26.3 C
Jakarta
9 Desember 2024, 19:34 PM WIB

Cegah Kerugian Jelang Galungan, Harga Babi Ditetapkan Rp 26 Ribu/Kg

TABANAN – Kematian ternak babi secara massal di sejumlah wilayah di Bali, khususnya Tabanan membuat peternak merugi.

Terlebih kematian babi-babi tersebut akibat suspect ASF terjadi jelang Hari Raya Galungan. Untuk menyiasati agar peternak

tidak merugi menjelang Galungan dan Kuningan, tabel harga babi di Kecamatan Kerambitan ditetapkan di harga Rp26 ribu per kg.

Penetapan harga yang digagas oleh anggota DPRD Tabanan, I Ketut Arsana Yasa dan disepakati oleh bendesa adat se-Kecamatan Kerambitan.

Penetapan harga itu juga disaksikan pihak dinas terkait, mengacu pada harga jual babi yang berlaku di sejumlah kabupaten/kota lainnya di Bali saat ini.

“Saat ini harga babi di antaranya di Badung, Jembrana berada dilevel Rp26 ribu per kg, sehingga harga tersebut kami tetapkan sebagai tabel harga babi untuk wilayah Kerambitan menjelang Galungan dan Kuningan,” tutur Arsana Yasa.

Menurut pria yang akrab disapai Ketut Sadam ini, penetapan tabel harga babi tersebut bertujuan untuk mencegah kesimpangsiuran di tengah mencuatnya kasus

kematian babi secara mendadak dan adanya kekhawatiran sejumlah masyarakat untuk mengonsumsi daging babi. Pasalnya, dampak dari kasus ini cenderung merugikan peternak babi.

Sebab imbuhnya, sejumlah peternak takut kalau babi mereka mati secara mendadak, sehingga banyak peternak memilih menjual babi yang akhirnya membuat

harga di pasaran menjadi turun, bahkan ironisnya ada peternak yang menjual babi di bawah Rp20 ribu per kg dalam kondisi sehat.

Di sisi lain jelas politisi asal Kerambitan ini, penetapan harga babi di tingkat peternak dengan harga Rp26 ribu per kg ini, dilihat dari biaya produksi yang ditanggung peternak, kisaran harga tersebut membuat peternak babi hanya untung tipis.

Sebab perhitungannya, kondisi normal harga babi harusnya berada di level Rp27 ribu hingga Rp28 ribu per kg.

“Jadi ini bisa dibilang adalah toleransi agar bisa memunculkan suasana pada Hari Raya Galungan dan Kuningan nanti dalam kondisi damai, bersahabat dan rahayu.

Sebab, peternak kecil yang hanya punya 1 sampai 3 ekor saja, kalau dengan jumlah tersebut sampai rugi, kan kasian juga,” ucapnya.

Dia menambahkan, penetapan tabel harga babi Galungan dan Kuningan inj juga dibarengi dengan sosialisasi pencegahan virus maupun penyakit pada babi oleh Dinas Pertanian Tabanan dengan cara makan babi guling bersama.

Harapannya, sosialisasi kepada bendesa adat se Kecamatan Kerambitan ini untuk memberi informasi yang benar terkait adanya kesimpang siuran penyebab kematian babi secara mendadak yang telah terjadi di sejumlah daerah.

“Dari sosialsiasi ini, kami ingin masyarakat agar tidak ragu lagi mengkonsumsi daging babi, khususnya jelang Galungan dan Kuningan nanti,” sambungnya.

Sementara itu, Bendesa Adat Tista, Kemcamatan Kerambitan I Made Kertia menyatakan, menyambut baik adanya penetapan harga babi tersebut.

Pihaknya langsung melakukan sosialisasi di Desa Adat Tista terkait penetapn harga ini. 

TABANAN – Kematian ternak babi secara massal di sejumlah wilayah di Bali, khususnya Tabanan membuat peternak merugi.

Terlebih kematian babi-babi tersebut akibat suspect ASF terjadi jelang Hari Raya Galungan. Untuk menyiasati agar peternak

tidak merugi menjelang Galungan dan Kuningan, tabel harga babi di Kecamatan Kerambitan ditetapkan di harga Rp26 ribu per kg.

Penetapan harga yang digagas oleh anggota DPRD Tabanan, I Ketut Arsana Yasa dan disepakati oleh bendesa adat se-Kecamatan Kerambitan.

Penetapan harga itu juga disaksikan pihak dinas terkait, mengacu pada harga jual babi yang berlaku di sejumlah kabupaten/kota lainnya di Bali saat ini.

“Saat ini harga babi di antaranya di Badung, Jembrana berada dilevel Rp26 ribu per kg, sehingga harga tersebut kami tetapkan sebagai tabel harga babi untuk wilayah Kerambitan menjelang Galungan dan Kuningan,” tutur Arsana Yasa.

Menurut pria yang akrab disapai Ketut Sadam ini, penetapan tabel harga babi tersebut bertujuan untuk mencegah kesimpangsiuran di tengah mencuatnya kasus

kematian babi secara mendadak dan adanya kekhawatiran sejumlah masyarakat untuk mengonsumsi daging babi. Pasalnya, dampak dari kasus ini cenderung merugikan peternak babi.

Sebab imbuhnya, sejumlah peternak takut kalau babi mereka mati secara mendadak, sehingga banyak peternak memilih menjual babi yang akhirnya membuat

harga di pasaran menjadi turun, bahkan ironisnya ada peternak yang menjual babi di bawah Rp20 ribu per kg dalam kondisi sehat.

Di sisi lain jelas politisi asal Kerambitan ini, penetapan harga babi di tingkat peternak dengan harga Rp26 ribu per kg ini, dilihat dari biaya produksi yang ditanggung peternak, kisaran harga tersebut membuat peternak babi hanya untung tipis.

Sebab perhitungannya, kondisi normal harga babi harusnya berada di level Rp27 ribu hingga Rp28 ribu per kg.

“Jadi ini bisa dibilang adalah toleransi agar bisa memunculkan suasana pada Hari Raya Galungan dan Kuningan nanti dalam kondisi damai, bersahabat dan rahayu.

Sebab, peternak kecil yang hanya punya 1 sampai 3 ekor saja, kalau dengan jumlah tersebut sampai rugi, kan kasian juga,” ucapnya.

Dia menambahkan, penetapan tabel harga babi Galungan dan Kuningan inj juga dibarengi dengan sosialisasi pencegahan virus maupun penyakit pada babi oleh Dinas Pertanian Tabanan dengan cara makan babi guling bersama.

Harapannya, sosialisasi kepada bendesa adat se Kecamatan Kerambitan ini untuk memberi informasi yang benar terkait adanya kesimpang siuran penyebab kematian babi secara mendadak yang telah terjadi di sejumlah daerah.

“Dari sosialsiasi ini, kami ingin masyarakat agar tidak ragu lagi mengkonsumsi daging babi, khususnya jelang Galungan dan Kuningan nanti,” sambungnya.

Sementara itu, Bendesa Adat Tista, Kemcamatan Kerambitan I Made Kertia menyatakan, menyambut baik adanya penetapan harga babi tersebut.

Pihaknya langsung melakukan sosialisasi di Desa Adat Tista terkait penetapn harga ini. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/