25.9 C
Jakarta
25 April 2024, 3:38 AM WIB

Bangkai Anjing Rabies Dijadikan RW, Ini Peluang Tertular Versi Dinkes

SINGARAJA – Dinas Pertanian Buleleng mengimbau masyarakat tak mengonsumsi daging anjing yang diolah menjadi masakan rintek wuuk alias RW.

Apalagi kini mencuat fakta bahwa bangkai anjing terduga rabies, sempat dijual ke pedagang RW di Kota Singaraja.

Saat ini memang ada lima pedagang RW di Kabupaten Buleleng. Petugas dari Dinas Pertanian Buleleng mengklaim sudah mengetahui di mana bangkai itu diolah menjadi masakan.

Hanya saja petugas masih kesulitan menelusuri siapa saja yang telah mengonsumsi masakan tersebut.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian Buleleng, drh. I Wayan Susila menegaskan pihaknya tak pernah menganjurkan masyarakat mengonsumi daging anjing.

Sebab anjing bukan komoditas ternak. Selain itu anjing juga bukan produk pangan. Menyusul dijualnya bangkai anjing terduga rabies ke pedagang RW, Susila pun hanya bisa menarik nafas panjang.

“Ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Kami harap masyarakat bisa paham tidak mengonsumsi anjing. Kami sudah berkali-kali sosialisasi, memberi pemahaman bahwa anjing itu bukan produk pangan,” katanya.

Apakah warga yang mengonsumsi anjing rabies bisa tertular? Susila menyebut peluangnya sangat kecil. Secara teknis, peluang virus rabies menular lewat makanan sangat kecil.

Apabila daging anjing dimasak dengan baik, kemudian dipanaskan hingga 70 derajat, maka virusnya akan mati. Namun masih ada peluang bila daging dimasak setengah matang.

Justru orang yang paling rentan tertular, adalah orang yang mengolah daging anjing itu. Penyebabnya, virus rabies pada anjing terkonsentrasi pada liur maupun otak.

“Kalau yang mengolah ini punya luka terbuka, virus itu bisa masuk lewat luka itu kemudian menyebar ke jaringan syaraf. Potensi itu ada, tapi kecil,” jelasnya.

 

SINGARAJA – Dinas Pertanian Buleleng mengimbau masyarakat tak mengonsumsi daging anjing yang diolah menjadi masakan rintek wuuk alias RW.

Apalagi kini mencuat fakta bahwa bangkai anjing terduga rabies, sempat dijual ke pedagang RW di Kota Singaraja.

Saat ini memang ada lima pedagang RW di Kabupaten Buleleng. Petugas dari Dinas Pertanian Buleleng mengklaim sudah mengetahui di mana bangkai itu diolah menjadi masakan.

Hanya saja petugas masih kesulitan menelusuri siapa saja yang telah mengonsumsi masakan tersebut.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian Buleleng, drh. I Wayan Susila menegaskan pihaknya tak pernah menganjurkan masyarakat mengonsumi daging anjing.

Sebab anjing bukan komoditas ternak. Selain itu anjing juga bukan produk pangan. Menyusul dijualnya bangkai anjing terduga rabies ke pedagang RW, Susila pun hanya bisa menarik nafas panjang.

“Ini menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Kami harap masyarakat bisa paham tidak mengonsumsi anjing. Kami sudah berkali-kali sosialisasi, memberi pemahaman bahwa anjing itu bukan produk pangan,” katanya.

Apakah warga yang mengonsumsi anjing rabies bisa tertular? Susila menyebut peluangnya sangat kecil. Secara teknis, peluang virus rabies menular lewat makanan sangat kecil.

Apabila daging anjing dimasak dengan baik, kemudian dipanaskan hingga 70 derajat, maka virusnya akan mati. Namun masih ada peluang bila daging dimasak setengah matang.

Justru orang yang paling rentan tertular, adalah orang yang mengolah daging anjing itu. Penyebabnya, virus rabies pada anjing terkonsentrasi pada liur maupun otak.

“Kalau yang mengolah ini punya luka terbuka, virus itu bisa masuk lewat luka itu kemudian menyebar ke jaringan syaraf. Potensi itu ada, tapi kecil,” jelasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/