27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 7:25 AM WIB

Petani Daun Prei Baturiti Cemas Dampak Abu Vulkanik, Akhirnya…

TABANAN –Erupsi Gunung Agung pekan lalu mengancam ribuan hektare lahan bawang prei petani di Banjar Sesa, Candikuning, Baturiti, Tabanan.

Beruntungnya, meski panen kali ini tidak sebaik sebelumnya. harga jual daun bawang prei di tingkat konsumen masih stabil.

“Sekarang harga daun bawang prei masih stabil. Berkisar antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram,” ujar I Wayan Budi, petani daun bawang prei kemarin.

“Harga tergantung pasar dan kondisi pariwisata Bali. Kalau pariwisata lagi ramai, permintaan daun bawang diberbagai hotel dan restoran juga ikut ramai,” bebernya.

Namun, selepas erupsi Gunung Agung pekan lalu, dia mulai khawatir. Pasalnya, abu vulkanik yang dihasilkan dari erupsi mengancam pertumbuhan daun bawang prei.

Itu terlihat sehari setelah erupsi. Daun bawang prei miliknya mulai banyak yang menguning dan membusuk.

“Kami takut semua daun menguning dan membusuk,” bebernya. Lantaran itu, daun bawang semestinya baru panen dua hari ke depan, mulai dia panen sejak kemarin.

Hal ini dilakukan untuk menghindari tanaman rusak. “Tanaman ini tidak mengenal musim. Bisa ditanam sepanjang musim.

Jadi, kami bisa panen setiap hari. Setiap panen bisa dapat 100 sampai 200 kg daun bawang,” beber pemilik lahan daun prei 60 are ini.

“Kami berharap harga tidak ikut anjlok. Soalnya pada bulan Mei lalu harganya anjlok. Sekilo cuma Rp 4 ribu,” pungkasnya. 

TABANAN –Erupsi Gunung Agung pekan lalu mengancam ribuan hektare lahan bawang prei petani di Banjar Sesa, Candikuning, Baturiti, Tabanan.

Beruntungnya, meski panen kali ini tidak sebaik sebelumnya. harga jual daun bawang prei di tingkat konsumen masih stabil.

“Sekarang harga daun bawang prei masih stabil. Berkisar antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per kilogram,” ujar I Wayan Budi, petani daun bawang prei kemarin.

“Harga tergantung pasar dan kondisi pariwisata Bali. Kalau pariwisata lagi ramai, permintaan daun bawang diberbagai hotel dan restoran juga ikut ramai,” bebernya.

Namun, selepas erupsi Gunung Agung pekan lalu, dia mulai khawatir. Pasalnya, abu vulkanik yang dihasilkan dari erupsi mengancam pertumbuhan daun bawang prei.

Itu terlihat sehari setelah erupsi. Daun bawang prei miliknya mulai banyak yang menguning dan membusuk.

“Kami takut semua daun menguning dan membusuk,” bebernya. Lantaran itu, daun bawang semestinya baru panen dua hari ke depan, mulai dia panen sejak kemarin.

Hal ini dilakukan untuk menghindari tanaman rusak. “Tanaman ini tidak mengenal musim. Bisa ditanam sepanjang musim.

Jadi, kami bisa panen setiap hari. Setiap panen bisa dapat 100 sampai 200 kg daun bawang,” beber pemilik lahan daun prei 60 are ini.

“Kami berharap harga tidak ikut anjlok. Soalnya pada bulan Mei lalu harganya anjlok. Sekilo cuma Rp 4 ribu,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/