24 C
Jakarta
13 September 2024, 8:34 AM WIB

Warga LDII Tabanan Ngejot Daging dan Gule Kambing ke Rumah Umat Hindu

TABANAN, radarbali.id – Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tabanan, Bali, memilik cara unik untuk menjaga tali persaudaraan dengan umat Hindu. Cara unik tersebut yakni menjaga tradisi ngejot atau berbagi saat Idul Adha.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga LDII Tabanan juga ngejot ke rumah umat Hindu yang ada di sekitar Gedung Sekretariat LDII Tabanan di Banjar Malkangin.

Selain itu, warga LDII juga ngejot di lingkungan rumah masing-masing. Daging yang dibagikan ada yang sudah masak berupa gulai kambing maupun daging mentah.

“Program LDII ngejot ini merupakan praktik kami menjaga rasa persaudaraan atau dalam bahasa Balinya menyama braya,” ujar Imam Kambali, Wakil Ketua DPD LDII Tabanan di sela-sela pemotongan hewan kurban, Minggu (10/7).

Dijelaskan lebih lanjut, selain ngejot ke rumah umat Hindu, warga LDII Tabanan juga ngejot ke rumah sesama umat Islam dan warga umat lain.

“Alhamdulillah, kali ini kami bisa memotong 6 ekor sapi dan 13 ekor kambing. Semua hewan kurban kami sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan untuk menghindari PMK,” jelasnya.

Apa yang dilakukan warga LDII Tabanan ini juga merupakan tindak lanjut dari instruksi DPP LDII.

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan inflasi mulai dirasakan masyarakat karena melambungnya harga kebutuhan pokok, umat Islam harus tanggap terhadap masalah sosial tersebut.

Menurutnya, permasalahan sosial itu dapat diatasi apabila, bangsa Indonesia memiliki dua tipe sikap luhur, berupa kesalehan individu dan sosial.

Kesalehan dibentuk oleh rasa takwa.

“Ketakwaan itu dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dengan tulus ikhlas melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail AS,” ujarnya.

Pengorbanan Nabi Ibrahim itu, kemudian diperingati oleh umat Islam dengan menyembelih kurban pada Idul Adha.

KH Chriswanto mengutip hadits dari Imam Bukhari bahwa kurban merupakan ibadah yang paling disenangi oleh Allah pada 10 Dzulhijah- mengalahkan pahala orang yang berkorban harta, benda, dan nyawa sebagai martir yang sahid di medan perang.

Sementara dalam sisi lain, kurban juga membawa berkah dalam kehidupan sosial.

Para peternak memanen rezeki dan warga yang kesulitan akibat harga kebutuhan pokok yang melonjak.

Ekonomi pun bergerak. Berkah kurban dari sisi individu dan sosial yang luar biasa itu, jangan sampai terhalang oleh wabah virus Penyakit, Mulut, dan Kuku (PMK).

Ia menambahkan, keberkahan kurban tersebut bisa dilaksanakan oleh semua orang.

Salah satunya dengan menabung, agar pada Idul Adha tahun depan, keluarga bisa membeli seekor kambing ataupun sapi. (san/ken)

 

 

 

TABANAN, radarbali.id – Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tabanan, Bali, memilik cara unik untuk menjaga tali persaudaraan dengan umat Hindu. Cara unik tersebut yakni menjaga tradisi ngejot atau berbagi saat Idul Adha.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, warga LDII Tabanan juga ngejot ke rumah umat Hindu yang ada di sekitar Gedung Sekretariat LDII Tabanan di Banjar Malkangin.

Selain itu, warga LDII juga ngejot di lingkungan rumah masing-masing. Daging yang dibagikan ada yang sudah masak berupa gulai kambing maupun daging mentah.

“Program LDII ngejot ini merupakan praktik kami menjaga rasa persaudaraan atau dalam bahasa Balinya menyama braya,” ujar Imam Kambali, Wakil Ketua DPD LDII Tabanan di sela-sela pemotongan hewan kurban, Minggu (10/7).

Dijelaskan lebih lanjut, selain ngejot ke rumah umat Hindu, warga LDII Tabanan juga ngejot ke rumah sesama umat Islam dan warga umat lain.

“Alhamdulillah, kali ini kami bisa memotong 6 ekor sapi dan 13 ekor kambing. Semua hewan kurban kami sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan untuk menghindari PMK,” jelasnya.

Apa yang dilakukan warga LDII Tabanan ini juga merupakan tindak lanjut dari instruksi DPP LDII.

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan inflasi mulai dirasakan masyarakat karena melambungnya harga kebutuhan pokok, umat Islam harus tanggap terhadap masalah sosial tersebut.

Menurutnya, permasalahan sosial itu dapat diatasi apabila, bangsa Indonesia memiliki dua tipe sikap luhur, berupa kesalehan individu dan sosial.

Kesalehan dibentuk oleh rasa takwa.

“Ketakwaan itu dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS dengan tulus ikhlas melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail AS,” ujarnya.

Pengorbanan Nabi Ibrahim itu, kemudian diperingati oleh umat Islam dengan menyembelih kurban pada Idul Adha.

KH Chriswanto mengutip hadits dari Imam Bukhari bahwa kurban merupakan ibadah yang paling disenangi oleh Allah pada 10 Dzulhijah- mengalahkan pahala orang yang berkorban harta, benda, dan nyawa sebagai martir yang sahid di medan perang.

Sementara dalam sisi lain, kurban juga membawa berkah dalam kehidupan sosial.

Para peternak memanen rezeki dan warga yang kesulitan akibat harga kebutuhan pokok yang melonjak.

Ekonomi pun bergerak. Berkah kurban dari sisi individu dan sosial yang luar biasa itu, jangan sampai terhalang oleh wabah virus Penyakit, Mulut, dan Kuku (PMK).

Ia menambahkan, keberkahan kurban tersebut bisa dilaksanakan oleh semua orang.

Salah satunya dengan menabung, agar pada Idul Adha tahun depan, keluarga bisa membeli seekor kambing ataupun sapi. (san/ken)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/