DENPASAR, radarbali.id– Bali, pulau yang ditunggu-tunggu dunia untuk kembali dikunjungi setelah dua tahun pandemi Covid-19 akhirnya mulai membuka pembatasan perjalanan secara bertahap dan kembali berbenah untuk menantikan kedatangan para wisatawan lokal dan mancanegara yang mulai merencanakan liburan mereka untuk kembali ke Pulau Dewata. Di Bali, para wisatawan dapat menikmati berbagai pengalaman yang tidak hanya dapat meningkatkan kualitas jasmani namun juga menawarkan ketenangan jiwa bagi mereka yang mengharapkannya. Bali selalu menawarkan angin segar bagi semua orang yang kembali tiba di tempat tujuan wisata favorit mereka ini.
Namun di sisi lain, pulau ini telah menarik banyak perhatian global atas permasalahan pelik dalam mengelola sampahnya, dan selama dua tahun terakhir banyak yang telah berubah dalam hal pengumpulan dan pengelolaan sampah. Untuk itu, sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah yang baik di Bali, program Bali’s Biggest Clean Up kembali diselenggarakan pada Minggu 20 Februari 2022, setelah dua tahun rehat akibat pandemi.
Gerakan bersih-bersih sampah ini merupakan bagian dari One Island-One Voice, yang dimotori oleh Bye Bye Plastic Bags untuk keenam kalinya, berjalan di seluruh pulau dengan dukungan masyarakat, LSM lingkungan dan sektor korporasi yang peduli lingkungan, semuanya bekerja secara kooperatif untuk membantu pulau ini menyelesaikan masalah sampah plastik dan membantu memastikan pulau ini terlihat asri. Selama lima kali terakhir kegiatan bersih-bersih pantai yang diadakan tahunan ini telah mengumpulkan lebih dari 65.000 orang di 430 lokasi di Bali dan mencegah 155 ton plastik memasuki lautan kita.
Sebagai salah satu perusahaan yang berkomitmen terhadap lingkungan, Danone-AQUA, yang dikenal dengan usahanya dalam mendorong ekonomi sirkular melalui gerakan #BijakBerplastik, juga bergabung dalam program One Island-One Voice dengan memilih pantai Balangan sebagai lokasi tahun ini. Pantai Balangan yang berlokasi di Bali selatan, merupakan pantai yang membawa pengunjungnya kembali ke Bali ‘Tempo Dulu’, diliputi pasir putih bersih, suasana santai, gubuk pantai, air sebening kristal dan menghadirkan ombak indah yang tinggi, yang digemari oleh para peselancar. Disini, Danone-AQUA mendukung tim sukarelawan sebagai bagian dari upaya besar dan terpadu di seluruh pulau ini.
Setelah acara bersih-bersih, semua sampah yang terkumpul di Pantai Balangan akan dibawa ke TPST Samtaku Jimbaran, sebuah fasilitas pemilahan “Zero Waste to Landfill” kerjasama antara PT Reciki Mantap Jaya, Danone-AQUA dan mitra lainnya. Di sini, semua sampah dipilah, diolah, lalu dijual sebagai kompos atau plastik daur ulang. Director of Sustainable Development, Danone-AQUA Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan “Salah satu cara paling efisien untuk mencapai target Pemerintah Indonesia dalam mengurangi sampah plastik ke lautan sebesar 70% pada tahun 2025, adalah dengan berkomitmen pada pendekatan ekonomi sirkular secara holistik, dengan upaya yang lebih besar dari pengumpulan sampah plastik, pendidikan konsumen dan inovasi kemasan produk. Konsep ekonomi sirkular merupakan solusi terbaik saat ini untuk menyelesaikan masalah sampah plastik di seluruh Indonesia dan membutuhkan upaya menyeluruh dari para pemangku kepentingan.”
Karyanto Wibowo mengatakan, “Program bersih-bersih pantai secara bersamaan ini dapat melengkapi berbagai macam usaha kami dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular dengan berbagai mitra kami. Namun demikian, fokus terbesar kami adalah bagaimana kita dapat mengelola sampah pada sumbernya seperti di rumah dan kawasan pemukiman, karena di sanalah perubahan perilaku yang sangat dibutuhkan untuk dimulai. Dari sana, kami melanjutkan inisiatif ke pengumpulan dan berbagai program pengelolaan limbah inovatif lainnya dan akhirnya ke fasilitas daur ulang kami. Kami berkomitmen memanfaatkan bahan yang dikumpulkan sebagai bagian dari materi produksi kemasan baru untuk produk kami, sehingga mengurangi limbah plastik ke lingkungan, sekaligus mewujudkan visi global Danone – One Planet, One Health”.
Selama lebih dari satu dekade, Danone-AQUA secara konsisten meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah plastik melalui pendidikan di sekolah, meningkatkan pengumpulan, dan berinovasi dalam kemasan. Sejak 2018, Danone-AQUA telah memposisikan Bali sebagai studi kasus ‘kelas dunia’, menjadikan Bali sebagai sebagai salah satu fokus perusahaan dalam menerapkan inisiatif keberlanjutan yang ekstensif. Sebagai pelopor model ekonomi sirkular, perusahaan telah bekerja sama dengan banyak mitra untuk mengatasi tantangan sampah plastik di Bali. Danone-AQUA menyadari fakta bahwa pengelolaan sampah di Indonesia sangatlah rumit dan mengakui bahwa masih banyak langkah yang harus diambil agar pengelolaan sampah dapat menjadi lebih efektif dan dapat dicapai di seluruh pulau, namun demikian, Danone-AQUA terus menunjukan komitmennya selama sepuluh tahun terakhir ini dengan bekerja sama dengan berbagai pihak.
Bali memiliki tantangan dalam pengelolaan 1,5 juta ton sampah per tahun, yang 50% berasal dari tiga wilayah yaitu Denpasar, Badung dan Gianyar. Dengan perekonomian Bali yang sebagian besar didorong oleh sektor pariwisata, hal ini juga menimbulkan tantangan lain karena sampah yang dihasilkan dari sektor pariwisata ternyata sebanyak 3,5 kali lebih banyak dari sampah perkapita. Selain itu, pantai-pantai Bali yang masih asri menghadapi tantangannya sendiri, mulai dari sampah yang terdampar di pantai dari lautan, serta sampah dari 3.500 km aliran air di Bali. Telah dilaporkan bahwa sekitar 33.000 ton plastik bocor ke saluran air setiap tahun. Dengan 90% dari total masyarakat di Bali yang tinggal dalam jarak 1 km dari sungai, danau atau pantai, ini telah menciptakan kebutuhan mendesak untuk mengubah perilaku masyarakat dalam cara mereka membuang dan mengelola sampah.
Di Bali sendiri, Danone-AQUA telah mengumpulkan lebih banyak botol plastik daripada yang digunakan perusahaan melalui berbagai kemitraan dengan LSM lokal dan kelompok masyarakat, pemulung, dan bank sampah. Danone-AQUA percaya semua pihak harus terlibat untuk mempercepat transisi Indonesia ke ekonomi sirkular dan membantu menyelesaikan masalah sampah plastik.