GIANYAR – Permintaan terhadap lobster di pasaran cukup tinggi. Namun, nelayan di pesisir Gianyar tak bisa berbuat banyak. Sebab tangkapan saat ini minim akibat cuaca buruk.
Hal itu diungkap oleh pengepul lobster di Banjar Cucukan, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Dewa Darma.
“Biasanya nelayan pulang melaut, bawa tangkapan lobster 2 atau 3. Sudah termasuk banyak mereka sekali melaut,” ujar Dewa Darma kemarin.
Di wilayahnya, ada 15 nelayan yang jadi langganan mendapat tangkapan lobster. “Sekarang cuma begini, anginnya lebih kencang dari biasanya, nelayan tidak bawa lobster,” jelasnya.
Padahal, menurutnya, permintaan lobster di pasaran cukup tinggi. Meski situasi Pandemi Covid-19, namun untuk makanan satu ini tetap diburu.
“Lobster yang saya beli dari nelayan, saya bawa ke eksportir. Ada saya punya eksportir,” jelasnya. Menurutnya, harga lobster di kisaran harga Rp 300 ribu per kilogram.
Dengan cuaca seperti saat ini, tak satupun nelayan langganannya memperoleh lobster. Disamping angin yang kencang beberapa hari terakhir, saat ini masuk musim kemarau.
“Kalau kemarau, lobster ke tengah laut. Tidak suka panas. Kalau hujan baru keluar,” jelasnya. Lanjut dia, apabila musim kemarau, biasanya nelayan mengakali membuat bubu atau perangkap lobster.
Hanya saja, pemasangan perangkap lobster terkendala angin kencang. “Kalau cuaca bagus, mungkin bulan Juli nelayan mulai pasang bubu, kalau sekarang cuaca masih ekstrim,” pungkasnya.