27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 6:51 AM WIB

Rumah di Bantaran Sungai Ambruk, Warga Diminta Hati-Hati Membangun

DENPASAR – Rumah di bantaran sungai ambruk. Rumah yang ambruk itu dinilai menyalahi aturan. Sebab telah membangun di  bantaran sungai, dan sebenarnya tiga  meter jaraknya. Kepastian ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Denpasar,  IB Joni Ariwibawa, Kamis (27/10/2022).

Kepada Jawa Pos Radar Bali dikatakan bahwa pihak  BPBD langsung datangi lokasi setelah mendapatkan kabar rumah roboh. Pihaknya membantu secara kemanusiaan. Baik membersihkan puing-puing dan dinas sosial nanti membantu warga yang terdampak.

Atas kejadian ini diharapkan muncul kesadaran menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang membangun di bantaran sungai. “Ini membahayakan keselamatan warga,” sebutnya, Kamis (27/10).

Secara kasat mata, fondasi rumah ada di sungai, jadi pondasi tergerus arus, sedikit demi sedikit terkikis jadinya ambruk. “Tentunya menyalahi aturan membangun. Ini sudah dari dulu, tidak terpantau. Aturannya kan tiga meter dari sungai. Kalau kayak gini kan membahayakan diri mereka sendiri?” pungkasnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Denpasar, saat dikonfirmasi   mengatakan  bahwa   kejadian berlangsung Kamis (27/10) sekirtar  pukul 13.45.

Rumah roboh ini ditempati keluarga almarhum M. Yusuf Zainuddin,  yang kini ditempati, istri beserta saudara-saudaranya. Dan, bagian belakang rumah ini bersebelahan dengan aliran sungai Badung, diperuntukkan untuk tempat menjemur pakaian

“Rumah berdiri di atas bantaran Tukad (sungai) Badung. Awalnya terdengar suara gemuruh dari dalam rumah yang kemudian diikuti fisik rumah bergetar,” timpalnya.
Seketika, yang ada di  dalam rumah, keluar berhamburan menuju depan rumah. Sejurus kemudian rumah roboh ke arah timur ke arah aliran Tukad Badung

Saat kejadian, kondisi cuaca sedang hujan gerimis. Korban dari kejadian   tersebut, sementara ini ditampung oleh keluarga korban dan tetangga, hingga   menunggu perbaikan rumah keputusan lebih lanjut.

“Rumah yang roboh menghadap ke barat, dengan bangunan rumah terbuat dari batako, dengan semen cor. Fondasi bagian belakang berada di atas bibir sungai Badung. Dan ditempati tiga KK (kepala keluarga),” tutupnya. (andre sula/marsellus pampur/ni kadek novi febriani/radar bali)

DENPASAR – Rumah di bantaran sungai ambruk. Rumah yang ambruk itu dinilai menyalahi aturan. Sebab telah membangun di  bantaran sungai, dan sebenarnya tiga  meter jaraknya. Kepastian ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Denpasar,  IB Joni Ariwibawa, Kamis (27/10/2022).

Kepada Jawa Pos Radar Bali dikatakan bahwa pihak  BPBD langsung datangi lokasi setelah mendapatkan kabar rumah roboh. Pihaknya membantu secara kemanusiaan. Baik membersihkan puing-puing dan dinas sosial nanti membantu warga yang terdampak.

Atas kejadian ini diharapkan muncul kesadaran menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang membangun di bantaran sungai. “Ini membahayakan keselamatan warga,” sebutnya, Kamis (27/10).

Secara kasat mata, fondasi rumah ada di sungai, jadi pondasi tergerus arus, sedikit demi sedikit terkikis jadinya ambruk. “Tentunya menyalahi aturan membangun. Ini sudah dari dulu, tidak terpantau. Aturannya kan tiga meter dari sungai. Kalau kayak gini kan membahayakan diri mereka sendiri?” pungkasnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polresta Denpasar, saat dikonfirmasi   mengatakan  bahwa   kejadian berlangsung Kamis (27/10) sekirtar  pukul 13.45.

Rumah roboh ini ditempati keluarga almarhum M. Yusuf Zainuddin,  yang kini ditempati, istri beserta saudara-saudaranya. Dan, bagian belakang rumah ini bersebelahan dengan aliran sungai Badung, diperuntukkan untuk tempat menjemur pakaian

“Rumah berdiri di atas bantaran Tukad (sungai) Badung. Awalnya terdengar suara gemuruh dari dalam rumah yang kemudian diikuti fisik rumah bergetar,” timpalnya.
Seketika, yang ada di  dalam rumah, keluar berhamburan menuju depan rumah. Sejurus kemudian rumah roboh ke arah timur ke arah aliran Tukad Badung

Saat kejadian, kondisi cuaca sedang hujan gerimis. Korban dari kejadian   tersebut, sementara ini ditampung oleh keluarga korban dan tetangga, hingga   menunggu perbaikan rumah keputusan lebih lanjut.

“Rumah yang roboh menghadap ke barat, dengan bangunan rumah terbuat dari batako, dengan semen cor. Fondasi bagian belakang berada di atas bibir sungai Badung. Dan ditempati tiga KK (kepala keluarga),” tutupnya. (andre sula/marsellus pampur/ni kadek novi febriani/radar bali)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/