25.2 C
Jakarta
22 November 2024, 8:51 AM WIB

Ayam Potong Langka, Gada Bali Tuding Pasokan DOC Minim Jadi Pemicu

DENPASAR – Kelangkaan ayam potong hidup kembali terjadi di Bali. Pasalnya, Gabungan Ayam (Gada) Bali kembali melakukan aksi libur, tidak mengirim ayam potong ke pemotong sejak kemarin (1/7).

Hal ini seperti mengulang kejadian serupa bulan April lalu. Bahkan, kondisi saat ini lebih parah ketimbang sebelumnya.

Di mana, pasokan ayam yang didapat di tingkat peternak hanya 20 sampai 30 persen saja dari kebutuhan normal.

Ketua Gada Bali Kadek Agus Seriyawan mengatakan, sulitnya anggota Gada mendapat ayam potong hidup sebenarnya sudah terjadi awal bulan Juni.

Saat itu, dia dan beberapa anggota Gada hanya mendapat pasokan ayam dari peternak mencapai 50 sampai 60 persen.

Selama berjalannya waktu, pasokan yang didapat terus berkurang hingga diperparah seminggu terakhir ini.

“Pasokan 20 sampai 30 persen, bagaimana kami jualan. Banyak pelanggan yang komplain,” ujar Agus Seriyawan.

Disinggung mengenai data terkait jumlah kebutuhan yang didapat, Agus mengaku tidak memiliki data pasti.

Namun yang dia alami, kebutuhan ayam untuk usahanya per hari membutuhkan 3 ton ayam untuk dikirim ke pelanggan.

Tapi, sejak seminggu terakhir, dia hanya mendapat pasokan 800 kilogram saja. “Misalnya kami biasa mengirim 3 ton, kemudian besok kami mengirim 500 kilogram uang yang didapat berapa.

Tiga ton itu diam,” bebernya. Informasi yang didapat dari peternak, kondisi kelangkaan ayam ini lantaran daily old chicken (DOC) yang masuk sedikit.

Sehingga dari jumlah tersebut, banyak peternak yang tidak mendapat pasokan DOC yang merembet pada berkurangnya hasil produksi ayam.

Padahal, informasi yang diterima Gada, Bali mengalami surplus DOC selama ini. “Katanya surplus, tapi fakta di lapangan kurang. Kalau kurang, seharusnya antisipasinya ditambah,” kata Agus.

Saat ini, harga daging ayam di pasar tradisional mencapai Rp 37 hingga 40 ribu per kilogram.

Dengan mogoknya sejumlah anggota Gada Bali untuk tidak menyalurkan ayam kepada peternak di wilayah Denpasar, Gianyar, Badung dan Tabanan (Sarbagita),

dipastikan pasokan daging ayam berkurang. “Yang kami pastikan, di wilayah Pasar Nusa Dua, akan langka,” jelasnya.

Pihaknya berharap kepada pemangku kebijakan agar serius dalam menangani permasalahan yang berulang terjadi ini.

“Kalau mau menentukan pasokan DOC, libatkan kami. Jadi ada bayangan,” papar Agus. “Mata pencaharian kami ya jualan ayam, kami makan karena jualan ayam, asal ada barang pasti kirim,” imbuhnya. 

DENPASAR – Kelangkaan ayam potong hidup kembali terjadi di Bali. Pasalnya, Gabungan Ayam (Gada) Bali kembali melakukan aksi libur, tidak mengirim ayam potong ke pemotong sejak kemarin (1/7).

Hal ini seperti mengulang kejadian serupa bulan April lalu. Bahkan, kondisi saat ini lebih parah ketimbang sebelumnya.

Di mana, pasokan ayam yang didapat di tingkat peternak hanya 20 sampai 30 persen saja dari kebutuhan normal.

Ketua Gada Bali Kadek Agus Seriyawan mengatakan, sulitnya anggota Gada mendapat ayam potong hidup sebenarnya sudah terjadi awal bulan Juni.

Saat itu, dia dan beberapa anggota Gada hanya mendapat pasokan ayam dari peternak mencapai 50 sampai 60 persen.

Selama berjalannya waktu, pasokan yang didapat terus berkurang hingga diperparah seminggu terakhir ini.

“Pasokan 20 sampai 30 persen, bagaimana kami jualan. Banyak pelanggan yang komplain,” ujar Agus Seriyawan.

Disinggung mengenai data terkait jumlah kebutuhan yang didapat, Agus mengaku tidak memiliki data pasti.

Namun yang dia alami, kebutuhan ayam untuk usahanya per hari membutuhkan 3 ton ayam untuk dikirim ke pelanggan.

Tapi, sejak seminggu terakhir, dia hanya mendapat pasokan 800 kilogram saja. “Misalnya kami biasa mengirim 3 ton, kemudian besok kami mengirim 500 kilogram uang yang didapat berapa.

Tiga ton itu diam,” bebernya. Informasi yang didapat dari peternak, kondisi kelangkaan ayam ini lantaran daily old chicken (DOC) yang masuk sedikit.

Sehingga dari jumlah tersebut, banyak peternak yang tidak mendapat pasokan DOC yang merembet pada berkurangnya hasil produksi ayam.

Padahal, informasi yang diterima Gada, Bali mengalami surplus DOC selama ini. “Katanya surplus, tapi fakta di lapangan kurang. Kalau kurang, seharusnya antisipasinya ditambah,” kata Agus.

Saat ini, harga daging ayam di pasar tradisional mencapai Rp 37 hingga 40 ribu per kilogram.

Dengan mogoknya sejumlah anggota Gada Bali untuk tidak menyalurkan ayam kepada peternak di wilayah Denpasar, Gianyar, Badung dan Tabanan (Sarbagita),

dipastikan pasokan daging ayam berkurang. “Yang kami pastikan, di wilayah Pasar Nusa Dua, akan langka,” jelasnya.

Pihaknya berharap kepada pemangku kebijakan agar serius dalam menangani permasalahan yang berulang terjadi ini.

“Kalau mau menentukan pasokan DOC, libatkan kami. Jadi ada bayangan,” papar Agus. “Mata pencaharian kami ya jualan ayam, kami makan karena jualan ayam, asal ada barang pasti kirim,” imbuhnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/