26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:49 AM WIB

Soal Vaksin, Satgas Minta Petugas Teliti saat Skrining dan Warga Jujur

DENPASAR – Meninggalnya Almarhum Abdullah Malanua, 44, dua hari pasca mendapatkan vaksin AstraZeneca saat program vaksin massal yang digelar di Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar, memang menghebohkan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menegaskan bahwa hasil otopsi verbal kronologis meninggalnya korban yang berprofesi

sebagai tukang jahit ini sudah sakit kurang lebih dari seminggu yang lalu dan hanya istirahat di kamar, jarang keluar apalagi bekerja.

Sakit yang dikeluhkan adalah sakit kepala yang terus-menerus, bahkan kadang-kadang almarhum sampai muntah-muntah, dan keringat dingin.

Almarhum juga dikatakan memang memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes dan kolestrol.

Terkait soal vaksinasi, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa pemerintah telah memastikan faktor keamanan, mutu, kualitas dan khasiat pada vaksin yang digunakan.

Sehingga perlu dipahami masyarakat, bahwa vaksin Covid-19 tidak menurunkan angka kematian atau angka kesakitan akibat penyakit selain Covid-19. 

Penjelasan ini diharapkan menjawab kebingungan masyarakat, bahwa pemberian vaksin Covid-19 malah menyebabkan kematian.

Seperti adanya kasus kematian akibat trombo emboli atau pembekuan darah yang dikaitkan dengan program vaksinasi.

Padahal ini penyakit tersendiri, dimana terjadi pembekuan darah yang terbentuk di pembuluh darah yang terlepas dan terbawa aliran darah hingga menyumbat pembuluh darah lain. 

“Ditambah lagi, trombo emboli vena merupakan penyakit kardio vaskular paling sering terjadi di dunia,” jelasnya saat konferensi pers kemarin.

Kejadian ini, bukan tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Namun ditegaskan, bahwa kejadian ini tidak berhubungan dengan adanya vaksinasi.

Karenanya sebelum dilakukan vaksinasi, para penerima harus dalam keadaan sehat berdasar hasil skrining yang dilakukan petugas kesehatan.

Satgas pun terus mengimbau para petugas kesehatan untuk melakukan skrining secara teliti sebelum dan secara menyeluruh sesuai kaidah yang ditetapkan. 

“Dalam proses skrining, para penerima vaksin diharapkan jujur dalam menjawab pertanyaan secara jujur.

Apabila memungkinkan, para calon penerima dapat melakukan pengecekan agar saat menerima vaksin dalam keadaan sehat,” lanjutnya. 

DENPASAR – Meninggalnya Almarhum Abdullah Malanua, 44, dua hari pasca mendapatkan vaksin AstraZeneca saat program vaksin massal yang digelar di Desa Dauh Puri Kelod, Denpasar, memang menghebohkan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya menegaskan bahwa hasil otopsi verbal kronologis meninggalnya korban yang berprofesi

sebagai tukang jahit ini sudah sakit kurang lebih dari seminggu yang lalu dan hanya istirahat di kamar, jarang keluar apalagi bekerja.

Sakit yang dikeluhkan adalah sakit kepala yang terus-menerus, bahkan kadang-kadang almarhum sampai muntah-muntah, dan keringat dingin.

Almarhum juga dikatakan memang memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes dan kolestrol.

Terkait soal vaksinasi, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan bahwa pemerintah telah memastikan faktor keamanan, mutu, kualitas dan khasiat pada vaksin yang digunakan.

Sehingga perlu dipahami masyarakat, bahwa vaksin Covid-19 tidak menurunkan angka kematian atau angka kesakitan akibat penyakit selain Covid-19. 

Penjelasan ini diharapkan menjawab kebingungan masyarakat, bahwa pemberian vaksin Covid-19 malah menyebabkan kematian.

Seperti adanya kasus kematian akibat trombo emboli atau pembekuan darah yang dikaitkan dengan program vaksinasi.

Padahal ini penyakit tersendiri, dimana terjadi pembekuan darah yang terbentuk di pembuluh darah yang terlepas dan terbawa aliran darah hingga menyumbat pembuluh darah lain. 

“Ditambah lagi, trombo emboli vena merupakan penyakit kardio vaskular paling sering terjadi di dunia,” jelasnya saat konferensi pers kemarin.

Kejadian ini, bukan tidak mungkin terjadi secara bersamaan. Namun ditegaskan, bahwa kejadian ini tidak berhubungan dengan adanya vaksinasi.

Karenanya sebelum dilakukan vaksinasi, para penerima harus dalam keadaan sehat berdasar hasil skrining yang dilakukan petugas kesehatan.

Satgas pun terus mengimbau para petugas kesehatan untuk melakukan skrining secara teliti sebelum dan secara menyeluruh sesuai kaidah yang ditetapkan. 

“Dalam proses skrining, para penerima vaksin diharapkan jujur dalam menjawab pertanyaan secara jujur.

Apabila memungkinkan, para calon penerima dapat melakukan pengecekan agar saat menerima vaksin dalam keadaan sehat,” lanjutnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/