RadarBali.com – Transaksi elektronik money untuk pengguna Jalan Tol Bali Mandara resmi diberlakukan Minggu (1/10) kemarin.
Penerapan transaksi non tunai di Bali ini lebih awal ketimbang jalan tol lainnya di Indonesia. Meski transaksi non tunai resmi berjalan, Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) memastikan tidak akan ada penurunan jumlah pengguna tol di Bali.
“Secara nasional transaksi per hari jalan tol mencapai 5 juta. Mungkin hanya rasionya saja yang berubah, karena dari tunai ke non tunai. Jadi masyarakat perlu beradaptasi,” ujar Kepala Badan Pengaturan Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna saat peresmian elektronik tol (e-tol) kemarin.
Direktur PT Jasamarga Bali Tol (JBT) Tito Karim menyatakan, untuk tahap awal kemungkinan ada penurunan transaksi.
“Kami prediksi penurunan hanya 5 persen, karena perlu ada adaptasi,” kata Tito Karim.
Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Pungky P. Wibowo menambahkan, transaksi non tunai pada tol akan mempercepat pengguna jalan tol lalu lalang.
Penumpukan kendaraan pada gerbang tol tidak lagi terjadi. Selain itu menghemat ongkos ekonomi karena adanya percepatan transaksi.
“Ke depan aktivitas transportasi darat, laut, dan udara juga akan menggunakan non tunai,” kata Pungky. Untuk biaya top up, Pungky mengklaim sangat rendah.
Untuk on ass, top up untuk kartu milik bank penerbit biayanya antara Rp 0 rupiah sampai Rp 750 rupiah.
Sedangkan top up bank lain, atau kemitraan seperti super market dari yang tadinya Rp 2.500 kini dipatok maksimal hanya Rp 1.500.