29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:09 AM WIB

Imbas Virus Corona, Ekspor Buah Naga Buleleng ke China Terhambat

SINGARAJA – Merebaknya virus Corona mengancam pengiriman buah naga hasil petani di Desa Bulian, Kubutambahan ke China.

Sebelumnya delegasi dari China sudah datang melakukan survey ke Buleleng untuk penjajakan dan memastikan buah naga yang ditanam petani Desa Bulian seluas 14 hektar berkualitas ekspor.

Kemudian siap dilakukan pengiriman dalam beberapa bulan ke depan.  Sekedar diketahui Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian Buleleng telah milih salah satu perkebunan buah naga yang diyakini memiliki kualitas ekspor.

 Yakni perkebunan buah naga milik I Wayan Kantra. Perkebunan dengan luas lahan 14 hektar tersebut terletak di Desa Bulian, Kubutambahan.

Disamping itu juga untuk memastikan kualitas buah naga di kebun milik Kantra. Sejumlah importer dari China datang bersama Balai Karantina Pertanian Provinsi Bali, Sabtu (18/1) lalu.

Dalam kunjungan lapangan tersebut, tim melakukan analisis dengan mengambil sempel buah dan sempel hama yang ada di pohon buah naga milik I Wayan Kantra.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengakui beberapa waktu lalu tim dari China yang datang merupakan tim dari balai karantina di negara itu untuk melakukan survey dan penjajakan ke Buleleng.

Melihat progres buah naga hasil petani di Desa Bulian, Kubutambahan, tim karantina itu memastikan kualitas melalui kajian dan survey apakah layak diekspor ke China atau tidak.

“Nah, setelah itu oke baru akan ada investor yang akan memastikan kerja sama ekspor buah naga dari Buleleng ke China,” ucap Sumiarta.

Menurut Sumiartha, kehadiran delegasi dari China ke Buleleng belum sampai pada tahap MoU. Namun kabarnya potensi untuk dilakukan

ekspor cukup terbuka mengingat buah naga yang dihasilkan petani Buleleng memiliki kualitas bagi pangsa pasar ekspor.

Tapi, kelanjutan kabar apakah akan diekspor atau tidak hingga kini belum ada infromasi setelah merebak virus corona.

“Agar hasil petani buah naga tidak mubazir, hasilnya akan difokuskan memenuhi pasar lokal sementara. Kendati saat ini ada banjir buah dari luar Buleleng, tetapi buah hasil petani itu masih bisa diserap pasar lokal,” imbuhnya.

Lanjutnya, Sumiarta berharap Pasar Banyuasri Singaraja yang tengah dibangun ulang diharapkan bisa menampung produk pertanian lokal dan terserap pasar.

“Produk pertanian organik atau local bisa kita tampung dan pasarkan melalui pasar tersebut,” pungkasnya. 

SINGARAJA – Merebaknya virus Corona mengancam pengiriman buah naga hasil petani di Desa Bulian, Kubutambahan ke China.

Sebelumnya delegasi dari China sudah datang melakukan survey ke Buleleng untuk penjajakan dan memastikan buah naga yang ditanam petani Desa Bulian seluas 14 hektar berkualitas ekspor.

Kemudian siap dilakukan pengiriman dalam beberapa bulan ke depan.  Sekedar diketahui Pemkab Buleleng melalui Dinas Pertanian Buleleng telah milih salah satu perkebunan buah naga yang diyakini memiliki kualitas ekspor.

 Yakni perkebunan buah naga milik I Wayan Kantra. Perkebunan dengan luas lahan 14 hektar tersebut terletak di Desa Bulian, Kubutambahan.

Disamping itu juga untuk memastikan kualitas buah naga di kebun milik Kantra. Sejumlah importer dari China datang bersama Balai Karantina Pertanian Provinsi Bali, Sabtu (18/1) lalu.

Dalam kunjungan lapangan tersebut, tim melakukan analisis dengan mengambil sempel buah dan sempel hama yang ada di pohon buah naga milik I Wayan Kantra.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta mengakui beberapa waktu lalu tim dari China yang datang merupakan tim dari balai karantina di negara itu untuk melakukan survey dan penjajakan ke Buleleng.

Melihat progres buah naga hasil petani di Desa Bulian, Kubutambahan, tim karantina itu memastikan kualitas melalui kajian dan survey apakah layak diekspor ke China atau tidak.

“Nah, setelah itu oke baru akan ada investor yang akan memastikan kerja sama ekspor buah naga dari Buleleng ke China,” ucap Sumiarta.

Menurut Sumiartha, kehadiran delegasi dari China ke Buleleng belum sampai pada tahap MoU. Namun kabarnya potensi untuk dilakukan

ekspor cukup terbuka mengingat buah naga yang dihasilkan petani Buleleng memiliki kualitas bagi pangsa pasar ekspor.

Tapi, kelanjutan kabar apakah akan diekspor atau tidak hingga kini belum ada infromasi setelah merebak virus corona.

“Agar hasil petani buah naga tidak mubazir, hasilnya akan difokuskan memenuhi pasar lokal sementara. Kendati saat ini ada banjir buah dari luar Buleleng, tetapi buah hasil petani itu masih bisa diserap pasar lokal,” imbuhnya.

Lanjutnya, Sumiarta berharap Pasar Banyuasri Singaraja yang tengah dibangun ulang diharapkan bisa menampung produk pertanian lokal dan terserap pasar.

“Produk pertanian organik atau local bisa kita tampung dan pasarkan melalui pasar tersebut,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/