25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:00 AM WIB

Akhirnya Desa Adat Bisa Gelar Piodalan

SINGARAJA – Desa Adat Buleleng akhirnya kembali menggelar upacara piodalan. Upacara itu digelar setelah pemerintah memberlakukan relaksasi yang lebih luas terhadap penerapan protokol kesehatan.

 

Sejak 2020 lalu, Desa Adat Buleleng selalu meniadakan piodalan. Pada tahun 2021 lalu sebenarnya jadwal desa adat menyelenggarakan piodalan agung. Namun rencana itu ditunda, karena masih dalam masa gering agung covid-19.

 

Saat itu prajuru desa adat hanya melakukan upacara guru piduka. Sebagai bentuk permohonan maaf pada Ida Sang Hyang Widhi, karena tidak bisa melaksanakan upacara piodalan.

 

Kini Desa Adat Buleleng memutuskan menggelar piodalan agung di Pura Kahyangan Tiga. Baik itu di Pura Segara, Pura Bale Agung, maupun Pura Dalem.

 

Nantinya piodalan di Pura Segara akan jatuh pada rahina sukra kliwon sungsang, Jumat (3/6) mendatang; Pura Bale Agung pada rahina wrespati umanis dungulan, Kamis (9/6); dan Pura Dalem pada redite umanis langkir, yang jatuh pada Minggu (19/6).

 

“Masyarakat juga sudah rindu hadir di piodalan. Karena merasa lebih afdol sembahyang langsung ke pura. Masyarakat juga kan bisa mendekatkan diri pada Hyang Widhi dan berdoa supaya pandemi benar-benar berakhir. Sehingga kami memutuskan menggelar piodalan,” ujar Sutrisna.

 

Sutrisna mengatakan pihaknya siap menerapkan protokol kesehatan. Pecalang dan Satgas Gotong Royong Desa Adat Buleleng telah dikerahkan menyiapkan wastafel, hand sanitizer, serta melakukan pengecekan suhu.

 

“Karena nanti berkurumun, kami tetap himbau masyaarakat menggunakan masker. Tapi kalau sudah menerima vaksin booster, kami beri kelonggaran,” imbuhnya.

 

Di sisi lain, Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, Nyoman Westha mengungkapkan, desa adat dapat menggelar piodalan. Terlebih pemerintah telah memberlakukan relaksasi yang lebih luas pada penerapan protokol kesehatan.

 

“Kami memang sangat berharap ada relaksasi. Sehingga kegiatan-kegiatan adat dan keagamaan bisa berjalan dengan normal,” kata Westha saat dihubungi kemarin (25/5).

 

Lebih lanjut Westha mengatakan, desa adat yang menggelar upacara piodalan hendaknya tetap memerhatikan aspek protokol kesehatan. Disamping itu, Satgas Gotong Royong yang dibentuk seluruh desa adat, didorong melakukan edukasi agar tingkat vaksinasi meningkat.

 

“Masih ada yang tidak mau divaksin. Utamanya lansia. Satgas di desa adat juga harus ikut edukasi. Agar mereka mau divaksin. Sehingga kondisi cepat kembali normal,” katanya. (eps)

SINGARAJA – Desa Adat Buleleng akhirnya kembali menggelar upacara piodalan. Upacara itu digelar setelah pemerintah memberlakukan relaksasi yang lebih luas terhadap penerapan protokol kesehatan.

 

Sejak 2020 lalu, Desa Adat Buleleng selalu meniadakan piodalan. Pada tahun 2021 lalu sebenarnya jadwal desa adat menyelenggarakan piodalan agung. Namun rencana itu ditunda, karena masih dalam masa gering agung covid-19.

 

Saat itu prajuru desa adat hanya melakukan upacara guru piduka. Sebagai bentuk permohonan maaf pada Ida Sang Hyang Widhi, karena tidak bisa melaksanakan upacara piodalan.

 

Kini Desa Adat Buleleng memutuskan menggelar piodalan agung di Pura Kahyangan Tiga. Baik itu di Pura Segara, Pura Bale Agung, maupun Pura Dalem.

 

Nantinya piodalan di Pura Segara akan jatuh pada rahina sukra kliwon sungsang, Jumat (3/6) mendatang; Pura Bale Agung pada rahina wrespati umanis dungulan, Kamis (9/6); dan Pura Dalem pada redite umanis langkir, yang jatuh pada Minggu (19/6).

 

“Masyarakat juga sudah rindu hadir di piodalan. Karena merasa lebih afdol sembahyang langsung ke pura. Masyarakat juga kan bisa mendekatkan diri pada Hyang Widhi dan berdoa supaya pandemi benar-benar berakhir. Sehingga kami memutuskan menggelar piodalan,” ujar Sutrisna.

 

Sutrisna mengatakan pihaknya siap menerapkan protokol kesehatan. Pecalang dan Satgas Gotong Royong Desa Adat Buleleng telah dikerahkan menyiapkan wastafel, hand sanitizer, serta melakukan pengecekan suhu.

 

“Karena nanti berkurumun, kami tetap himbau masyaarakat menggunakan masker. Tapi kalau sudah menerima vaksin booster, kami beri kelonggaran,” imbuhnya.

 

Di sisi lain, Penyarikan Madya Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, Nyoman Westha mengungkapkan, desa adat dapat menggelar piodalan. Terlebih pemerintah telah memberlakukan relaksasi yang lebih luas pada penerapan protokol kesehatan.

 

“Kami memang sangat berharap ada relaksasi. Sehingga kegiatan-kegiatan adat dan keagamaan bisa berjalan dengan normal,” kata Westha saat dihubungi kemarin (25/5).

 

Lebih lanjut Westha mengatakan, desa adat yang menggelar upacara piodalan hendaknya tetap memerhatikan aspek protokol kesehatan. Disamping itu, Satgas Gotong Royong yang dibentuk seluruh desa adat, didorong melakukan edukasi agar tingkat vaksinasi meningkat.

 

“Masih ada yang tidak mau divaksin. Utamanya lansia. Satgas di desa adat juga harus ikut edukasi. Agar mereka mau divaksin. Sehingga kondisi cepat kembali normal,” katanya. (eps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/