26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 4:37 AM WIB

Siswi Ikut Lomba Gerak Jalan Pakai Rok Mini, KPPAD Ingatkan Panitia Soal Kekerasan

GIANYAR– Gerak jalan yang berlangsung 8-13 Agustus mendapat sorotan dari Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali. Salah satunya soal pakaian peserta pelajar yang terkesan seksi.

 

Komisioner KPPAD Bali, Kadek Ariasa, memberikan sedikit catatan saat memantau acara gerak jalan. “Ini ada masukan masyarakat, dari penonton untuk peserta yang memakai pakaian terlalu minim yang seperti ada kesan seksi,” ujar Komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Jumat (12/8).

 

Kelompok peserta putri diketahui mengenakan rok di atas lutut atau rok mini. Padahal, di sekolah diajarkan mengenakan rok dibawah lutut. “Diharapkan panitia penyelenggara menjadikan perhatian agar tetap memperhatikan kesan estetika dan norma etika yang sopan, yang tidak menimbulkan potensi kekerasan terhadap siswa peserta,” ujarnya.

 

Bentuk kekerasan, bisa saja dalam bentuk menggoda peserta oleh para penonton remaja. “Karena hal tersebut juga kurang baik bagi pendidikan perlindungan anak,” ungkapnya.

 

Pengurus Yayasan Ketut Alon itu menambahkan, pantauan kegiatan lomba gerak jalan siswa dilakukan agar acara menjadi lebih baik untuk mencegah hal negatif yang muncul selama kegiatan. “Termasuk mencegah potensi kekerasan anak,” imbuhnya.

 

Terkait sorotan itu, sudah dikomunikasikan ke Dinas Pemuda Olahraga yang membidangi. “Secara umum KPPAD Bali mengapresiasi upaya perbaikan dan perhatian pemerintah Gianyar penyelenggara kegiatan yang sudah memperhatikan aspek perlindungan anak,” pungkasnya. (dra)

GIANYAR– Gerak jalan yang berlangsung 8-13 Agustus mendapat sorotan dari Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali. Salah satunya soal pakaian peserta pelajar yang terkesan seksi.

 

Komisioner KPPAD Bali, Kadek Ariasa, memberikan sedikit catatan saat memantau acara gerak jalan. “Ini ada masukan masyarakat, dari penonton untuk peserta yang memakai pakaian terlalu minim yang seperti ada kesan seksi,” ujar Komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Jumat (12/8).

 

Kelompok peserta putri diketahui mengenakan rok di atas lutut atau rok mini. Padahal, di sekolah diajarkan mengenakan rok dibawah lutut. “Diharapkan panitia penyelenggara menjadikan perhatian agar tetap memperhatikan kesan estetika dan norma etika yang sopan, yang tidak menimbulkan potensi kekerasan terhadap siswa peserta,” ujarnya.

 

Bentuk kekerasan, bisa saja dalam bentuk menggoda peserta oleh para penonton remaja. “Karena hal tersebut juga kurang baik bagi pendidikan perlindungan anak,” ungkapnya.

 

Pengurus Yayasan Ketut Alon itu menambahkan, pantauan kegiatan lomba gerak jalan siswa dilakukan agar acara menjadi lebih baik untuk mencegah hal negatif yang muncul selama kegiatan. “Termasuk mencegah potensi kekerasan anak,” imbuhnya.

 

Terkait sorotan itu, sudah dikomunikasikan ke Dinas Pemuda Olahraga yang membidangi. “Secara umum KPPAD Bali mengapresiasi upaya perbaikan dan perhatian pemerintah Gianyar penyelenggara kegiatan yang sudah memperhatikan aspek perlindungan anak,” pungkasnya. (dra)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/