DENPASAR – Beberapa minggu lalu, saya mengikuti forum seminar. Salah satu materi yang menarik bagi saya adalah, memperkukuh peran lembaga bank/ non-bank dalam persaingan di era ekonomi digital.
Sebab, tergambar potensi besar berkembang. Sekaligus, hadir ancaman besar bagi lembaga keuangan bank/non-bank di era ekonomi digital.
Memang, era ekonomi digital mempercepat hadirnya pendatang baru, dalam setiap sektor bisnis. Tak butuh waktu lama, bagi pendatang baru tersebut, mengubah peta kompetisi.
Ujung-ujungnya, mengancam berlangsungnya bisnis incumbent. Mengapa hal ini terjadi? Menurut Prof. Rhenald Kasali, para pendatang baru ini, orang yang berhasil menangkap sinyal-sinyal perubahan, yang berpotensi terjadi di masa depan.
Kemudian, mewujudkannya dalam suatu bentuk bisnis model baru. Menurut Prof. Rhenald Kasali, para pendatang baru sangat mengandalkan sentuhan teknologi dalam mengembangkan bisnis modelnya.
Sebagai pemain lama (incumbent), tentunya kita tidak mau bisnis kita meredup, dan berujung ditutup. Makanya, kita perlu peka akan perubahan-perubahan yang terjadi di era ekonomi digital ini.
Perubahan-perubahan ini, dapat dilihat sebagai potensi baru bagi bisnis atau justru ancaman besar. Bagaimana perubahan dapat dilihat, tergantung seberapa jauh pemahaman kita akan perubahan yang terjadi.
Menurut Tonny Robbins, ada tujuh perubahan, dapat memengaruhi bisnis kita. Yaitu;
Change in Technology
Era ekonomi digital memaksa Kita menjadi pebisnis efektif dan cepat. Sehingga, diperlukan peran teknologi, yang membuat setiap proses ujungnya akan berlangsung secara digital. Teknologi akan membawa usaha Kita menuju level baru.
Change in Competition
Era ekonomi digital, mengubah pandangan Kita, akan siapa saja competitor kita. Saat inicompetitor Kita tidak hanya berasal dari ekosistem sama.
Namun, berasal dari ekosistem lain. Contohnya; dalam bisnis BPR, lahirnya perusahaan fintech (P2P Company), dalam jangka panjang, potensi menjadi ancaman serius.
Change in Culture
Era ekonomi digital mengubah budaya orang, dalam membeli produk. Konsumen lebih mementingkan pengalaman baru membeli suatu produk, dibandingkan bagaimana kualitas produk yang dibeli.
Contohnya, tingkat konsumen belanja online, melalui berbagaiplatform digital, terus meningkat setiap tahunnya.
Change in Economy
Era ekonomi digital secara perlahan mengubah pola kegiatan ekonomi suatu negara. Sebuah negara yang akan menikmati manfaat positif di era ini, adalah negara yang cepat beradaptasi.
Khususnya, dengan menyesuaikan aturan-aturan hukum, terkait kegiatan ekonomi/investasi sesuai perkembangan.
Change in Customers Lives
Era ekonomi digital bersamaan dengan eranya generasi milenial. Generasi inilah, konsumen Kita saat ini, dan di masa depan. Mereka memiliki cara berbeda melihat, membeli, dan menghakimi sebuah produk.
Change in Employees Lives
Era ekonomi digital mewajibkan Kita memiliki pegawai yang menjadi bagian tim perusahaan, memiliki kualifikasi terbaik di bidangnya.
Namun, tantangannya, adalah mengelola pegawai ini yang notabene generasi milenial. Intinya, Kita harus memiliki pemahaman komprehensif akan generasi milenial, jika ingin memaksimalkan kompetensi mereka.
Change in Your Life Stage
Sebagai business owner atau pemimpin perusahaan, Kita wajib tahu posisi kita dalam siklus hidup bisnis. Apakah, dalam posisi baru lahir dan mulai bertumbuh?
Apakah, menuju tingkat dewasa/optimum atau justru menuju tua dan mati? Pemahaman mendalam akan perubahan-perubahan tersebut,
akan memberi pandangan baru untuk mengantisipasi potensi krisis yang terjadi, menentukan tujuan baru, dan langkah yang harus diambil untuk menuju sukses.
Selamat belajar memahami perubahan dalam bisnis Anda. Salam Perjuangan!. (rba)