27.3 C
Jakarta
21 November 2024, 23:26 PM WIB

Direktur PIB Raih Rekor MURI Penyandang Gelar Doktor Terbanyak

TABANAN, radarbali.id– Masih dalam suasana peringatan International Women’s Day yang dirayakan setiap bulan Maret, belum lengkap rasanya jika tidak membahas tokoh wanita Indonesia yang berprestasi dan menginspirasi berbagai kalangan.

Tokoh wanita inspiratif yang akan kita bahas kali ini adalah Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, M.S., M.M., M.Mis., D.Th., Ph.D., D.Ag, Direktur Politeknik Internasional Bali. Sosok yang akrab disapa Prof. Suli ini berhasil menorehkan prestasi cemerlang dengan menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai penyandang gelar doktor terbanyak di Indonesia.

Prof. Suli tercatat menyandang empat gelar doktor dari beragam disiplin ilmu. “Saya sangat bahagia karena apa yang saya lakukan mendapat penghargaan dari MURI”, ujar cendekiawan yang sebelumnya juga berhasil meraih MURI karena berhasil memecahkan rekor melayani 10.000 warga untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 bersama Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Bali.

Plakat penghargaan diserahkan langsung oleh Prof. Dr. (HC). Jaya Suprana selaku Ketua Umum MURI di Kelapa Gading Jakarta, Jumat (18/3). “Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi banyak orang untuk tidak menjadikan usia sebagai hambatan dalam belajar dan menuntaskan pendidikan”, ujar guru besar kelahiran tahun 1946 ini.

Hingga saat ini Prof. Suli sukses meraih empat gelar doktor, antara lain bidang arsitektur di Oxford Brooks United Kingdom tahun 1995, bidang Agama Kristen di Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Yogyakarta tahun 2013, bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali tahun 2017, dan bidang Agama Hindu di IHDN Bali tahun 2018. Dari keempatnya, gelar doktor kedua, ketiga, dan keempat berhasil diraih dengan predikat cum laude.

“Pendidikan membuat seseorang berpikir luas, bijaksana, tidak mau menang sendiri. Berpendidikan membuat kita menjadi masyarakat atau bangsa yang disegani dunia. Multi disiplin ilmu membuat kita mudah bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat. Tidak ada rasa minder,” tutur Prof. Suli saat diwawancarai setibanya di Bali.

Saat ditanya mengenai apa pesan yang ingin disampaikan kepada generasi muda Indonesia, peraih gelar guru besar arsitek perempuan pertama di Indonesia tahun 2000 ini memaparkan bahwa usia bukanlah hambatan jika dibandingkan dengan kemauan dan keuletan. “Saya belajar 2 agama dalam studi doktoral. Saya simpulkan bahwa religion is something universal. Marilah kita saling rukun, tolong-menolong, dan saling menghormati,” pungkasnya.

Sebagai bukti dedikasi dan rasa cinta terhadap dunia pendidikan, pada tahun 2017 Prof. Suli bersama dengan suami (alm) Dr. Ir. Frans Bambang Siswanto, M.M, membangun institusi pendidikan tinggi bernama Politeknik Internasional Bali (PIB). Setiap tahunnya kampus pariwisata di Bali pib.ac.id, ini secara rutin memberikan beasiswa kepada putra-putri Indonesia berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi dari seluruh Indonesia melalui program “PIB Berbagi”.

“Saya dan almarhum Dr. Frans bercita-cita ke depannya PIB bisa menjadi kampus pariwisata terbaik di Indonesia dan menjadi Centre of Excellence di dunia pendidikan”, ujar profesor yang juga aktif di berbagai kegiatan organisasi sosial ini. (rba)

TABANAN, radarbali.id– Masih dalam suasana peringatan International Women’s Day yang dirayakan setiap bulan Maret, belum lengkap rasanya jika tidak membahas tokoh wanita Indonesia yang berprestasi dan menginspirasi berbagai kalangan.

Tokoh wanita inspiratif yang akan kita bahas kali ini adalah Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, M.S., M.M., M.Mis., D.Th., Ph.D., D.Ag, Direktur Politeknik Internasional Bali. Sosok yang akrab disapa Prof. Suli ini berhasil menorehkan prestasi cemerlang dengan menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai penyandang gelar doktor terbanyak di Indonesia.

Prof. Suli tercatat menyandang empat gelar doktor dari beragam disiplin ilmu. “Saya sangat bahagia karena apa yang saya lakukan mendapat penghargaan dari MURI”, ujar cendekiawan yang sebelumnya juga berhasil meraih MURI karena berhasil memecahkan rekor melayani 10.000 warga untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 bersama Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Bali.

Plakat penghargaan diserahkan langsung oleh Prof. Dr. (HC). Jaya Suprana selaku Ketua Umum MURI di Kelapa Gading Jakarta, Jumat (18/3). “Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi banyak orang untuk tidak menjadikan usia sebagai hambatan dalam belajar dan menuntaskan pendidikan”, ujar guru besar kelahiran tahun 1946 ini.

Hingga saat ini Prof. Suli sukses meraih empat gelar doktor, antara lain bidang arsitektur di Oxford Brooks United Kingdom tahun 1995, bidang Agama Kristen di Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Yogyakarta tahun 2013, bidang pariwisata di Universitas Udayana Bali tahun 2017, dan bidang Agama Hindu di IHDN Bali tahun 2018. Dari keempatnya, gelar doktor kedua, ketiga, dan keempat berhasil diraih dengan predikat cum laude.

“Pendidikan membuat seseorang berpikir luas, bijaksana, tidak mau menang sendiri. Berpendidikan membuat kita menjadi masyarakat atau bangsa yang disegani dunia. Multi disiplin ilmu membuat kita mudah bergaul dengan berbagai lapisan masyarakat. Tidak ada rasa minder,” tutur Prof. Suli saat diwawancarai setibanya di Bali.

Saat ditanya mengenai apa pesan yang ingin disampaikan kepada generasi muda Indonesia, peraih gelar guru besar arsitek perempuan pertama di Indonesia tahun 2000 ini memaparkan bahwa usia bukanlah hambatan jika dibandingkan dengan kemauan dan keuletan. “Saya belajar 2 agama dalam studi doktoral. Saya simpulkan bahwa religion is something universal. Marilah kita saling rukun, tolong-menolong, dan saling menghormati,” pungkasnya.

Sebagai bukti dedikasi dan rasa cinta terhadap dunia pendidikan, pada tahun 2017 Prof. Suli bersama dengan suami (alm) Dr. Ir. Frans Bambang Siswanto, M.M, membangun institusi pendidikan tinggi bernama Politeknik Internasional Bali (PIB). Setiap tahunnya kampus pariwisata di Bali pib.ac.id, ini secara rutin memberikan beasiswa kepada putra-putri Indonesia berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi dari seluruh Indonesia melalui program “PIB Berbagi”.

“Saya dan almarhum Dr. Frans bercita-cita ke depannya PIB bisa menjadi kampus pariwisata terbaik di Indonesia dan menjadi Centre of Excellence di dunia pendidikan”, ujar profesor yang juga aktif di berbagai kegiatan organisasi sosial ini. (rba)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/