MUSI – Budi daya komoditas anggur laut kini mulai dilirik. Komoditas yang lebih dikenal dengan sebutan bulung mice itu mulai digeluti karena nilainya yang sangat menjanjikan.
Meski belum menembus pasar ekspor, warga yang melakukan aktivitas budi daya sudah kewalahan memenuhi permintaan pasar.
Salah satu budi daya anggur laut dapat ditemui di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak. Kadek Lila Antara, adalah salah satu generasi awal yang melakukan budidaya anggur laut.
Ia mulai melakukan budidaya sejak tahun 2012 lalu, dan kini sudah mulai merasakan imbalan dari proses budidaya itu.
Kerja kerasnya selama lima tahun terakhir pun terbayar. Kini komoditas yang ia kembangkan sudah banyak dipesan di pasar lokal.
Baik itu Pulau Bali, Jawa, maupun Kalimantan. Sebagian besar hasil budidaya justru dipesan di lokal Bali. Ia bahkan kesulitan memenuhi permintaan yang terlampau tinggi.
Meski anggur laut dijual dengan harga Rp 550 ribu per kilogram, permintaan masih tetap tinggi.
“Sebenarnya anggur laut ini kan dikenal juga resep rahasia orang Okinawa biar awet muda. Hampir semua zat yang dibutuhkan manusia, tersedia di anggur laut ini. Mungkin karena hal itu banyak dicari,” katanya.
Rencananya komoditas ini juga akan dikembangkan untuk pasar ekspor. Sebab permintaan dari Jepang untuk komoditas ini juga cukup tinggi.
Maklum saja, di Jepang anggur laut hanya tumbuh pada musim panas. Sementara di Indonesia, anggur bisa tumbuh sepanjang musim.