27.8 C
Jakarta
9 Desember 2024, 2:58 AM WIB

Banjir, Jembrana Merugi Belasan Miliar

NEGARA  – Dampak bencana banjir di Jembrana diperkirakan mencapai Rp 15 miliar. Kerugian tersebut dari hitungan cepat perkiraan kerugian setalah melihat kerusakan yang terjadi, baik kerusakan rumah maupun infrastruktur.

Jumlah kerugian tersebut bisa lebih banyak lagi, karena saat ini masih dalam proses pengecekan dan penghitungan langsung ke lokasi – lokasi terdampak.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, sejak kemarin (18/10) sudah menerjunkan tim khusus untuk melakukan penilaian kerugian dari dampak bencana yang terjadi.

Sehingga, belum ada nilai pasti jumlah kerugian akibat bencana. “Kalau angka pasti kerugian belum ada,” terangnya, ditemui di lokasi bencana banjir bandang jembatan Bilukpoh, kemarin (18/10).

Namun demikian, melihat tingkat kerusakan yang terjadi, baik kerusakan rumah dan infratruktur diperkirakan kerugian mencapai Rp 15 miliar.

Kerugian tersebut terbagi dalam dua hal, kerugian akibat rumah yang terdampak sekitar Rp 8 miliar, sedangkan infrastruktur jalan dan jembatan sekitar Rp 6-7 miliar. “Ini perkiraan saja. Angka pastinya nanti setelah kami lakukan hitung,” ujarnya.

Nilai kerugian rumah lebih besar karena sebagian besar rumah terdampak mengalami kerusakan sedang dan berat. Terutama di pinggiran sungai dekat jembatan Bilukpoh, banyak rumah warga yang rusak parah.

Sedangkan jembatan, dari data BPBD Jembrana ada tujuh jembatan yang terdampak. Namun tidak semua jembatan yang rusak berat hingga putus total. Ada jembatan yang rusak hanya pada sayap pijakan jembatan seperti jembatan di Desa Penyaringan.

Menurutnya, dalam menghitung kerugian akibat bencana ini harus dilakukan lebih teliti dan menyeluruh. Karena berkaitan juga dengan penanganan selanjutnya. Sehingga, pihaknya menerjunkan tim khusus yang membidangi untuk cek ke setiap lokasi terdampak bencana.

Mengenai penanganan selanjutnya, penanganan pasca bencana, karena pasti membutuhkan anggaran yang besar, akan dikomunikasikan pemerintah provinsi dan pusat.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, terkait dengan perbaikan rumah dan infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir di Jembrana, memungkinkan untuk diusulkan menggunakan dana siap pakai (DSP) dari BNPB.

“Untuk langkah langkah kesiapsiagaan bencana, DSP dipergunakan. Karena disini pasca bencana, jadi bisa diberikan dalam bentuk fisik,” terangnya. (m.basir/radar bali)

 

NEGARA  – Dampak bencana banjir di Jembrana diperkirakan mencapai Rp 15 miliar. Kerugian tersebut dari hitungan cepat perkiraan kerugian setalah melihat kerusakan yang terjadi, baik kerusakan rumah maupun infrastruktur.

Jumlah kerugian tersebut bisa lebih banyak lagi, karena saat ini masih dalam proses pengecekan dan penghitungan langsung ke lokasi – lokasi terdampak.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, sejak kemarin (18/10) sudah menerjunkan tim khusus untuk melakukan penilaian kerugian dari dampak bencana yang terjadi.

Sehingga, belum ada nilai pasti jumlah kerugian akibat bencana. “Kalau angka pasti kerugian belum ada,” terangnya, ditemui di lokasi bencana banjir bandang jembatan Bilukpoh, kemarin (18/10).

Namun demikian, melihat tingkat kerusakan yang terjadi, baik kerusakan rumah dan infratruktur diperkirakan kerugian mencapai Rp 15 miliar.

Kerugian tersebut terbagi dalam dua hal, kerugian akibat rumah yang terdampak sekitar Rp 8 miliar, sedangkan infrastruktur jalan dan jembatan sekitar Rp 6-7 miliar. “Ini perkiraan saja. Angka pastinya nanti setelah kami lakukan hitung,” ujarnya.

Nilai kerugian rumah lebih besar karena sebagian besar rumah terdampak mengalami kerusakan sedang dan berat. Terutama di pinggiran sungai dekat jembatan Bilukpoh, banyak rumah warga yang rusak parah.

Sedangkan jembatan, dari data BPBD Jembrana ada tujuh jembatan yang terdampak. Namun tidak semua jembatan yang rusak berat hingga putus total. Ada jembatan yang rusak hanya pada sayap pijakan jembatan seperti jembatan di Desa Penyaringan.

Menurutnya, dalam menghitung kerugian akibat bencana ini harus dilakukan lebih teliti dan menyeluruh. Karena berkaitan juga dengan penanganan selanjutnya. Sehingga, pihaknya menerjunkan tim khusus yang membidangi untuk cek ke setiap lokasi terdampak bencana.

Mengenai penanganan selanjutnya, penanganan pasca bencana, karena pasti membutuhkan anggaran yang besar, akan dikomunikasikan pemerintah provinsi dan pusat.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin mengatakan, terkait dengan perbaikan rumah dan infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat bencana banjir di Jembrana, memungkinkan untuk diusulkan menggunakan dana siap pakai (DSP) dari BNPB.

“Untuk langkah langkah kesiapsiagaan bencana, DSP dipergunakan. Karena disini pasca bencana, jadi bisa diberikan dalam bentuk fisik,” terangnya. (m.basir/radar bali)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/