32.2 C
Jakarta
25 April 2024, 16:58 PM WIB

Vakum 2 Tahun Gegara Pandemi, Festival Musik Sahur Digelar Lagi

NEGARA – Festival irama musik sahur merupakan salah satu atraksi budaya yang paling ditunggu warga Jembrana pada bulan puasa. Namun, dua tahun terakhir ditiadakan karena pembatasan kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

 

Pada festival tahun ini digelar dengan meriah.  Puluhan perseta adu kreasi musik di hadapan ratusan penonton.

 

Festival diinisiasi oleh Remaja Loloan, baik Loloan Barat, Loloan Timur dan Lelateng, Sabtu (23/4) malam. Dibuka secara langsung oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang ditandai dengan pemukulan kentongan dan pelepasan peserta festival, di Perempatan Setra Lelateng Jalan Durian, Lingkungan Pertukangan, Kelurahan Loloan Barat.

 

Festival Irama Musik Sahur yang ke – 24 ini bertemakan “Spirit Of Jembrana Emas 2026” sebagai bentuk dukungan terhadap Pemerintah Kabupaten Jembrana.

 

Festival diikuti 44 grup anak- anak dan remaja se -Kecamatan Negara dan Jembrana dengan kategori anak – anak diikuti 13 grup dan untuk kategori dewasa 31 grup.

 

Peserta festival berjalan dengan rute, mulai dari Perempatan Setre Lelateng menuju arah Selatan di perempatan jalan Kepundung Loloan Barat dan berakhir di perempatan barat jembatan beli Loloan barat.

 

“Antusias peserta mengikuti dan para penonton memenuhi seputaran Jalan Durian hingga finish di depan MI Mujahidin. Semua peserta mengalunkan tembang sholawatan yang membuat masyarakat membludak menyaksikan,” ujar Ketua panitia Aditya Khairul Imam.

 

Bupati Jembrana I Nengah Tamba usai membuka festival menyampaikan, festival ini sebagai kebangkitan dari budaya Loloan yang sangat kental dengan nilai-nilai Islami yang memiliki ciri tersendiri diera keterbukaan seperti sekarang.

 

“Ini adalah ciri khasnya kebudayaan Loloan. Festival Musik Sahur yang diselenggarakan ini tentu memiliki makna yang sangat penting dari tradisi dan budaya yang kita miliki dan kegiatan ini hasilnya sangat positif bisa menumbuhkan kreativitas anak – anak muda,”ujarnya.

 

Sebagai Bupati, pihaknya akan selalu mendorong agar event seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan. “Meski sempat tak digelar selama dua tahun, akhirnya tahun ini bisa digelar kembali. Kami selaku pemerintah daerah tentu akan selalu mendukung festival ini kedepannya. Ini sebagai langkah kita untuk melestarikan budaya Loloan yang memiliki tradisi yang khas dan unik,” ucapnya.

 

 

 

NEGARA – Festival irama musik sahur merupakan salah satu atraksi budaya yang paling ditunggu warga Jembrana pada bulan puasa. Namun, dua tahun terakhir ditiadakan karena pembatasan kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19.

 

Pada festival tahun ini digelar dengan meriah.  Puluhan perseta adu kreasi musik di hadapan ratusan penonton.

 

Festival diinisiasi oleh Remaja Loloan, baik Loloan Barat, Loloan Timur dan Lelateng, Sabtu (23/4) malam. Dibuka secara langsung oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang ditandai dengan pemukulan kentongan dan pelepasan peserta festival, di Perempatan Setra Lelateng Jalan Durian, Lingkungan Pertukangan, Kelurahan Loloan Barat.

 

Festival Irama Musik Sahur yang ke – 24 ini bertemakan “Spirit Of Jembrana Emas 2026” sebagai bentuk dukungan terhadap Pemerintah Kabupaten Jembrana.

 

Festival diikuti 44 grup anak- anak dan remaja se -Kecamatan Negara dan Jembrana dengan kategori anak – anak diikuti 13 grup dan untuk kategori dewasa 31 grup.

 

Peserta festival berjalan dengan rute, mulai dari Perempatan Setre Lelateng menuju arah Selatan di perempatan jalan Kepundung Loloan Barat dan berakhir di perempatan barat jembatan beli Loloan barat.

 

“Antusias peserta mengikuti dan para penonton memenuhi seputaran Jalan Durian hingga finish di depan MI Mujahidin. Semua peserta mengalunkan tembang sholawatan yang membuat masyarakat membludak menyaksikan,” ujar Ketua panitia Aditya Khairul Imam.

 

Bupati Jembrana I Nengah Tamba usai membuka festival menyampaikan, festival ini sebagai kebangkitan dari budaya Loloan yang sangat kental dengan nilai-nilai Islami yang memiliki ciri tersendiri diera keterbukaan seperti sekarang.

 

“Ini adalah ciri khasnya kebudayaan Loloan. Festival Musik Sahur yang diselenggarakan ini tentu memiliki makna yang sangat penting dari tradisi dan budaya yang kita miliki dan kegiatan ini hasilnya sangat positif bisa menumbuhkan kreativitas anak – anak muda,”ujarnya.

 

Sebagai Bupati, pihaknya akan selalu mendorong agar event seperti ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan. “Meski sempat tak digelar selama dua tahun, akhirnya tahun ini bisa digelar kembali. Kami selaku pemerintah daerah tentu akan selalu mendukung festival ini kedepannya. Ini sebagai langkah kita untuk melestarikan budaya Loloan yang memiliki tradisi yang khas dan unik,” ucapnya.

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/