28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:07 AM WIB

Tak Terpengaruh Corona, Demand Buah Lokal Tinggi, Harga Anggur Anjlok

SERIRIT – Di tengah pandemi corona virus disease (Covid-19), buah-buahan cukup banyak dicari konsumen. Apalagi, buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi. 

Di bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini buah yang banyak dicari pembeli di pasar mulai buah semangka, pepaya, jeruk, rambutan dan jenis buah lainnya. 

“Memang kondisi ekonomi sulit saat ini. Namun, permintaan buah dari masyarakat selalu ada,” kata Kadek Fendi, agen buah yang mencari buah ke desa-desa.

Harga buah saat ini lumayan stabil. Sama sekali tidak terpengaruh dengan wabah Covid-19. Buah rambutan, misalnya.

Di tingkat petani menyentuh harga Rp 10 ribu per kilogram. Kemudian buah pepaya Rp 7 ribu per kilogram dan semangka bisa Rp 15 ribu per kilogram. 

Stabilnya harga buah saat ini karena beberapa faktor. Disamping pasokan buah yang tidak begitu banyak dari petani, juga karena dipengaruhi musim.

Faktor lain yang berpengaruh adalah minimnya stok buah dari luar Bali yang masuk ke Bali. “Sehingga buah lokal paling banyak diburu dan laris dipasaran,” ucapnya.

Diakui pria asal Desa Tegalinggah ini, untuk buah lokal asal Buleleng seperti biasa dikirim ke pasar buah Batukandik, Denpasar dan Pasar Badung.

Kalau buah rambutan setiap kali kirim bisa tebus 1,2 ton satu kali seminggu. Sedangkan pepaya 500 kilogram. 

Kendati harga buah rambutan, semangka, pepaya dan jeruk cukup menggembirakan dipasaran. Namun, harga buah anggur justru merosot tajam.

Bahkan buah anggur sulit dilakukan pengiriman keluar Bali. Setelah beberapa angen buah diluar Bali menyetop pengiriman buah anggur.

“Kami sejak pertengahan bulan Maret tidak kirim buah anggur ke Jakarta. Setelah Jakarta terjangkit pandemi covid-19,” aku Kadek Astini saat ditemui di kebun anggur miliknya.

Menurut Astini, normal harga buah anggur disaat bulan suci Ramadhan, karena banyak permintaan bisa mencapai Rp 15 ribu perkilogram.

Sekarang harga buah Rp 4-5 ribu perkilogram. Padahal, bulan ini buah anggur tidak begitu banyak berbuah.

Pasokan di petani untuk buah anggur sedikit, pasti akan berpengaruh terhadap harga. Sayangnya harga anggur turun drastis jauh dari yang diharapkan petani.

“Sebagai seorang petani holtikultura kami berharap kondisi pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Sehingga pengiriman buah keluar Bali bisa kembali normal,” pungkasnya. 

SERIRIT – Di tengah pandemi corona virus disease (Covid-19), buah-buahan cukup banyak dicari konsumen. Apalagi, buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin yang tinggi. 

Di bulan suci Ramadhan seperti sekarang ini buah yang banyak dicari pembeli di pasar mulai buah semangka, pepaya, jeruk, rambutan dan jenis buah lainnya. 

“Memang kondisi ekonomi sulit saat ini. Namun, permintaan buah dari masyarakat selalu ada,” kata Kadek Fendi, agen buah yang mencari buah ke desa-desa.

Harga buah saat ini lumayan stabil. Sama sekali tidak terpengaruh dengan wabah Covid-19. Buah rambutan, misalnya.

Di tingkat petani menyentuh harga Rp 10 ribu per kilogram. Kemudian buah pepaya Rp 7 ribu per kilogram dan semangka bisa Rp 15 ribu per kilogram. 

Stabilnya harga buah saat ini karena beberapa faktor. Disamping pasokan buah yang tidak begitu banyak dari petani, juga karena dipengaruhi musim.

Faktor lain yang berpengaruh adalah minimnya stok buah dari luar Bali yang masuk ke Bali. “Sehingga buah lokal paling banyak diburu dan laris dipasaran,” ucapnya.

Diakui pria asal Desa Tegalinggah ini, untuk buah lokal asal Buleleng seperti biasa dikirim ke pasar buah Batukandik, Denpasar dan Pasar Badung.

Kalau buah rambutan setiap kali kirim bisa tebus 1,2 ton satu kali seminggu. Sedangkan pepaya 500 kilogram. 

Kendati harga buah rambutan, semangka, pepaya dan jeruk cukup menggembirakan dipasaran. Namun, harga buah anggur justru merosot tajam.

Bahkan buah anggur sulit dilakukan pengiriman keluar Bali. Setelah beberapa angen buah diluar Bali menyetop pengiriman buah anggur.

“Kami sejak pertengahan bulan Maret tidak kirim buah anggur ke Jakarta. Setelah Jakarta terjangkit pandemi covid-19,” aku Kadek Astini saat ditemui di kebun anggur miliknya.

Menurut Astini, normal harga buah anggur disaat bulan suci Ramadhan, karena banyak permintaan bisa mencapai Rp 15 ribu perkilogram.

Sekarang harga buah Rp 4-5 ribu perkilogram. Padahal, bulan ini buah anggur tidak begitu banyak berbuah.

Pasokan di petani untuk buah anggur sedikit, pasti akan berpengaruh terhadap harga. Sayangnya harga anggur turun drastis jauh dari yang diharapkan petani.

“Sebagai seorang petani holtikultura kami berharap kondisi pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Sehingga pengiriman buah keluar Bali bisa kembali normal,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/