MANGUPURA – Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar kembali memberikan warning alias peringatan dini terkait gelombang tinggi di perairan Bali. Peringatan dini potensi gelombang tinggi mencapai 2,5-4 meter untuk 18 area perairan di Indonesia. Bahkan salah satu dari wilayah tersebut adalah wilayah perairan selatan Bali.
Perkiraan itu berlaku mulai dari Rabu kemarin (25/8) sampai Kamis (26/8) pagi. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada, terutama aktivitas masyarakat pesisir dan juga wisata bahari.
Prakirawan Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Made Sudarma tidak menampik bahwa perairan wilayah Selatan Bali memang diperkirakan mengalami gelombang tinggi dan gelombang sedang beberapa hari kedepan.
Berdasarkan pemantauan termutakhir dan analisis gelombang dengan ina waves, ketinggian gelombang di perairan selatan Bali berpotensi masih dapat terjadi hingga seminggu kedepan. Namun, kondisinya fluktuatif atau mengalami kondisi naik dan turun.
“Untuk tanggal 25 ini ketinggian gelombang mencapai 3,5 meter. Pada tanggal 27 dan 28 mengalami penurunan mencapai 2,5 meter kemudian tanggal 29 kembali naik lagi hingga maksimal mencapai 4 meter. Karena warning itu diberikan ketika terjadi gelombang 2 meter keatas, sehingga kami masih mengeluarkan warning,” terang Sudarma dikonfirmasi, Rabu (23/8).
Kata dia, kondisi gelombang tinggi itu dalam kategori normal. Sebab hal itu merupakan siklus alami tahunan yang biasanya terjadi pada bulan Juli, Agustus, hingga September. Adapun daerah yang mengalami kondisi itu ada wilayah perairan selatan Bali, seperti di Selat Bali Bagian Selatan, Selat Badung, dan Lombok Bagian Selatan, hingga ke Samudra Hindia. Dimana peningkatan kecepatan angin dan persistensi kecepatan berpengaruh terhadap ketinggian gelombang laut. Saat ini kecepatan angin di selatan Bali mencapai 15-20 knot dan persisten.
“Saat ini tekanan monsun Australia sudah aktif, sehingga kini kondisinya angin timuran. Perbedaan tekanan angin yang signifikan belahan bumi utara (BBU) dan belahan bumi selatan (BBS) ini yang menjadi faktor peningkatan angin. Sekarang di utara itu mencapai 1006-1010 Hpa, sedangkan di selatan sudah mencapai 1026 Hpa,” bebernya.
Informasi gelombang tinggi juga sudah setiap hari disebarkan, baik melalui media komunikasi BMKG maupun kepada stakeholder terkait. Hal itu nantinya akan ikut dipantau otorita terkait di lapangan, untuk memutuskan langkah apa yang diambil. Sebab mereka yang lebih tahu kondisi dan teknis di lapangan. (dwi)