DENPASAR – Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Dewa Nyoman Patra menjelaskan, kondisi koperasi di Bali sejauh ini cenderung bagus dan konsisten.
Dari total sebanyak 4.989 koperasi di Bali, hanya 10 persen yang dinyatakan tidak aktif. Dan jumlah ini lebih kecil dibanding dengan nasional.
Secara nasional, koperasi yang tidak aktif mencapai 40 persen. “Koperasi di Bali 80 persen telah melaksanakan RAT, karena RAT ini menjadi evaluasi dan tolak ukur kinerja koperasi ini lebih baik lagi dari segi pengelolaan,” jelas Patra.
Hingga saat ini, jumlah total anggota koperasi di Bali mencapai 1,7 juta atau 25 persen dari penduduk Bali yang mencapai 4,2 juta jiwa.
Disinggung mengenai pembiayaan, ada dua jalur yang ditempuh. Mulai dari penyaluran lewat KUR untuk koperasi dan UKM dan juga melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dengan minimal pinjaman mencapai Rp 200 juta.
Hingga Oktober 2017, penyaluran dana untuk UKM dan Koperasi mencapai RP 278,847 miliar. “Untuk UKM sendiri khususnya bagi wirausaha yang baru merintis kami arahkan
untuk merambah digital. Makanya kami kerap kali adakan pelatihan atau pembinaan untuk menyasar digitalisasi agar tidak tergilas,” pungkasnya