali. Kan dia juga tidak punya legal standing lagi. Karena itu pihak dosen-dosen mempertanyakan. Mengapa  bapak Chandra masih ada disini,” terangnya.

 

Atas kejadian ini, Wirawan pun menyayangkan.

 

Semestinya dengan situasi ricuh begini, ada perwakilan untuk diberikan untuk berbicara.

 

“Tadi ada anaknya Chandra dipintu gerbang bilang, hari ini libur. Siapa yang bilang libur? Ini kan hari senin. Ada jam kuliah juga,” tukasnya.

 

DENPASAR – Heboh pelarangan ratusan mahasiswa Universitas Dwijendra yang terjadi,  Senin petang (26/11) terungkap.

 

Pihak yayasan pun akhirnya buka suara terkait kasus yang sempat membuat suasana tegang itu.

 

Seperti dikatakan Ketua Yayasan Dwijendra yang baru, I Ketut Wirawan. Ditemui di lokasi, Wirawan yang juga sempat ikut tertahan di luar pintu gerbang kampus itu akhirnya membeber persoalan yang terjadi.

 

 “Saya sebenarnya hari ini diundang oleh dosen-dosen untuk bersembahyang di Pura Dwijendra jam 5 sore,” tuturnya.

 

Nah, tepat jam 5 sore hadir ke kampus, ternyata dikunci. Hal tersebut ditanyakan ke pihak keamanan, kata pihak keamanan, ia hanya menjalankan perintah untuk mengunci kampus tersebut.

 

Tak lama kemudian, datangnya mahasiswa yang ingin kuliah. Namun juga tidak diizinkan untuk masuk.

 

“Saya tawarkan ke dia (keamanan), sudahlah kasik saja mahasiswa dan dosen-dosen masuk, kalau saya tidak jadi masuk, biarlah saya tidak jadi masuk,” ujarnya.

 

Namun ternyata tetap tidak dikasik masuk. Semakin lama, semakin banyak mahasiswa yang hadir. Karena semakin ramai, polisi juga hadir.

 

“Saya bilang ke pak polisi, tolong dimediasi agar mahasiswa ketemu dengan orang yang melarang mereka masuk,” ujarnya.

 

Nyatanya orang yang melarang untuk masuk tersebut pun tetap tidak mau keluar kampus untuk memberikan penjelasan. Akhirnya, mahasiswa pun semakin ramai.

 

Siapa yang di dalam?

 

Ditanya demikian, dari sepengetahuan Wirawan,  di dalam ada ketua yayasan lama. “Pak Candra. Dia ketua yayasan yang sudah habis masa jabatannya. Tapi dia tidak mau keluar. Jadi masa jabatannya dia (Candra) sudah habis 20 September 2018,” jawabnya.

 

Dosen-dosen sebelumnya lanjutnya kata Wirawan juga sempat protes, dan kemudian mengundang Ketut Wirawan untuk hadir ke kampus selaku Ketua Yayasan yang baru untuk bersembahyang.

 

Ketua Yayasan yang lama, yakni Chandra Jaya tersebut disebutkan keberatan karena menganggap Ketut Wirawan tidak sah, kemudian Candra masih berpekara atas sejumlah gugatan dengan beberapa pembina.

 

“Jadi begini, dia (Chandra) ada berdasarkan akta notaris Nomor 24, tanggal 20 September 2018.

 

Dalam Undang-Undang Yayasan ataupun anggaran dasar yayasan menyebutkan bahwa Ketua Pengurus diangkat oleh Pembina untuk masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali,” ujarnya.

 

Menurutnya, saat rapat Pembina ada enam orang, tetapi saat rapat Pembina hadir lima. Dari lima tersebut, satu tidak setuju dan empat sepakat mengganti Chandra. Namun demikian, hasil tersebut tetap dibawa ke notaris yang sama yang diketahui bernama Indra Bangsawan.

 

“Jadi jabatan dia (Chandra) sudah 5 tahun dan tidak dipilih kembali. Kan dia juga tidak punya legal standing lagi. Karena itu pihak dosen-dosen mempertanyakan. Mengapa  bapak Chandra masih ada disini,” terangnya.

 

Atas kejadian ini, Wirawan pun menyayangkan.

 

Semestinya dengan situasi ricuh begini, ada perwakilan untuk diberikan untuk berbicara.

 

“Tadi ada anaknya Chandra dipintu gerbang bilang, hari ini libur. Siapa yang bilang libur? Ini kan hari senin. Ada jam kuliah juga,” tukasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/