DENPASAR-Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus Bali menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Bali, Renon, Rabu (13/4/2022) sore. Dalam aksi itu mahasiswa memprotes kelangkaan pertalite dan kenaikan harga BBM. Hal itu yang membuat mereka kesal.
Mahasiswa juga menuding aparat kepolisian sengaja membenturkan mereka dengan masyarakat adat. Dalam hal ini adalah Pecalang. Dalam kesempatan itu, Pecalang berada di garda terdepan dalam pengamanan aksi tersebut. “Jangan benturkan kami dengan masyarakat adat. Bapak ibu kepolisian berada di depan kami,” tegas Arya Gangga, selaku Korlap aksi tersebut dalam orasinya.
Dalam unjuk rasa yang berlangsung lebih dari dua jam itu, mahasiswa hendak masuk ke dalam kantor Gubernur Bali. Namun di depan gerbang, mereka telah dihadang oleh kelompok Pecalang. Sempat terjadi saling dorong. Hingga akhirnya aksi mereka berakhir sekitar pukul 16.30 WITA.
Diwawancara di sela aksi tersebut, Arya Gangga mengatakan beberapa inti dari suara yang mereka perjuangkan adalah adanya kelangkaan pertalite dan juga kenaikan harga BBM. “Kami melihat BBM naik dan pertalite langka. Itu adalah beban dan juga keresahan masyarakat. Kami juga sudah survei dan selalu ada keluhan masyarakat,” katanya kepada awak media.
Selain itu, pihaknya juga menyuarakan terkait persiapan G20. “Kami berharap G20 memberikan dampak positif. Saya selaku korlap kami tidak ingin berbentur dengan masyarakat Bali. Kami berharap gubernur bisa mendengar dan membawa aspirasi kami ke pusat,” pungkasnya. Aksi itu sendiri dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan juga dari unsur TNI.
Menariknya aksi itu juga diikuti oleh seorang pengemudi ojek online. Dalam orasinya, pria yang diketahui bernama Arya Nanda itu menyuarakan naiknya harga dan kelangkaan BBM. Hal itu mempengaruhi banyak sektor. Termasuk sektor transportasi online. Dia dan rekan seprofesinya yang bekerja sebagai ojek online juga terkena dampaknya.