33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:14 PM WIB

Harga Ikan Anjlok, Nelayan Jembrana Tagih Janji Menteri Susi

NEGARA – Harga ikan di saat hasil tangkapan nelayan Jembrana melimpah, dinilai terlampau rendah.

Karena nelayan yang tergabung dalam himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana mendesak

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merealisasikan janjinya saat berkunjung ke Jembrana beberapa waktu lalu.

Hasil tangkapan ikan nelayan Jembrana yang masuk tempat pelelangan ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, sejak tiga dua bulan terakhir meningkat sangat drastis.

Pada bulan September lalu, total ikan yang masuk TPI sebanyak 1.280.654 kilogram dengan nilai Rp 11. 230.757.200.

Sebulan kemudian, bulan Oktober produksi naik dua kali lipat menjadi 2.102.722 kilogram, namun nilai harganya hanya Rp 10.062.249.400.

Harga ikan di Jembrana hanya berkisar Rp 5 ribu, bahkan ikan dengan kualitas rendah untuk tepung hanya Rp 3 ribu setiap kilogramnya.

“Memang sesuai dengan mekanisme pasar, ketika melimpah harganya anjlok,” kata ketua HNSI Jembrana I Made Widanayasa kemarin (4/11).

Namun demikian, menurutnya, untuk harga ikan ini harus ada campur tangan pemerintah, tidak harus mengikuti mekanisme pasar.

Karena itu, Sabtu (3/11) sore lalu, HNSI Jembrana menggelar rapat khusus membahas masalah harga ikan ini, dengan rekomendasi meminta pemerintah membantu nelayan agar menstabilkan harga ikan.

“Sudah kami sampaikan pada HNSI provinsi agar segera disampaikan ke pusat mengenai masalah yang dihadapi nelayan Jembrana,” terangnya.

Harga ikan yang cukup rendah, pada jenis tongkol dan layang. Sedangkan lemuru sebagai jenis ikan yang paling diburu nelayan untuk di jual ke pabrik masih minim.

Jika hasil tangkapan lemuru banyak, kemungkinan harga tidak terlalu rendah. Karena ketika operasi, ikan sepi sehingga harga labil. “Sementara pabrik menyerap ikan sedikit,” ujarnya.

HNSI Jembrana juga meminta badan usaha milik negara (BUMN) seperti Perindo bisa membantu membeli ikan hasil tangkapan nelayan Jembrana.

Karena dari segi infrastruktur, sudah ada di antaranya cold storage yang baru dibangun di areal PPN Pengambengan tetapi sampai saat ini belum dioperasikan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Rabu 10 Oktober lalu,

berjanji akan membantu nelayan agar harga ikan tidak terlalu murah. Semestinya harga diatas Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.

Salah satu solusinya, menurut Susi akan memikirkan sistem pelelangan lebih baik dan mengundang lebih banyak pembeli.

Atau membuat koperasi yang dikelola bersama nelayan untuk menjadi seperti bulog yang fungsinya menjaga batas harga bawah.

Selain itu, bisa juga kerjasama dengan pemerintah daerah membuat BUMD, jika tidak terbeli maka BUMN yang membeli. 

NEGARA – Harga ikan di saat hasil tangkapan nelayan Jembrana melimpah, dinilai terlampau rendah.

Karena nelayan yang tergabung dalam himpunan nelayan seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana mendesak

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merealisasikan janjinya saat berkunjung ke Jembrana beberapa waktu lalu.

Hasil tangkapan ikan nelayan Jembrana yang masuk tempat pelelangan ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, sejak tiga dua bulan terakhir meningkat sangat drastis.

Pada bulan September lalu, total ikan yang masuk TPI sebanyak 1.280.654 kilogram dengan nilai Rp 11. 230.757.200.

Sebulan kemudian, bulan Oktober produksi naik dua kali lipat menjadi 2.102.722 kilogram, namun nilai harganya hanya Rp 10.062.249.400.

Harga ikan di Jembrana hanya berkisar Rp 5 ribu, bahkan ikan dengan kualitas rendah untuk tepung hanya Rp 3 ribu setiap kilogramnya.

“Memang sesuai dengan mekanisme pasar, ketika melimpah harganya anjlok,” kata ketua HNSI Jembrana I Made Widanayasa kemarin (4/11).

Namun demikian, menurutnya, untuk harga ikan ini harus ada campur tangan pemerintah, tidak harus mengikuti mekanisme pasar.

Karena itu, Sabtu (3/11) sore lalu, HNSI Jembrana menggelar rapat khusus membahas masalah harga ikan ini, dengan rekomendasi meminta pemerintah membantu nelayan agar menstabilkan harga ikan.

“Sudah kami sampaikan pada HNSI provinsi agar segera disampaikan ke pusat mengenai masalah yang dihadapi nelayan Jembrana,” terangnya.

Harga ikan yang cukup rendah, pada jenis tongkol dan layang. Sedangkan lemuru sebagai jenis ikan yang paling diburu nelayan untuk di jual ke pabrik masih minim.

Jika hasil tangkapan lemuru banyak, kemungkinan harga tidak terlalu rendah. Karena ketika operasi, ikan sepi sehingga harga labil. “Sementara pabrik menyerap ikan sedikit,” ujarnya.

HNSI Jembrana juga meminta badan usaha milik negara (BUMN) seperti Perindo bisa membantu membeli ikan hasil tangkapan nelayan Jembrana.

Karena dari segi infrastruktur, sudah ada di antaranya cold storage yang baru dibangun di areal PPN Pengambengan tetapi sampai saat ini belum dioperasikan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan Rabu 10 Oktober lalu,

berjanji akan membantu nelayan agar harga ikan tidak terlalu murah. Semestinya harga diatas Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.

Salah satu solusinya, menurut Susi akan memikirkan sistem pelelangan lebih baik dan mengundang lebih banyak pembeli.

Atau membuat koperasi yang dikelola bersama nelayan untuk menjadi seperti bulog yang fungsinya menjaga batas harga bawah.

Selain itu, bisa juga kerjasama dengan pemerintah daerah membuat BUMD, jika tidak terbeli maka BUMN yang membeli. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/